GAYA DAN HUKUM NEWTON TENTANG GERAK kelas x tkr semester 1
1.
Pengertian Gaya
Dalam
kehidupan sehari-hari, tiap orang sebenarnya punya konsep dasar tentang gaya.
Misalnya pada waktu kita menarik atau mendorong suatu benda atau kita menendang
bola, kita mengatakan bahwa kita mengerjakan suatu gaya pada benda itu.
Gaya dapat
mengubah arah gerak suatu benda, gaya dapat mengubah bentuk suatu benda serta
gaya juga dapat mengubah ukuran suatu benda dengan syarat gaya yang kita
berikan cukup besar.
Gaya
menyebabkan percepatan. Arah gaya searah dengan arah percepatan. Dari sini
dapat disimpulkan bahwa gaya adalah besaran yang mempunyai besar dan arah. Ini
berarti, gaya dapat digolongkan sebagai sebuah vektor.
Satuan gaya
adalah Newton , satu Newton adalah besarnya gaya yang diperlukan untuk
menimbulkan percepatan 1 m.s-2 pada benda bermassa 1 kg. Disamping
Newton, satuan gaya sering ditulis juga dalam bentuk kg m/s2 . 1
Newton = 1 kg m/s2 Dalam sistern satuan lain seperti cgs, satuan
gaya dinyatakan dalam 1 dyne 1 dyne = 1 gr cm/s2.
![]() |
Gambar 1
Gaya satu Newton
|
Hubungan
antara dyne dan Newton adalah :
1 Newton =
105 dyne
Newton
sering disingkat dengan N.
2. Hukum
Newton I
Benda yang
diam akan bergerak jika diberi gaya. Benda yang sudah bergerak dengan kecepatan
tertentu, akan tetap bergerak dengan kecepatan itu jika tidak ada gangguan
(gaya). Hal diatas merupakan dasar dari Hukum Newton I yang dapat dituliskan
sebagai berikut:
“ Jika
gaya total yang bekerja pada benda itu sama dengan nol, maka benda yang sedang
diam akan tetap diam dan benda yang sedang bergerak lurus dengan kecepatan
tetap akan tetap bergerak lurus dengan kecepatan tetap.”
Secara
sederhana Hukum Newton I mengatakan bahwa perecepatan benda nol jika gaya total
(gaya resultan) yang bekerja pada benda sama dengan nol. Secara matematis dapat
ditulis.
( 1.0 )
Sebenarnya
pernyataan hukum Newton I di atas sudah pernah diucapkan oleh Galileo beberapa
tahun sebelum Newton lahir Galileo mengatakan:
“Kecepatan
yang diberikan pada suatu benda akan tetap dipertahankan jika semua gaya
penghambatnya dihilangkan.”
3. Hukum
Newton II
Hukum Newton
II akan membicarakan keadaan benda jika resultan gaya yang bekerja tidak nol.
Bayangkan anda mendorong sebuah benda yang gaya F dilantai yang licin sekali
sehingga benda itu bergerak dengan percepatan a. Menurut hasil percobaan, jika
gayanya diperbesar 2 kali ternyata percepatannya menjadi. 2 kali lebih besar.
Demikian juga jika gaya diperbesar 3 kali percepatannya lebih besar 3 .kali
lipat. Dan sini kita simpulkan bahwa percepatan sebanding dengan resultan gaya
yang bekerja.
Sekarang
kita lakukan percobaan lain. Kali ini massa bendanya divariasi tetapi gayanya
dipertahankan tetap sama. Jika massa benda diperbesar 2 kali, ternyata
percepatannya menjadi 1⁄2 kali. Demikian juga jika massa benda diperbesar 4
kali, percepatannya menjadi 1⁄4 kali percepatan semula. Dan sini kita bisa
simpulkan bahwa percepatan suatu benda berbanding terbalik dengan massa benda
itu.
Kedua
kesimpulan yang diperoleh dari eksperimen tersebut dapat diringkaskan dalam
Hukum Newton II :
“Percepatan
suatu benda sebanding dengan resultan gaya yang bekerja dan berbanding terbalik
dengan massanya.”
Secara
matematis hukum Newton II dapat ditulis sebagai berikut :
( 1.2 )
ΣF =
resultan gaya yang bekerja
m = massa
benda
a =
percepatan yang ditimbulkan
jika dalam
bentuk vektor maka penulisannya adalah :
Σfx =
m.ax
Σfy
= m.ay
Σfz
= m.az
4. Hukum
Newton III
Hukum Newton
III berbunyi :
“Jika
suatu benda mengerjakan gaya pada benda lain, maka benda yang kedua ini
mengerjakan gaya pada benda yang pertama yang besarnya sama dengan gaya yang
diterimatapi arahnya berlawanan.”
