SENYAWA INFINITE LAYER SR1-XCA1+XCU2O4 SEBAGAI MOTT INSULATOR
1.
PENDAHULUAN
Pada
zaman yang serba canggih dengan
teknologi, kita dituntut harus kreatif dan inovatif dalam melakukan penelitian
ataupun ekperimen. Telah diketahui bahwa bahan bahwa material alam banyak
jenisnya, mulai dari konduktor, superkonduktor, semikonduktor, dan juga
insulator. Tetapi untuk pembuatan bahan yang mott insulator belum pernah
dilakukan. Maka dari itu,pada ekperimen ini mencoba untuk membuat bahan
berbasis mott insulator. Bahan mott insulator ini tidak tidak peka terhadap
listrik, tetapi peka terhadap medan magnet. Mott insulator ini diharapkan bisa
memberikan sumbangsih kepada masyarakan banyak kususnya dibidang material baru.
2.
LATAR
BELAKANG
Dalam
perkembangan era globalisasi dan perkembangan teknologidan ilmu pengetahuan
yang sangat pesat banyak penelitian yang telah meneliti senyawa infinite
layer Sr1-xCa1+xCu2O4
karena dianggap bahwa senyawa ini sangat menarik untuk diteliti. Salah
satunya adalah pembuatan film tipis ( Nagata, 2008). Sr1-xCa1+xCu2O4
merupakan bahan superkonduktor, tetapi ketika bahan ini diteliti pada
temperatur tertentu akan berubah fase
dari senyawa infinite layer menjadi
CDW (charge density wave) dan dapat berubah fase ke bahan mott insulator ketika pada temperatur diatas 100 (nagata, 2008).
Mott insulator
merupakan suatu logam yang tidak bisa menghatarkan listrik sebagaimana
mestinya, meskipun dialiri tegangan listrik tinggi tidak akan mengalirkan
arus listrik, bahan ini hanya bisa mengalirkan listrik pada temperatur rendah,
yaitu 670C. Untuk senyawa infinite layer Sr1-xCa1+xCu2O4
bisa berubah menjadi bahan mott insulator
bila temperaturnya diturunkan dan dengan penambahan konsentrasi molar (x) Ca ke
dalam Sr1-xCa1+xCu2O4 dengan
menggunakan temperatur ruang. Pada saat level ca tinggi, akan menyebabkan susunan
CDW menghilang yang dikarenakan peningkatan dua dimensi dan ketidakteraturan
(motoyama,2002).
Pada
penelitian sebelumnya telah dijelaskan bahwa untuk senyawa infinite layer Sr1-xCa1+xCu2O4 merupakan bahan oxide, bila bahan ini
menggunakan suhu sintering antara 8600-9500 dengan lama
pemanasan sekitar 6- 100 jam. Bila sintering dikerjakan kurang dari 6 jam akan
mengakibatkan bahan yang sudah tercampur tidak tersintering secara menyeluruh,
ketika sintering lebih dari 100 jam akan mengakibatkan struktur yang diinginkan
kan rusak atau tidak terbntuk (Y.torii,2006).
Sejauh ini senyawa infinite layer Sr1-xCa1+xCu2O4
yang didoping dengan Ca dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh
terhadap konstanta dielektrik dan mengetahui kemampuan suatu bahan dielektrik
dalam menyimpan muatan listrik, dengan menggunakan variasi konsentrasi molar
(x) yang dimulai dari x=0, x=0,02, dan
x=0,04.
3.
MASALAH
ATAU TOPIK BAHASAN
Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa rumusan
masalah sebagai berikut:
·
Bagaimana cara dan proses mott insulator Sr1-xCa1+xCu2O4
dengan metode solid state?
·
Bagaimana karakterisasi
Mott-Insulator Sr1-xCa1+xCu2O4
berdasarkan uji dielektrisitas dan uji XRD?
·
Bagaimana pengaruh
pendopingan Ca2+ terhadap senyawa infinite layer Sr1-xCa1+xCu2O4
4.
TUJUAN
PENULISAN MAKALAH
Tujuan
yang ingin dicapai dalam eksperimen ini adalah sebagai berikut:
·
Mengetahui cara dan
proses sintesis Mott-Insulator Sr1-xCa1+xCu2O4
dengan metode solid state.
