PKM GT KUW
UPAYA
PEMBUATAN SUPERKONDUKTOR BERUKURAN NANO PARTIKEL Yba2Cu3O7
(YBCO 123) DENGAN MENGGUNAKAN HIGH ENERGY MILLING
Ngesti Utami, Haritsah Alfad, Widya Fitriana
Program
Studi Fisika Fakultas MIPA Universitas
Negeri Malang
Jl. Semarang No. 5 Malang
RINGKASAN
Perkembangan
teknologi nanomaterial sudah mulai diaplikasikan hampir dalam semua bidang
ilmu. Tidak hanya dalam bidang rekayasa material, melainkan juga bidang
genetika dan rekayasa kimia. Hal ini karena semakin kecil ukuran kristal suatu
material maka luas permukaanya akan semakin besar. Material dalam orde
nanometer mempunyai jarak antar atom yang sangat kecil yang akan memudahkan
terjadinya reaksi antar atom (Af’idah, 2007). Dalam gagasan penelitian kali ini
partikel Yba2Cu3O7 ( YBCO 123 ) penting untuk
dilakukan dengan keunggulan biaya produksi yang murah , cepat, sederhana, yang
hasilnya lebih baik dari segi morfologi dan mikrostruktur serta kemurnian
fasenya dan tingkat keberhasilan sintesis yang tinggi.
Pereduksian
bahan Yba2Cu3O7 ( YBCO 123 ) dengan
menggunakan High Energy Milling (HEM) karena alat ini bisa mereduksi bahan dari
orde mikro ke orde nano. Dengan pereduksian dari orde mikro ke orde nano
diharapkan bahan superkonduktor ini memiliki kualitas yang lebih baik, efisien,
dan lebih murah. Meskipun volume lebih kecil tetapi tidak mengurangi kualitas
dan kegunaan seperti orde mikro.Tahapan
yang dilakukan adalah melakukan penggerusan dengan menggunakan penggerus
elektrik kemudian bahan di ekstrak dan selanjutnya digerus dengan metode HEM,
kompaksi dan sintering. Proses HEM divariasi dengan waktu 4 jam, 8 jam dan 12
jam penggerusan dengan kecepatan 1200 rpm.Karakterisasinya dilakukan setelah
bahan dipelet 1 mm, pengkarakterisasian resistivitas dengan menggunakan metode
4 probe ( four point method ) dan untuk mengetahui fasa dilakukan karakterisasi
dengan menggunakan XRD.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan
teknologi nanomaterial sudah mulai diaplikasikan hampir dalam semua bidang
ilmu. Tidak hanya dalam bidang rekayasa material, melainkan juga bidang
genetika dan rekayasa kimia. Hal ini disebabkan karena semakin kecil ukuran
kristal suatu material maka luas permukaanya akan semakin besar, sehingga
material dalam orde nanometer mempunyai jarak antar atom yang sangat kecil yang
akan memudahkan terjadinya reaksi antar atom (Af’idah, 2007).
Dengan luas permukaan yang semakin
besar, maka peluang untuk bereaksi lebih besar karena setiap partikel yang
bereaksi dengan partikel lain bergantung dari luasan permukaannya, sehingga
memberikan energi bebas permukaan yang lebih tinggi untuk nanopartikel
dibanding skala bulk, artinya reaksi respon lebih besar dan kinerjanya lebih
tinggi. Itu merupakan keunggulan material dalam skala nano dibanding skala bulk
(Ridwan, 2005).
Bahan
superkonduktor Yba2Cu3O7
(YBCO 123) yang ditemukan pada tahun 1987
jenis superkonduktor
bersuhu tinggi, dengan Tc mencapai 92 K yang susunan kristalnya berbentuk
tetragonal perovskit dengan rumus ABX3 dan mengandung lapisan tembaga oksida (Markus Diantoro 98 -99, 2007).