( 1.3 )
Faksi
= gaya yang bekerja pada benda
Freaksi
= gaya yang bereaksi akibat gaya aksi
Hukum ketiga
menyatakan bahwa tidak ada gaya timbul di alam semesta ini, tanpa keberadaan
gaya lain yang sama dan berlawanan dengan gaya itu. Jika sebuah gaya bekerja
pada sebuah benda (aksi) maka benda itu akan mengerjakan gaya yang sama besar
namun berlawanan arah (reaksi). Dengan kata lain gaya selalu muncul
berpasangan. Tidak pernah ada gaya yang muncul sendirian!
5. Macam –
macam gaya
a. Gaya
berat
Gaya berat
(W) adalah gaya gravitasi bumi yang bekerja pada suatu benda. Gaya berat selalu
tegak lurus kebawah dimana pun posisi benda diletakkan, apakah dibidang
horizontal, vertical ataupun bidang miring
![]() |
Arah
vektor gaya berat
|
b. Gaya
Normal
Gaya normal
adalah gaya yang bekerja pada bidang sentuh antara dua prmukaan yang
bersentuhan, dan arahnya selalu tegak lurus bidang sentuh.
![]() |
Arah
vektor gaya normal
|
c. Gaya
Gesek
Gaya gesek
termasuk gaya normal gaya ini muncul jika permukaan dua benda bersentuhan
secara lansung secara fisik. Arah gesekan searah dengan permukaan bidang sentuh
dan berlawanan dengan arah kecendrungan gerak. Gaya gesek ada dua macam yaitu
gaya gesek statis dan gaya gesek statis. Bila bidang sentuh tidak licin, maka
gaya kontak mempunyai komponen sepanjang bidang sentuh yang disebut gaya
gesekan statik, dan gaya gesekan untuk benda dalam keadaan bergerak disebut
gaya gesekan kinetik. Arah gaya gesekan ini selalu sepanjang bidang sentuh dan
berusaha melawan gerak relatif bidang sentuhnya.
Besar gaya
gesek statik mempunyai batas maksimum, nilai maksimumnya sebanding dengan gaya
normal N dan konstanta perbandingan = μs disebut koefisien
gesekan statik fsmax = μs N.
![]() |
Arah
vektor gaya gesek
|
d. Gaya
tegang tali
Gaya
tegangan tali disebut juga tegangan tali adalah gaya yang bekerja pada
ujung-ujung tali karena tali itu tegang. Jika tali dianggap ringan maka gaya
tegangan tali pada kedua ujung tali yang sama dianggap sama besarnya.
![]() |
Gaya
Tegangan Tali
|
6. Inersia
(Kelembaman)
Inersia
adalah kecenderungan suatu benda untuk tetap diam atau tetap bergerak lurus
dengan kecepatan tetap. (bergerak lurus beraturan) Hukum Newton I sering
disebut Hukum Inersia karena hukum Newton I ini menyatakan bahwa suatu benda
cenderung tetap diam atau tetap bergerak dengan kecepatan tetap, asalkan tidak
ada gaya yang rnengganggunya.
Hukum Newton
I hanya berlaku pada suatu kerangka acuan yang disebut kerangka inersia.
Kerangka inersia didefinisikan sebagai suatu kerangka acuan yang tidak
dipercepat. Kerangka inersia ini dapat berupa kerangka diam atau kerangka yang
bergerak beraturan dengan kecepatan tetap. Semua hukum Fisika yang berlaku
dalam suatu kerangka inersia berlaku gaya pada kerangka inersia yang lain.
7. Massa
Misalkan
kita mempunyai 2 benda berukuran sama dalam keadaan diam. Yang satu terbuat
Besi dan yang lain dari kayu. Jika kita ingin menggerakkan benda ini, kita
membutuhkan gaya yang lebih besar untuk besi dibandingkan kayu.