·
Mengetahui hasil uji
dielektrisitas pada senyawa infinite
layer Sr1-xCa1+xCu2O4.
·
Mengetahui pengaruh
pendopingan senyawa Ca2+
terhadap SR1-xCa1+xCu2O4
5.
TEKS
UTAMA
5.1
Mott
Insulator
Teori
band telah berhasil memecahkan perbedaan antara bahan insolator dan logam.
Insolator dapat didefinisikan ketika konduktivitas (σ) listrik statisnya
mendekati nol pada temperatur rendah lim T →0 σ
(T)=0
(Judy Cherian, 2010). Jika konduktivitas listrik pada suatu bahan terbatas maka
bahan tersebut adalah logam. Suatu bahan bisa dikatakan insolator atau logam
ditunjukkan dengan kerapatan pada tingkat fermi. Pada material logam alam
kerapatannya pada tingkat fermi tidak nol, tetapi ketika kerapatannya hilang
pada tingkat fermi material itu berubah menjadi insolator.
Insulator
secara umum dapat diklasifikasikan dalam 2 tipe yaitu insolator itu sendiri dan
mott-insulator. Insulator merupakan
konduktor listrik dan panas yang buruk dikarenakan interaksi dari elektron
tunggal dan medan elektrostatik dari ion pada kristal, yang menyebabkan
elektron mudah bergerak dan meninggalkan tempatnya.
Mott insulator
diambil dari nama penemunya yaitu Sir Nevil Mott yang telah memperoleh
penghargaan nobel fisika 1977. Mott
Insulator merupakan suatu bahan yang memiliki sifat kelistrikan, tetapi
dalam kenyataanya tidak menghantarkan listrik, walaupun dialiri tegangan tinggi
tidak akan mengalirkan arus listrik, bahan ini hanya bisa mengalirkan listrik
pada temperatur rendah, yaitu 670C.
Pendopingan
pada bahan superkonduktor dengan senyawa tertentu bisa merubah sifar dasar dari
senyawa supernya menjadi bahan mott
insulator. Pada senyawa infinite
layer Sr1-xCa1+xCu2O4 dengan pendopingan
Ca2+ untuk menggantikan Sr2+ diharapkan bisa merubah
siaft dari senyawa super untuk bersifat mott insulator.
5.2
Infinite
Layer
Struktur
kristal dikenal selam ini hanyalah struktur kubik, tetragonal, ortorombik,
heksagonal, triklinik, dan trigonal. Sedangkan infinite layer adalah struktur yang unik, seperti yang dimiliki
senyawa Sr1-xCa1+xCu2O4 berstruktur
infinite layer yang sangat menarik untuk diteliti. Senyawa infinite layer merupakan suatu wujud kuasi satu dimensi yang
menunjukkan kompleksitas karena terdiri dari lapisan rantai (chain) CuO2,
lapisan tingkatan (ladder) Cu2O3 dan lapisan (Sr,Ca) yang
ditempatkan pada dalam permukaan kristal a-c dan bertumpuk sepanjang b
(nagata,2008).
Pada
senyawa infinite layer Sr1-xCa1+xCu2O4 merupakan
infnite layer dengan Sr2Cu2O3 dengan CuO2.