Telah diketahui bahwa superkonduktor saat ini sudah banyak pengaplikasiannya,
seperti kreta maglev di Jepang dan sebagai kabel listrik.Superkonduktor Yba2Cu3O7
(YBCO 123) sudah pernah diteliti dengan menggunakan metode evaporasi (Y. Purwamargapratala, dkk.2010 ), metode kopresipitasi ( Yustinus
Purwamargapratala 2009 ). Tetapi masih dalam orde mikro. Pada penelitian ini
penulis superkonduktor Yba2Cu3O7
(YBCO 123) dengan menggunakan regulasi elektron dan menggunakan metode High Energy Milling (HEM).
Salah satu metode yang dapat
dikembangkan dalam fabrikasi partikel nano Yba2Cu3O7
(YBCO 123) adalah dengan metode high energy milling (HEM). High energy
milling merupakan teknik unik dengan menggunakan energi tumbukan antara
bola-bola penghancur dan dinding chamber yang diputar dan digerakkan dengan
cara tertentu. Nano partikel dengan cara ini mencapai di bawah 10 nm (Ihsan,
Y., 2006).
Keunggulan
High Energy Milling adalah dalam
waktu yang relatif singkat dapat membuat nano partikel (memerlukan beberapa
jam, tergantung tipe alat), dapat membuat nano partikel dalam kondisi atau
suasana yang dinginkan saat proses milling, dan juga dapat menghasilkan nano
partikel dalam jumlah yang relatif banyak (Rochman, N.T., 2009,). Prosedur
penggilingan dengan High Energy Milling adalah serbuk homogen dimasukkan
kedalam sebuah chamber logam dengan beberapa bola baja didalamnya yang bergerak
berputar terus-menerus.
Di
dalam chamber logam tersebut bola-bola akan saling bertumbukan. Akibat tumbukan
bola ini, maka serbuk homogen yang dimasukkan ke dalam alat ini akan tertumbuk
diantara bola-bola tersebut. Hal ini mengakibatkan partikel tersebut akan
pecah. Begitu seterusnya hingga mencapai ukuran yang diinginnkan (Ozkaya, T,
2008). Metode ini dapat dilakukan pada suhu rendah, waktu yang relatif cepat,
serta dengan peralatan yang sederhana.
Diharapkan
dengan adanya metode ini memberikan solusi baru pada peneliti untuk meneliti
bahan ini secara lanjut, selain itu dengan penelitian bahan superkonduktor Yba2Cu3O7 (YBCO
123) dengan orde nano memberikan
aplikasi baru pada bidang teknologi kususnya.
TUJUAN
DAN MANFAAT
Tujuan
Berdasarkan pada uraian pada latar belakang, tujuan
dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Mensintesis nano material partikel Yba2Cu3O7
( YBCO 123 ) dengan reduksi geometri mengguanakan High Energy Milling ( HEM ).
2.
Mendapatkan bahan superkonduktor denan
ukuran nano, dan mengetahui resistivitas pada suhu yang bervariasi. Kebrhasilan
dalam peneelitian ini dimungkinkan dapat membuka peluang bagi peneliti lain
untuk melakukan penelitian lebih lanjut sebagai langkah aplikasi.
Manfaat
Berdasarkan uraian pada latar belakang manfaat dari penelitian
ini adalah:
1.
Mendapatkan informasi keefektifan
mensintesis material superkonduktor dengan menggunakan High Energy Milling ( HEM ).
2.
Investigasi morfologi permukaan struktur
kristal, transformasi fase dan resistivitas partikel nano Yba2Cu3O7 ( YBCO 123 ).
3.
Berdasarkan hasil sintesis dan
investigasi struktur dan sifat – sifat partikel nano bahan Yba2Cu3O7 ( YBCO 123 ) diharapkan
aplikasi dapat dilakukan sebagai bahan superkonduktor yang lebih berkualitas.
GAGASAN
Kondisi
Kekinian
Partikel
nano Yba2Cu3O7 ( YBCO 123 )
Perkembangan
teknologi nanomaterial sudah mulai diaplikasikan hampir dalam semua bidang
ilmu. Tidak hanya dalam bidang rekayasa material, melainkan juga bidang
genetika dan rekayasa kimia. Hal ini disebabkan karena semakin kecil ukuran
kristal suatu material maka luas permukaanya akan semakin besar, sehingga
material dalam orde nanometer mempunyai jarak antar atom yang sangat kecil yang
akan memudahkan terjadinya reaksi antar atom (Af’idah, 2007).
