PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI NILAI KEBAJIKAN

SEBAGAI PEMIMPIN

 

3.1.j.1. Blog Rangkuman Koneksi Antar Materi - Modul 3.1

Oleh : Ngesti Utami, S.Si
CGP A 11

SMP HATI Bilingual Boarding School

Kabupaten Probolinggo

 

 

·       Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Jawaban:

Filosofi Pratap Triloka yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara memiliki kaitan yang sangat erat dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin. Pratap Triloka sendiri terdiri dari tiga semboyan, yaitu:

  • Ing ngarso sung tuladha: Di depan menjadi contoh. Semboyan ini mengajarkan bahwa seorang pemimpin harus mampu memberikan contoh yang baik bagi yang dipimpinnya. Dalam konteks pengambilan keputusan, pemimpin harus menjadi contoh dalam membuat pilihan yang bijak, berani, dan bertanggung jawab. Keputusan yang diambil oleh pemimpin akan menjadi acuan bagi yang lain, sehingga pemimpin harus memastikan bahwa keputusan tersebut benar-benar baik dan tepat.
  • Ing madya mangun karsa: Di tengah membangun semangat. Semboyan ini menekankan pentingnya seorang pemimpin untuk memotivasi dan memberikan semangat kepada anggota timnya. Dalam pengambilan keputusan, pemimpin harus mampu melibatkan anggota tim dalam proses pengambilan keputusan. Dengan melibatkan mereka, pemimpin tidak hanya mendapatkan masukan yang berharga, tetapi juga membangun rasa memiliki dan tanggung jawab bersama terhadap keputusan yang diambil.
  • Tut wuri handayani: Di belakang memberi dorongan. Semboyan ini mengajarkan bahwa seorang pemimpin harus mampu memberikan dukungan kepada anggota timnya. Setelah keputusan diambil, pemimpin harus memberikan dukungan penuh kepada tim untuk melaksanakan keputusan tersebut. Pemimpin juga harus siap memberikan bantuan dan bimbingan jika tim mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya.

Kaitan Pratap Triloka dengan Pengambilan Keputusan:

  • Pemimpin sebagai teladan adalah pemimpin yang selalu menjadi contoh dalam segala hal, termasuk dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil harus mencerminkan nilai-nilai yang diyakini oleh pemimpin.
  • Pemimpin sebagai motivator seorang pemimpin harus mampu memotivasi anggota timnya untuk bekerja sama dan mencapai tujuan bersama. Dalam pengambilan keputusan, pemimpin harus mampu melibatkan anggota tim dan memberikan penjelasan yang jelas tentang alasan di balik setiap keputusan yang diambil.
  • Pemimpin sebagai pendukung harus selalu siap memberikan dukungan kepada anggota timnya. Setelah keputusan diambil, pemimpin harus memastikan bahwa semua anggota tim memiliki pemahaman yang sama dan berkomitmen untuk melaksanakan keputusan tersebut.

·       Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Jawaban:

Pengaruh Nilai-Nilai Pribadi terhadap Pengambilan Keputusan

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, baik yang didapat dari keluarga, lingkungan, maupun pengalaman hidup, memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap prinsip-prinsip yang kita gunakan dalam pengambilan keputusan. Nilai-nilai ini ibarat kompas moral yang memandu kita dalam memilih tindakan yang dianggap benar dan sesuai dengan keyakinan kita. 

        Berikut beberapa cara nilai-nilai pribadi memengaruhi pengambilan keputusan dengan nilai menjadi filter/ kriteria evaluasi dalam menimbang pilihan, sehingga bisa memilih yang paling sesuai yang kita yakini, nilai pribadi juga dapat menentukan apa yang paling prioritas dalam hidup kita. Dengan nilai pribadi juga menjadi sumber motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan sehingga kita bisa mengambil keputusan sesai dengan nilai – nilai dari sudut pandang kita.

