KU MEMILIH
Ini adalah ceritaku, aku tak tau harus kepada
siapa aku berkeluh kesah. Mungkin dulu waktu masih kuliah aku masih bisa
cur-cor sana-sini, tetapi sekarang dibilang aku sendiri tapi tidak sendiri.
Dibilang aku sedih dan terpuruk kk sepertinya aku jatuh banget. Aku bahagia
disini dengan orang yang menyayangiku dan aku juga sangat sayang banget
padanya. Inilah kehidupan dimana aku harus belajar merangkak dan juga berdiri,
memulai semuanya dari nol. Dan aku merasakan betapa kerasnya kehidupan di dunia
masyarakat.....!!!!
Disini
aku tidak mengeluh karena aku bukan satu-satunya orang yang merasa miskin saat
ini. Tapi manusia tidak akan tahu apa yang akan terjadi padaku dan suamiku 1
tahun mendatang, 5 tahun, atau 10 tahun yang akan datang, mungkin saja aku akan
menjadi milyuner. (Amin ya robbal alamin).
Mengingat
sebentar sebelum aku mengenal phie ku (panggilan kesayangan buat suamiku). Aku
adalah tipe orang perencana, semua hal sudah aku rencanakan bertahun-tahun dan
semuanya Alhamdulilah selalu diberikan yang terbaik oleh Allah, dan aku selalu
mendapatkan apa yang akan aku cita-citakan. Aku dulu memiliki keinginan bahwa
setelah menikah aku harus cari kerjaan dengan penghasilan tinggi, agar bisa
menyekolahkan adikku, memiliki tabungan, dan mapan ketika sudah bertemu dengan
jodohku. Jadi ketika aku bertemu dengan calon mertuaku aku tidak hanya
bermodalkan ijazah S1 yang ku peroleh selama 4 tahun.
Kini
semuanya berbanding terbalik, aku menikah di usiaku baru 23, bukan merupakan
rencanaku dulu. Aku ingin menikah di usia 25 tahun. Semuanya mungkin rencana
Allah, mungkin Dia memiliki rencana yang lebih baik dari ini, AMIN YA ROBBAL
ALAMIN. Kini aku hanyalah seorang ibu rumah tangga yang hanya menunggu
penghasilan suami. Perlu diketahui gaji karyawan di Indonesia ya begitu-begitu
saja tidak ada yang lebih, tapi aku mendapatkan kesayangan lebih dari suamiku.
Karena kasih sayangnya yang begitu lebih aku tak kuasa untuk mengeluh dan
mengungkapkan keinginanku, kalau aku tidak mau jadi seorang istri yang hanya menunggu
uluran gaji dari suamiku. Aku ingin mehasilkan uang sendiri. Alhamdulilah pada
bulan februari 2013 beberapa hari mendekati kelahiranku yang ke 23 aku
mendapatkan tawaran untuk ngelesi mata pelajaran fisika. Meski uang yang aku
hasilkan tidak seberapa, semga bisa membantu.
Suamiku
selalu mendorongku untuk maju dan terus bersabar dalam ucapannya dalam santai,
dia selalu bilang “Sabar dulu ya.....kita mungkin akan hidup miskin dulu sampai
9-12 bulan kedepan, kita tidak tahu apa yang terjadi pada bulan-bulan besok dan
setelahnya. Yakinlah bahwa anak kita tidak akan susah atau kelaparan, lihatlah
dirimu anak dari seorang anak kuli yang tidak lulu SD bisa lulus S1 dari
Universitas Negeri, sedangkan kita dari pasangan yang mendapatkan gelar S1
pasti anak kita lebih baik dari kita”. AMIN. Kata-kata inilah yang membuatku
menurunkan dan menaikkan emosiku dan memberiku keyakinan bahwa “I CAN DO IT”
Ini
adalah pilihanku dan yakin bahwa ini adalah pilihan terbaikku dan tidak
melupakan apa yang sudah aku cita-citakan untuk memiliki bisnis sendiri dan
menempuh S2 Pindidikan Fisika untuk bekal tuaku nanti. Dalam sujudku selalu ku
meminta pada-Nya untuk diberikan kesabaran yang amat sabar. Dan satu
Hal aku
tidak pernah menyerah untuk mencari pekerjaan yang direstua suamiku, agar aku
bisa mendapatkan modal untuk membangun usaha sendiri.AMIN.
Dari
pernikahan mudaku ini aku semakin dewasa menyingkapi semua hal dan aku sudah
bisa mengontrol emosiku serta lebih mengerti apa arti hidup saling menerima dan
memberi.
Aku
menulis kesahku disini berharap ketika aku membacanya di lain waktu aku akan
mengingat apa yang sudah kupilih dengan tidak menyesalinya dan semoga disaat
aku membaca lagi ceritaku lebih bahagia dari ini. AMIN
Bagi
kalian yang sudah menentukan apa yang menjadi pilihan kalian, janganlah kalian
menyesali ketika pilihan itu tak sebaik dan semulus dengan perkiraan kalian,
Ambillah sisi positifnya dan yakinlah bahwa Hal baik akan terbit. Amin
Komentar
Posting Komentar