Dengan luas permukaan yang semakin besar,
maka peluang untuk bereaksi lebih besar karena setiap partikel yang bereaksi
dengan partikel lain bergantung dari luasan permukaannya, sehingga memberikan
energi bebas permukaan yang lebih tinggi untuk nanopartikel dibanding skala
bulk, artinya reaksi respon lebih besar dan kinerjanya lebih tinggi. Itu
merupakan keunggulan material dalam skala nano dibanding skala bulk (Ridwan,
2005). Juga material dalam ukuran nanometer memiliki sifat-sifat yang
lebih kaya karena menghasilkan beberapa sifat yang tidak dimiliki oleh material ukuran besar. Dan yang sangat menarik
adalah sejumlah sifat tersebut dapat
diubah-ubah dengan melalui pengontrolah ukuran material, pengaturan komposisi kimiawi, modifikasi permukaan, dan
pengontrolan interaksi antar partikel.
Mulai abad milenium atau 2000, riset tentang
penelitian nano partikel atau material berukuran nano memasuki babak yang paling progesif. Berbagai penemuan dalam
skala nano terus bermunculan, setiap minggu muncul aplikasi – apalikasi yang
menakjubkan, hampir bisa dilihat beberapa artikel atau jornal tentang alat –
alat penemuan baru yang berukuran nano, seperti bidang elektronik yang
berukuran nano ( pengembangan divais dengan ukuran nanometer ), dalam bidang
kedokteran juga telah ditemukan peralatan baru pendeteksi penyakit kanker
berdasarkan pada interaksi antar sel kanker dengan partikel berukuran
nanometer, dalam bidang kesehatan diciptakan obat – obatan yang berukuran
beberapa nano agar cepat larut dalam tubuh dan tidak mengganggu sistem organ
lain yang normal, dan sebagainya.
Gambar 1. Struktur kristal perovskit YBa2Cu3O7
(YBCO 123)
Gambar
di atas menunjukkan 2 atom Ba mengikuti perovskit yang menempati posisi di
pusat tetragonal. Atom Cu menempati setiap sudut dan atom O ditengah – tengah
rusuk. Diantara 2 lapisan perovskit tetragonal yang pusat ditempati oleh Y,
titik sudutnya ditempati oleh atom Cu dan terdapat 8 atom O. Dimensi
parameternya adalah a = 0, 382 nm, b = 0, 389 nm, c = 1, 168 nm ( Markus Diantoro, 2007: 100 ).
Kenapa
memilih YBa2Cu3O7 (YBCO 123) sebagai
penelitian berukuran nano?. Karena dalam penelitian – penelitian sebelunya
masih menggunakan orde mikro. Baik metode evapora ataupun kopresipitasi, selain
itu metode tersebut membutuhkan waktu lama dan cukup mahal ( Diantoro, 2009 ).
Reduksi Geometri
dan High Energy Milling ( HEM )
Reduksi
geometri bukanlah sebuah metode seperti evaporasi, solid state, kopresipitasi,
presipitasi, sol gel, maupun sonokimia, melainkan proses perubahan bahan dari
yang berskala mikro ke skala nano, yang biasanya disebut juga proses produksi
butir. Salah satu fabrikasi untuk mendapatkan bahan berskala nano adalah dengan
menggunakan metode high energy milling
( HEM ). High energy milling merupakan
teknik unik dengan menggunakan energi tumbukan antara bola-bola penghancur dan
dinding chamber yang diputar dan digerakkan dengan cara tertentu. Nano partikel
dengan cara ini mencapai di bawah 10 nm (Ihsan, Y., 2006).