 

·       Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Jawaban:

Kaitan Pengambilan Keputusan dengan Proses Coaching

Pengambilan keputusan merupakan bagian integral dari proses pembelajaran. Kegiatan coaching atau bimbingan yang diberikan oleh pendamping atau fasilitator memainkan peran yang sangat penting dalam membantu individu mengevaluasi keputusan yang telah diambil. Berikut adalah beberapa kaitan antara materi pengambilan keputusan dengan kegiatan coaching:

  • Coaching memberikan ruang bagi individu untuk merefleksikan keputusan yang telah diambil. Dengan bimbingan dari coach, individu dapat menggali lebih dalam mengenai alasan di balik keputusan tersebut, serta dampaknya terhadap diri sendiri dan orang lain.
  • Coach membantu individu mengevaluasi apakah keputusan yang diambil sudah efektif atau belum. Melalui serangkaian pertanyaan dan diskusi, individu dapat mengidentifikasi aspek-aspek yang berjalan dengan baik dan aspek yang perlu diperbaiki.
  • Coach dapat membantu mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan tersebut dan mencari jawaban yang relevan.
  • Proses coaching mendorong individu untuk terus belajar dan mengembangkan kemampuan pengambilan keputusan. Dengan mendapatkan umpan balik dan masukan dari coach, individu dapat memperbaiki kesalahan dan mengambil keputusan yang lebih baik di masa depan.

Pengambilan keputusan dengan coaching sangat efektif karena Coaching memiliki manfaat dalam Pengujian Pengambilan Keputusan diantaranya:

  • Melalui coaching, individu dapat belajar dari pengalaman dan memperbaiki kualitas keputusan yang diambil di masa mendatang.
  • Proses coaching membantu individu merasa lebih percaya diri dalam mengambil keputusan, karena mereka memiliki pemahaman yang lebih baik tentang proses pengambilan keputusan dan memiliki dukungan dari coach.
  • Coaching mendorong individu untuk berpikir kritis dan menganalisis berbagai alternatif sebelum mengambil keputusan.
  • Melalui diskusi dengan coach, individu dapat meningkatkan keterampilan komunikasi mereka dalam menjelaskan alasan di balik keputusan yang diambil.

 

  • Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

 

Jawaban:

Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap pengambilan keputusan, terutama dalam menghadapi dilema etika. Karena guru yang memiliki kesadaran akan aspek sosial emosionalnya lebih mampu memahami situasi yang kompleks dan nuansa emosi yang terlibat dalam suatu dilema etika. Mereka dapat menempatkan diri pada posisi orang lain dan mempertimbangkan berbagai perspektif. Dengan pemahaman yang mendalam, guru akan lebih mampu mengambil keputusan yang empati. Mereka akan mempertimbangkan dampak keputusan terhadap semua pihak yang terlibat, bukan hanya keuntungan pribadi. Guru yang memiliki kesadaran diri lebih cenderung untuk tidak mengambil keputusan secara impulsif. Mereka akan meluangkan waktu untuk berpikir secara rasional dan mempertimbangkan berbagai alternatif sebelum mengambil keputusan. Kemampuan mengelola emosi sendiri akan membantu guru berkomunikasi dengan lebih efektif saat menghadapi situasi yang sulit. Mereka dapat menyampaikan pesan dengan jelas dan tegas tanpa memicu konflik. Guru dengan kesadaran sosial emosional yang tinggi menjadi role model bagi siswa. Mereka menunjukkan bagaimana cara menghadapi situasi sulit dengan bijaksana dan bertanggung jawab.

Contoh Kasus:

Misalnya, seorang guru dihadapkan pada situasi di mana seorang siswa melakukan kecurangan dalam ujian. Guru tersebut harus memutuskan apakah akan melaporkan tindakan kecurangan tersebut atau memberikan kesempatan kedua kepada siswa tersebut.

  • Guru dengan kesadaran sosial emosional rendah mungkin akan langsung melaporkan tindakan kecurangan tersebut tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang bagi siswa tersebut.
  • Guru dengan kesadaran sosial emosional tinggi akan berusaha memahami alasan di balik tindakan siswa tersebut. Mereka mungkin akan berbicara dengan siswa secara pribadi untuk memahami situasi yang sebenarnya dan memberikan konseling. Setelah itu, guru dapat mengambil keputusan yang lebih bijaksana, misalnya dengan memberikan peringatan atau tugas tambahan sebagai bentuk konsekuensi.

 

Oleh karena itu kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya adalah aset yang sangat berharga dalam menghadapi dilema etika. Dengan kesadaran diri yang tinggi, guru dapat mengambil keputusan yang lebih bijaksana, empati, dan bertanggung jawab. Hal ini tidak hanya berdampak pada siswa, tetapi juga pada lingkungan sekolah secara keseluruhan.