![]() |
Dua benda
yg berbeda jenis
|
Hal ini
disebabkan besi mempunyai inersia (kecenderungan untuk tetap diam) yang besar
dibandingkan kayu. Dengan kata lain besi lebih sulit digerakkan dibandingkan
kayu. Semakin besar inersia suatu benda semakin cenderung benda ini ingin
mempertahankan posisi diamnya, akibatnya untuk menggerakkan benda yang lebih
besar inersianya dibutuhkan gaya yang lebih besar. (Catatan: pengertian inersia
sebenarnya bukan untuk benda yang diam saja, tapi juga untuk benda yang
bergerak dengan kecepatan tetap). Massa inersia (atau lebih dikenal dengan
massa) didefinisikan sebagai ukuran inersia. Massa suatu benda menunjukkan
berapa besar kecenderungan suatu benda untuk tetap diam atau bergerak lurus
beraturan. Satuan massa dalam SI adalah kg. Dari definisi massa kita boleh
mengatakan bahwa lebih sulit mempercepat benda yang bermassa besar bandingkan
benda yang bermassa kecil. Dengan gaya yang sama kita mampu mempercepat benda
yang massanya 6 kg dua kali lebih besar dibandingkan dengan benda yang massanya
3 kg.
![]() |
Benda
dengan massa m
|
Massa suatu
benda dapat ditentukan dengan membandingkan percepatan yang dihasilkan oleh
suatu gaya pada benda-benda yang berbeda. Anggap suatu gaya bekerja pada suatu
benda (kita anggap massanya m1). Percepatan yang dihasilkan adalah a1
. Anggap gaya yang sama bekerja pada benda lain (yang massanya kita anggap m2)
dan percepatan yang dihasilkan adalah a2. Dari hasil eksperimen
diperoleh bahwa perbandingan kedua massa merupakan perbandingan terbalik dari
besarnya percepatan kedua benda itu.
( 1.4 )
Jika massa
dari salah satu benda diketahui (misalnya massa standard, 1 kg) maka massa
benda yang lain dapat diketahui.
8. Berat
Berat adalah
gaya yang dilakukan oleh bumi terhadap sebuah benda. Jika bumi kita anggap
bulat arah gaya ini adalah ke pusat bumi. Definisi yang lebih tepat mengenai
berat : Berat suatu benda adalah resultan gaya gravitasi pada benda itu akibat
benda-benda di alam semesta ini.
Jadi berat
benda sesungguhnya tidak hanya tergantung pada gaya gravitasi bumi saja. juga
gravitasi dari bintang dan planet-planet. Namun dalam perhitungan, berat benda
di bumi kita cukup menghitung gaya gravitasi akibat tarikan bumi saja.
Kontribusi gaya akibat tarikan bintang-bintang sangat kecil karena jarak
bintang sangat jauh.
Kita sudah
pelajari bahwa benda yang jatuh bebas mengalami percepatan jatuh bebas g.
Dengan menggunakan definisi berat diatas dan menggunakan hukum Newton II a = g,
kita peroleh :( 1.5 )
karena berat,
W tergantung pada g maka berat suatu benda tergantung pada dimana benda itu
berada. Ini berbeda dengan massa. Massa benda seiaiu sama. manapun benda itu
diletakkan.
Contoh Penerapan Hukum Newton (I, II, dan III)
199 Votes
(Pustaka
Fisika). Tentunya banyak dari kita yang sudah mengenal baik Hukum Newton.
Dibawah ini akan kami jelaskan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Hukum I
Newton
Hukum ini
sering juga disebut sebagai hukum inersia (kelembaman). Hukum I Newton berbunyi
“Jika resultan gaya pada suatu benda sama dengan nol, maka benda yang
mula-mula diam akan terus diam. Sedangkan, benda yang mula-mula bergerak, akan
terus bergerak dengan kecepatan tetap”.
Penerapannya:
- Penumpang akan serasa terdorong kedepan saat mobil yang bergerak cepat direm mendadak.
- Koin yang berada di atas kertas di meja akan tetap disana ketika kertas ditarik secara cepat.
- Ayunan bandul sederhana.
- Pemakaian roda gila pada mesin mobil.
Hukum II
Newton
Hukum ini
berbunyi “Percepatan dari suatu benda akan sebanding dengan jumlah gaya
(resultan gaya) yang bekerja pada benda tersebut dan berbanding terbalik dengan
massanya“
Penerapannya:
- Mobil yang melaju dijalan raya akan mendapatkan percepatan yang sebanding dengan gaya dan berbading terbalik dengan massa mobil tersebut
Hukum III
Newton
Hukum ini
sering juga disebut dengan hukum aksi-reaksi. Hukum ini berbunyi “Jika suatu
benda mengerjakan gaya pada benda lain maka benda yang di kenai gaya akan
mengerjakan gaya yang besarnya sama dengan gaya yang di terima dari benda
pertama tetapi arahnya berlawanan”.
Penerapannya:
- Adanya gaya gravitasi
- Peristiwa gaya magnet
- Gaya listrik
Komentar
Posting Komentar