High energy milling ini memilki
keunggulan yaitu dapat bekerja dengan lebih cepat hanya beberapa jam sudah
dapat membuat nano partikel ( tergantung dari tipe alat ), dapat membuat nano
partikel dalam kondisi atau suasana yang dinginkan saat proses milling, dan
juga dapat menghasilkan nano partikel dalam jumlah yang relatif banyak
(Rochman, N.T., 2009,). Prosedur penggilingan dengan high energy Milling (HEM) adalah serbuk homogen yang dimasukkan ke
dalam chamber logam yang di dalamnya terdapat bola – bola baja yang berputar
terus- menerus. Bola di dalam chamber tersebut akan saling bertumbukan, akibat
proses inilah akan serbuk yang ada di dalam chamber akan ikut bertumbukan terus
yang mengakibatkan partikel tersebut akan pecah. Begitu seterusnya hingga
mencapai ukuran yang diinginnkan (Ozkaya, T, 2008). Metode ini dapat dilakukan
pada suhu rendah, waktu yang relatif cepat, serta dengan peralatan yang
sederhana.
Solusi yang Sudah
Pernah Diterapkan
Selama beberapa
dekade penelitian dilakukan dengan reduksi bahan dengan orde mikro. Memasuki
abad 21 banyak penelitian yang mulai menggunakan orde nano. Bahan YBa2Cu3O7
(YBCO 123) merupakan bahan superkonduktor yang sering diteliti oleh
banyak peneliti dengan menggunakan berbagai metode diantaranya metode
evaporasi, kopresipitasi,presipitasi pada tahun 2009–2010 oleh Y.
Purwamargapratala, dkk yang menghasilkan produk berskala mikro. Pada penelitian
kali ini bahan superkonduktor YBa2Cu3O7 (YBCO
123 ) akan diteliti dengan reduksi geometri menggunakan metode High Energy Milling (HEM) yang
menghasilkan produk berskala nano yang belum pernah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya karena alat ini masih tergolong masih baru di Indonesia. Hal inilah
yang mendasari penulis untuk segera melakukan penelitian ini. Sehingga bisa
diaplikasikan pada bidang teknologi.
Kehandalan Gagasan
Berbagai penelitian untuk mensintesis
bahan dengan produk akhir berorde nano gencar dilakukan oleh banyak peneliti.
Begitu juga dengan penelitian material superkonduktor berorde nano untuk
menghasilkan produk teknologi yang mempunyai volume lebih kecil dan hemat
energi. Namun menjadikannya sama dengan material berorde mikro. Salah satu
upaya penelitian untuk menghasilkan material berorde nano dengan metode
metalurgi serbuk, dengan menggunaka High
Energy Millng ( HEM ). Metode Metalurgi serbuk menunjukkan metode yang
efektif untuk menciptakan material berpori terbuka, sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai bahan superkonduktor. Alat High
Energy Millng merupakan alat penggerus bahan secara otomatis dengan
kecepatan mencapai 1200 rpm.
Selain itu, dengan menggunakan metode ini biaya produksi untuk
menghasilkan bahan berorde nano lebih cepat dan menggunakan biaya yang relatif
murah. Bahan YBa2Cu3O7
(YBCO 123 ) merupakan bahan superkonduktor. Penggunaan YBa2Cu3O7
(YBCO 123 ) sebagai bahan superkonduktor ini
merupakan langkah pemanfaatan dan peningkatan nilai jual bahan superkonduktor.
Dengan mereduksi dari ukuran butir mikro ke nano, diharapkan superkonduktor YBa2Cu3O7
(YBCO 123 ) memiliki kekerasan dan superkonduktivitas yang tinggi, dan
material superkonduktor yang lebih berkualitas.
Pihak –Pihak
yang Terkait
Dalam
pelaksanaan penelitian ini, pihak-pihak yanng bekerjasama dalam produksi dan
mensosialisasi bahan polianilin/Fe adalah:
1. Pihak
Laboratorium Material Jurusan Fisika
Universitas Negeri Malang
2. Lembaga
penelitian BATAN yang telah melakukan penelitian, sehingga aplikasi bahan yang
dihasilkan lebih maksimal.
3. Perusahaan
elektronika, sehingga produk yang dihasilkan dapat disosialisasikan secara
maksimal.
Langkah-langkah
Strategis yang harus dilakukan
Langkah-langkah
strategis untuk mengimplementasikan gagasan ini perlu dilakukan strategi baru.