 

·       Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Jawaban:

Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika akan selalu kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik. Hal ini karena nilai-nilai inilah yang menjadi landasan bagi seorang pendidik dalam mengambil keputusan, terutama dalam situasi yang kompleks dan penuh dilema.

Nilai-nilai yang dianut oleh pendidik menjadi semacam filter atau lensa yang digunakan pendidik untuk melihat dan menganalisis suatu masalah. Nilai-nilai ini akan membantu pendidik mengidentifikasi aspek-aspek penting dari masalah tersebut dan menentukan tindakan yang sesuai. Ketika dihadapkan pada beberapa pilihan, pendidik akan cenderung memilih opsi yang paling sesuai dengan nilai-nilai yang diyakininya.

 

Contoh Kasus:

Misalnya, seorang guru dihadapkan pada situasi di mana seorang siswa melakukan plagiarisme. Guru tersebut harus memutuskan tindakan apa yang akan diambil. Jika guru tersebut sangat menjunjung tinggi kejujuran dan integritas, maka ia akan cenderung melaporkan tindakan plagiarisme tersebut. Namun, jika guru tersebut juga sangat mementingkan kesempatan kedua, maka ia mungkin akan memberikan konsekuensi yang lebih ringan kepada siswa tersebut.

Nilai-nilai apa saja yang relevan dalam pembahasan studi kasus etika adalah keadilan, kejujuran, integritas, tanggung jawab, empati, hormat.

·       Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Jawaban:

Pengambilan keputusan yang tepat memang memiliki dampak yang sangat signifikan dalam menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Baik itu dalam lingkungan sekolah, keluarga, pekerjaan, atau masyarakat secara umum. Karena keputusan yang jelas dan tegas akan memberikan arah yang pasti bagi semua pihak yang terlibat.  Keputusan yang diambil secara adil dan transparan akan meningkatkan kepercayaan orang terhadap pemimpin atau pengambil keputusan. Keputusan yang baik akan mempertimbangkan kepentingan semua pihak yang terlibat dan akan mengarahkan sumber daya dan upaya ke arah yang benar, sehingga meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Dalam konteks pendidikan, keputusan yang tepat akan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa untuk berkembang secara optimal. Keputusan yang inovatif dan berani akan mendorong pertumbuhan dan perkembangan organisasi atau komunitas.

Cara mengambil keputusan yang tepat dengan:

  1. Mengumpulkan Informasi
  2. Mengidentifikasi Alternatif
  3. Menilai Setiap Alternatif
  4. Mempertimbangkan Dampak
  5. Membuat Keputusan
  6. Melaksanakan Keputusan
  7. Evaluasi

Contoh dalam Konteks Pendidikan:

Misalnya, seorang guru harus mengambil keputusan tentang metode pembelajaran yang akan digunakan. Guru tersebut perlu mengumpulkan informasi tentang karakteristik siswa, materi pelajaran, dan sumber daya yang tersedia. Setelah itu, guru dapat mengidentifikasi beberapa alternatif metode pembelajaran, seperti diskusi kelompok, presentasi, atau pembelajaran berbasis proyek. Dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan dari setiap alternatif, guru dapat memilih metode yang paling sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga pengambilan keputusan yang tepat adalah keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan. Dengan mengambil keputusan yang baik, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih positif, produktif, dan harmonis.

 

·       Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Jawaban:

Tantangan Umum dalam Pengambilan Keputusan terhadap kasus dilema etika. Seringkali, terdapat tekanan sosial yang kuat untuk mengambil keputusan tertentu, meskipun bertentangan dengan nilai-nilai etika pribadi. Ini bisa berasal dari rekan kerja, atasan, atau bahkan norma sosial yang berlaku. Setiap individu memiliki nilai-nilai yang berbeda. Ketika nilai-nilai tersebut saling bertentangan dalam suatu situasi, pengambilan keputusan menjadi lebih sulit. Informasi yang tidak lengkap atau bias dapat menghambat proses pengambilan keputusan yang baik. Sulit untuk memprediksi semua konsekuensi dari suatu keputusan, terutama dalam jangka panjang. Perubahan yang cepat dalam lingkungan kerja atau sosial dapat membuat nilai-nilai dan norma yang sebelumnya berlaku menjadi tidak relevan. Hal ini membutuhkan penyesuaian yang cepat dalam pengambilan keputusan.

 

Kaitan dengan Perubahan Paradigma di lingkungan:

Perubahan paradigma dapat memperburuk tantangan dalam pengambilan keputusan etika. Karena perubahan paradigma seringkali disertai dengan ketidakpastian dan ketidakjelasan tentang apa yang benar dan salah. Generasi yang berbeda seringkali memiliki nilai-nilai yang berbeda. Hal ini dapat menimbulkan konflik dalam pengambilan keputusan, terutama dalam organisasi yang multigenerasi. Munculnya teknologi baru dapat menciptakan dilema etika yang belum pernah dihadapi sebelumnya.

Strategi Mengatasi Tantangan elalui pelatihan dan diskusi, individu dapat meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai etika dan implikasi dari setiap keputusan. Budaya organisasi yang kuat dapat memberikan pedoman bagi karyawan dalam mengambil keputusan etika. Tim etika dapat memberikan saran dan dukungan dalam menghadapi dilema etika yang kompleks. Komunikasi yang terbuka dan jujur antara semua pihak yang terlibat dapat membantu dalam menyelesaikan konflik nilai. Menganalisis keputusan-keputusan yang telah diambil di masa lalu dapat membantu dalam mengambil keputusan yang lebih baik di masa depan.

 

  • Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Jawaban:

Pengambilan keputusan yang kita ambil sebagai pendidik memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap pengajaran yang memerdekakan murid. Setiap keputusan yang kita buat, baik besar maupun kecil, akan membentuk lingkungan belajar yang kita ciptakan dan pada akhirnya akan berdampak pada bagaimana murid-murid kita belajar dan tumbuh.

 

Pembelajaran yang tepat untuk potensi murid yang berbeda dengan menciptakan ruang kelas yang inklusif, menghormati perbedaan, dan bebas dari intimidasi akan membuat murid merasa aman untuk mengeksplorasi ide-ide mereka dan mengambil risiko, melibatkan murid dalam proses pengambilan keputusan, memberikan mereka otonomi dalam memilih tugas, dan menghargai pendapat mereka akan membentuk budaya belajar yang positif dan memotivasi. Menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata, menggunakan pendekatan pembelajaran yang beragam, dan memberikan kesempatan bagi murid untuk menerapkan pengetahuan mereka akan membuat pembelajaran lebih bermakna dan relevan. mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran, mendorong kerja sama, dan memecahkan masalah akan membantu murid mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan di abad 21, seperti berpikir kritis, komunikasi, dan kreativitas. Menjadi role model yang baik, mengajarkan nilai-nilai moral, dan menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan karakter akan membantu murid menjadi individu yang bertanggung jawab, peduli, dan berintegritas.

 

Memutuskan pembelajaran yang tepat untuk setiap murid yang memiliki potensi berbeda-beda memang menjadi tantangan tersendiri bagi seorang pendidik. Namun, dengan pendekatan yang tepat, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang mengakomodasi kebutuhan dan minat setiap individu.

 

Berikut adalah beberapa langkah yang yang perlu dilakukan untuk mengenali perilaku murid dengan mengenal murid lebih dalam dengan observasi, asesmen, wawancara, kerja sama dengan orang tua. Dengan pembelajaran berdiferensiasi yaitu menggunakan metode pembelajaran yang beragam, memanfaatkan media pembelajaran seperti video, gambar, menyesuaikan tingkat kesulitan materi dan menawarkan pilihan tugas sesuai minat dan kemampuan murid. Memiliki Fleksibilitas dan memberi umpan balik konstruktif dan berkolaborasi dengan rekan guru dan juga murid.

 

  • Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Jawaban:

Pengambilan keputusan oleh seorang pemimpin pembelajaran memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap kehidupan dan masa depan murid-muridnya. Keputusan yang diambil, baik besar maupun kecil, akan membentuk lingkungan belajar, pengalaman belajar, dan pada akhirnya akan membentuk karakter dan masa depan murid.

 

Dampak Positif Pengambilan Keputusan yang Baik akan meningkatkan motivasi Belajar, mengembangkan keterampilan abad 21, meningkatkan prestasi akademik, membentuk karakter yang kuat, mempersiapkan murid untuk masa depan.