Untuk memperbaharui penelitian sebelumnya perlu dilakukan ini metode baru
dengan menggunakan metode lian yaitu dengan metalurgi serbuk dengan menggunakan
metode high energy millng ( HEM ).
Penulis memilih metode ini karena bahan yang digunakan berbentuk serbuk, selin
itu alat ini bisa mereduksi bahan sampai orde nano. Ketika ukuran butir lebih
kecil diharapkan kekerasan dari bahan semakin bertambah.
Proses
awal sebelum menggunakan metode high energy milling (HEM), dilakukan terlebih
dahulu pencampuran bahan Yba2Cu3O7 (YBCO
123) untuk mendapatkan campuran CuO, Y2O3,
BaCO3 dengan rasio mol sebagai berikut:
Setelah
semua bahan tercampur dilakukan penggerusan
elektrik, kalau tidah ada penggerus elektrik bisa menggunakan pengerus
biasa yaitu menggunakan mortal dan pastel selama 8 – 9 jam. Jika penggerusan dilakukan
dengan menggunakan teknk sederhana, usahakan mortal dalam keadaan licin agar
serbk bahan tidak ada yang menempel dan menggunakan metanol agar serbuk lebih
tercampur. Kemudian bahan yang sudah melalui proses penggerusan dipirolisis
dengan menggunakan furnance nabertherm pada suhu konstan 300° C
selama 8 jam.
Karena bahan yang dihasilkan tidak dalam bentuk serbuk tetapi dalam bentuk
campuran yang lembek, sehingga perlu dilakukan pemanasan agar semua air yang
terkandung dalam bahan dapat menguap dan diperoleh bahan dalam bentuk padatan.
Bahan yang sudah berbentuk padatan digerus kembali menggunakan high energy milling ( HEM ). Penggerusan
dengan menggunakan High Energy Milling (
HEM ) agar diperoleh bahan dengan skala nano. Penggerusan dilakukan dengan
memvariasi lama waktu yaitu 4 jam, 8 jam, dan 12 jam dengan kecepatan 1200 rpm.
Setelah
bahan melalui proses penggerusan menggunakan High Energy Milling ( HEM ) bahan tersebut dikompaksi dalam pelet
setebal 1 mm. Karakterisasi resistivitas untuk pengujian bahan superkonduktor
dengan menggunakan metode empat titik probe (four point probe) dan mengukur
temperatur dari sampel menggunaka alat Leibold
Didactic GMBH 666 205. Karakterisasi fasa yang terkandung dalam bahan
superkonduktor tersebut menggunakan XRD adalah alat XRD 6000.
Skema proses
sintesis bahan adalah sebagai berikut:
Y2O3
|
BaCO3
|
CuO
|
YBa2Cu3O7
|
furnance
|
Penggerusan
II
Dikompaksi
setebal
1
mm
|
High
Energy Milling (HEM)
|
Analisis
dan pembahasan
|
Karakterisasi
XRD
|
Karakterisasi
four point probe
|
Gambar 3: Skema proses sintesis bahan
YBa2Cu3O7
Metode
Karakteriasi
Metode karakterisasi yang digunakan
dalam penentuan resistivitas adalah dengan menggunakan metode Four Point-Probe (FPP). Penentuan nilai
resistivitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu (Direct Curent) dan
AC (Alternative Curent). Penelitian ini menggunakan arus AC pada Four Point-Probe. Bahan yang sudah
terbentuk pelet di tempelkan pada set four point probe yang terbuat dari bahan
indium. Setelah keempat terminal itu menempel pada salah satu muka sampel,
kemudian sampel itu dihubungkan dengan sumber arus searah melalui kedua
terminal yang paling ujung, dan dihubungkan ke
potensiometer
(untuk mengukur beda potensial) melalui dua terminal yang ditengah. Untuk lebih
jelasnya perhatikan Gambar 2 di bawah ini.
Dengan menggunakan metode Four Point Probe, sehingga akan diperoleh nilai V dan I. Dengan
menggunakan Hukum Ohm: V= IR, maka akan diperoleh nilai Resistansi (ihsan,
2006).