 

Dampak Negatif Pengambilan Keputusan yang Buruk akan menurunkan motivasi belajar, menghambat perkembangan murid, menciptakan lingkungan belajar yang negatif

Contoh Pengambilan Keputusan yang Berpengaruh adalah:

  • Keputusan untuk menerapkan pembelajaran berbasis proyek dengan keputusan ini dapat mendorong murid untuk berpikir kritis, bekerja sama, dan memecahkan masalah.
  • Keputusan untuk melibatkan orang tua dalam kegiatan sekolah sehingga dapat memperkuat hubungan antara sekolah dan keluarga serta meningkatkan dukungan orang tua terhadap pendidikan anak.
  • Keputusan untuk menggunakan teknologi dalam pembelajaran sehingga dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.

Sehingga pengambilan keputusan oleh pemimpin pembelajaran memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk masa depan murid. Keputusan yang bijak dan berorientasi pada murid akan menciptakan lingkungan belajar yang positif dan kondusif, sehingga murid dapat mencapai potensi terbaik mereka.

·       Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Jawaban:

1.     keterkaitan Pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin dengan refleksi filosofis pendidikan Ki Hajar Dewantara

Pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin adalah inti dari pendidikan yang berpusat pada murid. Setiap keputusan yang kita ambil sebagai pemimpin pendidikan, baik besar maupun kecil, harus didasarkan pada nilai-nilai luhur seperti kejujuran, keadilan, dan kepedulian terhadap sesama. Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan inspiratif bagi setiap murid.

Keterkaitan dengan modul refleksi filosofis pendidikan Ki Hajar Dewantara sangat erat. Nilai-nilai yang terkandung dalam filsafat Ki Hajar Dewantara, seperti ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani, menjadi pedoman bagi kita dalam mengambil keputusan. Sebagai pemimpin, kita harus menjadi teladan, membangun semangat, dan memberikan dukungan kepada murid-murid kita.

2.     Keterkaitan Pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin dan visi guru penggerak saling melengkapi dan memperkuat satu sama lain. Keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, inspiratif, dan berpusat pada murid.

Keterkaitan antara keduanya dapat dijelaskan sebagai berikut:

  • Nilai-nilai kebajikan menjadi fondasi bagi seorang guru penggerak dalam menjalankan visinya. Dengan mengimplementasikan nilai-nilai kebajikan dalam setiap tindakan, seorang guru penggerak dapat menciptakan budaya belajar yang positif dan inklusif.
  • Visi guru penggerak memberikan motivasi bagi seorang pemimpin untuk terus meningkatkan kualitas dirinya dan kepemimpinannya. Dengan demikian, ia dapat mengambil keputusan-keputusan yang lebih baik dan lebih berdampak bagi murid.

3.     Pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin dan budaya positif saling melengkapi dan memperkuat satu sama lain. Keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, inspiratif, dan berpusat pada murid.

Keterkaitan antara keduanya dapat dijelaskan sebagai berikut:

  • Nilai-nilai kebajikan menjadi fondasi dalam membangun budaya positif. Dengan mengimplementasikan nilai-nilai kebajikan dalam setiap interaksi, seorang pemimpin dapat menciptakan suasana yang aman, nyaman, dan saling menghormati.
  • Budaya positif akan memperkuat komitmen pemimpin dalam mengambil keputusan yang berorientasi pada nilai-nilai. Ketika budaya positif sudah tertanam, setiap anggota komunitas sekolah akan merasa memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan mengembangkan nilai-nilai tersebut.

4.     Keterkaitan antara Nilai-nilai kebajikan  vs Pembelajaran yang memenuhi kebutuhan murid yaitu:

  • Nilai-nilai kebajikan menjadi dasar dalam merancang program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan murid. Dengan mengutamakan keadilan, setiap murid akan mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang.
  • Pembelajaran yang memenuhi kebutuhan murid merupakan bentuk nyata dari kepedulian seorang pemimpin terhadap kesejahteraan murid. Dengan memberikan pembelajaran yang relevan dan menarik, murid akan lebih termotivasi untuk belajar dan mencapai potensi terbaiknya.

5.     Keterkaitan antara Nilai-nilai kebajikan  vs Pembelajaran sosial emosional yaitu:

  • Nilai-nilai kebajikan menjadi dasar dalam merancang program pembelajaran sosial emosional yang efektif. Dengan mengutamakan keadilan dan kepedulian, setiap murid akan merasa dihargai dan didukung dalam mengembangkan kemampuan sosial emosionalnya.
  • Pembelajaran sosial emosional merupakan bentuk nyata dari kepedulian seorang pemimpin terhadap kesejahteraan murid secara holistik. Dengan mengembangkan kecerdasan emosional murid, mereka akan lebih mampu mengatasi stres, membangun hubungan yang positif, dan mencapai keberhasilan dalam hidup.