Pengujian sampel dengan menggunakan alat karena tidaka ada gangguan arus
maaupun tegangan dari alat ini sendiri.
Metode yang digunakan
untuk karakterisasi selanjutnya adalah dengan menggunakan XRD. Uji XRD digunakan untuk mengetahui
identifikasi fasa yang terkandung dalam bahan superkonduktor tersebut. Sehingga
dapat digunakam untuk membuktikan bahwa bahan superkonduktor ini termasuk ke
dalam bahan superkonduktor atau tidak.
KESIMPULAN
Gagasan yang Diusulkan
High Energy Milling merupakan metode
yang bisa mereduksi bahan dari ukuran mikro ke ukuran nano. Seperti bahan YBa2Cu3O7
(YBCO 123) yang sudah diteliti oleh banyak teliti tetapi hasil yang
diperoleh dalam orde mikro. Krena bahan ini sulit untuk diteliti dengan metode
lain, terbukti dengan belum adanya produk dari bahan YBa2Cu3O7
(YBCO 123) yang hasil akhir berorde nano. Hal inilah yang didasarkan
penulis umtuk menggunakan metode High Energy Milling (HEM) ini dan atas
referensi dari penulis.
Teknik
Implementasi
Produk
yang dihasilkan dari bahan YBa2Cu3O7 (YBCO
123) menghasilkan kabel listrik berukuran nano yang dapat diaplikasikan sebagai
bahan penghantar arus atau alat teknologi. Penelitian lebih lanjut bahan ini
dengan cara kerjasama dengan pihak-pihak tertentu seperti Laboratorium Material
Fisika Universitas Negeri Malang, penelitian BATAN dan perusahaan elektronik
untuk mensosialisasi hasil yang diperoleh.
Prediksi
Manfaat
Bahan YBa2Cu3O7
(YBCO 123) merupakan bahan superkonduktor yang fungsi sederhananya bisa
digunakan sebagai kabel listrik, maka akan menghasikan energi listrik yang
hemat energi karena tidak resitivitas (ρ =0
). Sehingga bila diperoleh superkonduktor berukuran
nano, diharapkan memilikimanfaat yang lebih luas dibanding sebelumnya, terutama
dalam bidang elektronika. Selain sebagai kabel listrik.
DAFTAR
PUSTAKA
Cyrot, Michel. 1992. Introduction To Superconductivity And High
–Tc Materials.World Scientific Publishing. Singapore.
Diantoro, Markus. 2007. Superkonduktor. Fisika FMIPA.
Universitas Negeri Malang.
Herhady
,R. Didiek,& R. Sukarsono.2007.
Pengaruh Suhu Dan Waktu Sintering Terhadap Kualitas
Bahan Bakar Kernel Uo2 Dalam Furnace Jenis
Fluidized Bed.Jornal Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan. Jakarta.
Ihsan,
Y., 2006, “Rancang Bangun dan Karakterisasi Ball Milling Untuk Proses
Penghalusan
Serbuk Bahan Magnetik”, Tugas Akhir. Semarang:Universitas
Negeri Semarang.
Juhnke,
M and Weichert, R., 2009, ”Nanoparticles of soft materials by High-Energy
Milling at Low Temperatures”, Germany:Institute for Mechanische
verfahrenstechnik.University of Thecnology.
Idayati, Elys. Perbandingan Hasil Sintesis Oksida Perovskit
La1-Xsrxcoo3-Δ Dari Tiga Variasi Metode (Sol-Gel, Solid-State, Kopresipitasi). Portovolio. 2010. www. Portovolio.com.
J. Serb.
Chem. Soc. The properties of high-energy milled pre-alloyed copper
powders
containing 1 wt.% Al .72 (1) 45–53 (2007)
Lee,
D.G., Ponvel, K.M., Hwang, S., Ahn, I.S., Lee, C.H., 2009, “Immobilization
of Lipase on Hydrophobic Nano-Sized Magnetite Particles”, Journal of
Molecular Catalysis B:Enzymatic, 57, 62-66
Marlianto,
Eddy.2008. Metode Ultrasonik Pada Bahan
Superkonduktor Suhu Tinggi. Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap. FMIPA
Universitas Sumatera Utara. Medan.