6.     Keterkaitan antara Nilai-nilai kebajikan vs Coaching yaitu:

  • Nilai-nilai kebajikan menjadi dasar dalam melakukan coaching. Seorang coach yang berpedoman pada nilai-nilai kebajikan akan menciptakan suasana yang aman, saling menghormati, dan mendukung pertumbuhan profesional guru.
  • Coaching merupakan salah satu cara untuk mewujudkan nilai-nilai kebajikan dalam praktik kepemimpinan. Melalui coaching, pemimpin dapat memberikan dukungan dan bimbingan kepada guru agar mereka dapat mencapai potensi terbaiknya.

 

·       Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Jawaban:

Dilema Etika dan Bujukan Moral

  • Dilema Etika Merupakan situasi di mana terdapat dua pilihan yang sama-sama benar secara moral, namun kita harus memilih salah satu. Pilihan yang diambil seringkali melibatkan pertimbangan nilai-nilai yang bertentangan dengan nilai kebenarannya benar vs benar.
  • Bujukan Moral Adalah upaya mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan tertentu dengan alasan moral. Seringkali, bujukan moral digunakan untuk memanipulasi orang lain agar bertindak sesuai dengan keinginan pihak yang melakukan bujukan dengan nilai kebenarannya benar vs salah.

Empat paradigma dilema etika merupakan kerangka kerja yang sangat berguna dalam memahami dan menganalisis situasi-situasi sulit yang sering kita hadapi yaitu

1. Individu lawan kelompok (individual vs community)

Dalam dilema ini, kita seringkali dihadapkan pada pilihan antara kepentingan pribadi dan kepentingan kelompok. Seorang siswa berprestasi tinggi mendapat tawaran beasiswa di sekolah lain yang lebih bergengsi, namun jika pergi akan membuat tim debat sekolah menjadi lemah.

2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

Dilema ini menyangkut konflik antara keinginan untuk menegakkan aturan dan hukum (keadilan) dengan keinginan untuk menunjukkan belas kasihan atau kemurahan hati. Misalnya, Seorang siswa terlambat masuk sekolah karena alasan keluarga yang mendesak, namun aturan sekolah mewajibkan siswa yang terlambat untuk mendapat hukuman.

3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

Dilema ini muncul ketika kita harus memilih antara mengatakan kebenaran yang mungkin menyakitkan atau menjaga hubungan dengan orang lain (kesetiaan). Contohnya, Seorang guru mengetahui bahwa seorang rekan guru melakukan tindakan yang tidak profesional, namun rekan tersebut adalah sahabatnya.

4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

Dalam dilema ini, kita harus memilih antara keuntungan jangka pendek dan keuntungan jangka panjang. Misalnya, Sekolah memutuskan untuk mengadakan kegiatan ekstrakurikuler yang populer namun membutuhkan biaya yang besar, sehingga anggaran untuk program lainnya berkurang.

 

Mengapa paradigma-paradigma ini penting?

  • Dengan memahami paradigma-paradigma ini, kita dapat lebih mudah mengenali situasi-situasi yang mengandung dilema etika.
  • Paradigma ini memberikan kerangka kerja untuk menganalisis berbagai aspek dari dilema, seperti nilai-nilai yang bertentangan, pihak-pihak yang terlibat, dan konsekuensi dari setiap pilihan.
  • Dengan menganalisis dilema secara sistematis, kita dapat membuat keputusan yang lebih baik dan lebih bertanggung jawab.

Penting untuk diingat bahwa:

  • Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam setiap dilema etika.
  • Setiap situasi memiliki konteks yang unik, sehingga solusi yang tepat akan berbeda-beda.
  • Proses pengambilan keputusan yang baik melibatkan pertimbangan yang matang terhadap berbagai faktor, termasuk nilai-nilai moral, konsekuensi, dan kepentingan semua pihak yang terlibat.

Konsep Pengambilan dan Pengujian Keputusan

1.     Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan

2.     Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.

3.     Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.