Ozkaya,
T., Toprak, M.S.Baykal, A., Kavas, H., Koseoglu, Y., Aktas, B., 2008,
“Synthesis
of Fe3O4 Nanoparticles at 1000C and its Magnetic Characterization”, Journal
of Alloy and Compound, 472, 18-23.
Rahayuningsih, Tri.2005. Mekanisme Kebocoran Arus Pada Film Tipis
Kapasitor Pt / (Ba0,7,Sr0,3 ) TiO3 / YBCO Dalam Temperatur Rendah.Skripsi
S1 Fisika FMIPA. Universitas Negeri Malang.
Yulianti, Tatik. 2010. Sintesis Superkonduktor Bpscco/Ag Menggunakan
Metode Padatan.Skripsi S1
Fisika FMIPA. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Lampiran
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1.
KETUA PELAKSANA
Nama : Ngesti Utami
TTL : Banyuwangi, 12
Februari 1990
Jenis
kelamin : Perempuan
Alamat
asal : RT 03, RW IV
Ds.Bagorejo, Srono- Banyuwangi
Agama : Islam
Email : oetamie.henne@gmail.com
Status : Mahasiswa Universitas
Negeri Malang
Riwayat Pendidikan
No
|
Pendidikan
|
Tempat
|
Tahun
|
|
|
|
|
Dari
|
Sampai
|
1.
|
SD
|
SDN 3 Bagorejo
|
1997
|
2002
|
2.
|
SMP
|
SMPN 3 Muncar
|
2002
|
2006
|
3
|
SMA
|
SMAN 1 Srono
|
2006
|
2008
|
4.
|
Perguruan
Tinggi
|
Universitas
Negeri Malang
|
2008
|
sekarang
|
Malang,
22 Februari 2011
Pelaksana,
Ngesti Utami
NIM. 308322410933
Lampiran
2.
ANGGOTA PELAKSANA
1
Nama : Haritsah Alfad
TTL : Bondowoso, 28 April 1989
Jenis
kelamin : Laki- laki
Alamat
asal :
RT 07,
RW II, Desa Pancoran, Kec.
Bondowoso Kab. Bondowoso
Agama : Islam
Email : cyplux@gmail.com
Status : Mahasiswa Universitas
Negeri Malang
Riwayat Pendidikan
No
|
Pendidikan
|
Tempat
|
Tahun
|
|
|
|
|
Dari
|
Sampai
|
1.
|
SD
|
SDN
Pancuran 01 Bondowoso
|
1996
|
2001
|
2.
|
SMP
|
SMPN 1 Bondowoso
|
2001
|
2005
|
3
|
SMA
|
SMAN 2 Bondowoso
|
2005
|
2007
|
4.
|
Perguruan
Tinggi
|
Universitas
Negeri Malang
|
2007
|
sekarang
|
Malang,
22 Februari 2011
Pelaksana,
Haritsah Alfad
NIM. 307322403633
Lampiran
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1.
KETUA PELAKSANA
Nama : Widya Fitriana
TTL :
Lamongan, 12 mei 1989
Jenis
kelamin : Perempuan
Alamat
asal : Jl. A.yani No. 44 Lamongan
Agama : Islam
Email : obe_d3j4vu@yahoo. dco.i
Status : Mahasiswa Universitas Negeri Malang
Riwayat Pendidikan
No
|
Pendidikan
|
Tempat
|
Tahun
|
|
|
|
|
Dari
|
Sampai
|
1.
|
SD
|
SDN Jetis Lamongan
|
1997
|
2002
|
2.
|
SMP
|
SMPN 1 Lamongan
|
2002
|
2006
|
3
|
SMA
|
SMAN 2 Lamongan
|
2006
|
2008
|
4.
|
Perguruan
Tinggi
|
Universitas
Negeri Malang
|
2008
|
sekarang
|
Malang,
22 Februari 2011
Pelaksana,
Widya Fitriana
NIM.
108321417061
Komentar
Posting Komentar