4.     Pengujian benar atau salah

a.     Uji Legal

b.     Uji Regulasi/Standar Profesional

c.     Uji Intuisi

d.     Uji Publikasi

e.     Uji Panutan/Idola

5.     Pengujian Paradigma Benar lawan Benar

6.     Melakukan Prinsip Resolusi

Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

7.     Investigasi Opsi Trilema

8.     Buat Keputusan

9.     Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan

Hal yang tak terduga dalam pengambilan keputusan adalah segala sesuatu yang muncul secara tiba-tiba dan tidak diperkirakan sebelumnya, yang dapat mengubah arah atau hasil dari suatu keputusan. Ini seperti sebuah belokan tajam di jalan yang sudah kita rencanakan, yang memaksa kita untuk menyesuaikan rute perjalanan.

·       Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Jawaban:

Pernah, yaitu siswa yang pinter dikelas sering mengerjakan tugas tetapi juga sering izin ketika pulang dari pondok lama sekali.

 

Perbedaan Pengambilan Keputusan Sebelum dan Sesudah Mempelajari Modul

Setelah mempelajari modul pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan, ada beberapa perbedaan signifikan yang mungkin Saya rasakan dalam proses pengambilan keputusan Saya.

Sebelum mempelajari modul ini Saya mengambil keputusan berdasarkan intuisi atau pengalaman pribadi tanpa melalui proses analisis yang mendalam, lebih fokus pada kepentingan jangka pendek atau kepentingan individu tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang dan nilai-nilai yang lebih luas, hanya menyadari adanya dilema etika tanpa memahami akar permasalahan dan berbagai pilihan yang tersedia, lebih cenderung mengambil keputusan secara mandiri tanpa melibatkan masukan dari orang lain melakukan evaluasi secara informal atau tidak melakukan evaluasi sama sekali.

Sesudah mempelajari modul ini Saya menyediakan kerangka berpikir yang lebih sistematis dan terstruktur melalui 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan, menekankan pentingnya nilai-nilai kebajikan seperti kejujuran, keadilan, tanggung jawab, dan kepedulian dalam setiap pengambilan keputusan, Menjelaskan berbagai jenis dilema etika yang sering terjadi, seperti individu vs komunitas, keadilan vs kasih sayang, dan kebenaran vs kesetiaan, Menekankan pentingnya melibatkan banyak pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan, menyediakan langkah-langkah untuk mengevaluasi hasil dari keputusan yang diambil.

 

Contoh Perbedaan dalam Praktik

Misalnya, sebelum mempelajari modul, jika Saya dihadapkan pada situasi di mana seorang siswa melakukan kecurangan dalam ujian, Saya langsung memberikan hukuman tanpa mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti motivasi siswa atau dampak hukuman tersebut terhadap psikologis siswa.

Setelah mempelajari modul, Saya lebih cenderung:

  • Menyadari bahwa situasi ini melibatkan dilema antara keadilan dan kasih sayang.
  • Mencari tahu alasan mengapa siswa tersebut melakukan kecurangan.
  • Berdiskusi dengan siswa, orang tua, dan rekan guru untuk mencari solusi terbaik.
  • Mencari alternatif hukuman yang lebih mendidik daripada hanya memberikan sanksi.
  • Memantau perkembangan siswa setelah diberikan hukuman dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.

Sehingga dengan mempelajari modul ini, Saya memiliki bekal yang lebih kuat dalam menghadapi dilema etika dalam pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran. Saya akan lebih mampu membuat keputusan yang bijaksana, adil, dan berdampak positif bagi semua pihak yang terlibat.

·       Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Jawaban:

Dampak mempelajari modul ini bagi Saya adalah cara pengambilan keputusan, seperti yang saya jelaskan pada poin sebelumnya ketika saya belum mempelajari modul ini pengambilan keputusan Saya hanya berdasarkan intuisi saya dan jarang melibatkan orang lain dalam proses pengambilan keputusan.

Setelah mempelajari modul ini seperti yang saya jelaskan diatas bahwa cara berfikir Saya lebih sistematis, fokus pada nilai – nilai kebajikan, memahami dilema etika lebih mendalam, melibatkan pihak lain dan mengevaluasi secara sistematis agar keputusan yang Saya ambil tepat.

·       Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Sebagai seorang guru, mempelajari topik modul pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sangatlah penting, baik bagi Saya sebagai individu maupun sebagai pemimpin di kelas.

Sebagai seorang individu setelah mempelajari modul ini Saya terus belajar mengembangkan diri dan lebih peka terhadap nilai-nilai moral dan etika, serta mampu melakukan refleksi diri yang lebih mendalam. Pengambilan keputusan Saya jadi lebih baik dengan memiliki kerangka berpikir yang lebih sistematis dan terstruktur dalam menghadapi berbagai dilema yang muncul dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam maupun di luar konteks sekolah, serta melatih Saya untuk berpikir kritis dan analitis, sehingga Anda dapat menemukan solusi yang efektif untuk berbagai masalah yang kompleks.

Sebagai seorang pemimpin di kelas Saya harus bisa menjadi panutan bagi siswa-siswa Saya. Dengan menerapkan nilai-nilai kebajikan dalam pengambilan keputusan, dan juga memberikan contoh yang baik bagi mereka. Keputusan yang Saya ambil berdasarkan nilai-nilai kebajikan akan menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, adil, dan menghormati perbedaan. Dengan menguasai keterampilan pengambilan keputusan, Anda dapat merancang program pembelajaran yang lebih efektif dan relevan dengan kebutuhan siswa. Melalui proses pengambilan keputusan bersama siswa, Saya dapat membantu mereka mengembangkan kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah, dan membuat pilihan yang bertanggung jawab.

Dan yang terpenting adalah menjadi guru yang lebih profesional, menjadi pemimpin yang inspiratif, serta berkontribusi meningkatkan kualitas pembelajaran.

 

 

 

 

 

Komentar

  1. Sangat Inspiratif Bu Guru 👍🏻🎖️

    BalasHapus
  2. luar biasa bu....Sekolah merupakan sebuah institusi moral yang dirancang untuk membentuk karakter warganya. Sekolah mempunyai pemimpin yang akan menghadapi sebuah situasi sulit dalam mengambil keputusan yang banyak mengandung dilema secara etika dan konflik antara nilai-nilai universal yang sama-sama benar. Keputusan yang diambil akan menjadi refleksi nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh sekolah dan menjadi rujukan bagi seluruh warga sekolah.

    Nilai-nilai kebajikan universal seperti Keadilan, Tanggung Jawab, Kejujuran, Bersyukur, Lurus Hati, Berprinsip, Integritas, Kasih Sayang, Rajin, Komitmen, Percaya Diri, Kesabaran, dan masih banyak lagi.

    Nilai-nilai kebajikan menurut IBO Primary Years Program (PYP), yaitu:


    Toleransi
    Rasa Hormat
    Integritas
    Mandiri
    Menghargai
    Antusias
    Empati
    Keingintahuan
    Kreativitas
    Kerja sama
    Percaya Diri
    Komitmen
    Nilai-nilai kebajikan menurut Sembilan Pilar Karakter Indonesian Heritage Foundation (IHF), yaitu:
    Cinta Tuhan dan segenap ciptaanNYA
    Kemandirian dan Tanggung jawab
    Kejujuran (Amanah), Diplomatis
    Hormat dan Santun
    Dermawan, Suka Menolong dan Gotong Royong
    Percaya Diri, Kreatif dan Pekerja Keras
    Kepemimpinan dan Keadilan
    Baik dan Rendah Hati
    Toleransi, Kedamaian dan Kesatuan
    Nilai-nilai kebajikan menurut Petunjuk Seumur Hidup dan Keterampilan Hidup (LIfelong Guidelines and Life Skills), yaitu:

    Keterampilan Hidup:
    Dapat dipercaya
    Lurus Hati
    Pendengar yang Aktif
    Tidak Merendahkan Orang Lain
    Memberikan yang Terbaik dari Diri
    Petunjuk Hidup:
    Peduli
    Penalaran
    Bekerja sama
    Keberanian
    Keingintahuan
    Usaha
    Keluwesan/Fleksibilitas
    Berorganisasi
    Kesabaran
    Keteguhan hati
    Kehormatan
    Memiliki Rasa humor
    Berinisiatif
    Integritas
    Pemecahan Masalah
    Sumber pengetahuan
    Tanggung jawab
    Persahabatan
    Nilai-nilai kebajikan menurut The Seven Essential Virtues (dari Building Moral Intelligence, Michele Borba), yaitu:
    Empati
    Suara Hati
    Kontrol Diri
    Rasa Hormat
    Kebaikan
    Toleransi
    Keadilan

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

soal uas semester gasal senibudaya kelas x

SOAL DAN JAWABAN KARBOHIDRAT KIMIA KELAS XII SEMESTER 1