Tabel 5.1 data Sr2Cu2O3 dengan space grup Fmmm no.69
A
|
B
|
C
|
|
|
|
11, 4696
|
13, 3527
|
3, 9235
|
90
|
90
|
90
|
Name
|
z
|
Ion
|
wycoff
|
X
|
Y
|
Z
|
Cu1
|
29
|
|
16I
|
0,33390
|
0,25000
|
0,25000
|
O1
|
8
|
|
16I
|
0,16910
|
0,25000
|
0,25000
|
O2
|
8
|
|
8C
|
0,0060
|
0,25000
|
0,25000
|
Sr
|
38
|
|
16M
|
0,0000
|
0,12220
|
0,75000
|
Cu3
|
29
|
|
16N
|
0,75000
|
0,00000
|
0,62290
|
O3
|
8
|
|
16N
|
0,63930
|
0,00000
|
0,12100
|
Tabel 5.2 struktur CuO2 dengan space group
Amma no. 63
A
|
B
|
C
|
|
|
|
11, 4698
|
13, 3527
|
3, 9235
|
90
|
90
|
90
|
Name
|
z
|
Ion
|
wycoff
|
x
|
Y
|
Z
|
Cu1
|
29
|
|
8Q
|
0,66100
|
0,25000
|
0,25000
|
O1
|
8
|
|
8Q
|
0,83090
|
0,25000
|
0,25000
|
O2
|
8
|
|
4C
|
0,00000
|
0,25000
|
0,25000
|
Sr
|
38
|
|
4C
|
0,00000
|
0,62220
|
0,25000
|
Cu3
|
29
|
|
16H
|
0,25000
|
0,00000
|
0,87710
|
O3
|
8
|
|
16H
|
0,13930
|
0,00000
|
0,37860
|
Pada senyawa infinite layer Sr1-xCa1+xCu2O4
strukturnya berlapis dan pembawa
muatannya insulator, dengan konfigurasi atom Cu di 3d9 dengan spin S
= ½ sama seperti HTSC. Spin chains memiliki urutan jarak yang tidak terlalu
panjang katrena memiliki spin S = ½ dan
struktur 1 dimensi. Dalam hal ini spin ditunjukkan dengan adanya interaksi
antara subsistem di dalam susunan kristal, dengan adanya hal ini tidak
menghasilkan hubungan urutan pengisian yang tepat di dalam senyawa Sr1-xCa1+xCu2O4
(fukuda, 2009).
Salah satu manfaat dari senyawa infinite layer Sr1-xCa1+xCu2O4
dapat dikembangkan menjadi film tipis (thin film) magnetik heterostruktur
(markert, 2009).
5.3
Dielektrisitas
Konstanta dielektrik adalah bahan
yang tidak memiliki muatan bebas atau isolator. Isolator tidak bisa mengalirkan
muatan listrik, tetapi peka terhadap medan listrik. Jika bahan isolator
diletakkkan dalam medan listrik, maka dalam bahan tersebut terbentuk dipol
listrik, sehingga permukaan bahan akan terinduksidan terpolarisasi. Dipol
adalah muatan yang sama besar namun berlawanan tanda yang terpisahkan oleh
suatu jarak, sedagkan momen dipol
merupakan hasil kali antara muatan Q dan jarak d (isaac,1990).
Pada konstanta dielektrik ini
menggunakan kapasitior plat sejajar yang terpisaahkan ruang hampa dan diberi
beda potensial sebesar V. Nilai bearnya muatan yang tersimpan dalam rangkaian
ini disebut kapasitas kapasitor (C), dan besarnya kapasitas kapasitor dengan
beda potensial dinyatakana dalam persamaan Q= CV. Jadi kapasitansi kapasitor
adalah kemampuan kapasitor untuk menyimpan muatan pada plat sejajarnya. Nilai
dari kapasitansi kapasitor tergantung pada;
1. Bahan
dielektrik yang digunakan;
2. Luas
dari plat sejajar;
3. Jarak
antar plat.
Ketika suatu bahan dielektrik
disisipkan menggantikan ruang hampa diantara dua plat mengakibatkan dua
mekanisme polarisasi dan bidang dielektrik yang berdampak bertambah besarnya
muatan listrikyang terdimpan dalam kapasitor. Setalah bahan dielektrik
disisipkan dalam dua plat kapasitor, kapasitansi dielektriknya dinyatakan
dengan persamaan:
C=ε
rA l
K=Cl A ε
o
Dimana C merupakan nilai
kapasitansi bahan terukur, A luas permukaan melintang bahan, l adalah tebal bahan sedangkan ε
o merupakan permitivitas
pada ruang hampa yang nilainya adalah 8,85 . 10-12 F/m.
Berdasarkan tahapan-tahapan pelaksanaan penelitian diatas, maka
diperoleh beberapa data eksperimen dari uji XRD dan kapasitansi meter.
2.3.1
Pengaruh pendopingan Ca terhadap
dielektrisitas senyawa infinite layer
Sr1-xCa1+xCu2O4
Doping merupakan
substitusi atau penggantian kation Sr2+ dengan Ca2+. Pada
senyawa infinite layer Sr1-xCa1+xCu2O4
ini jari- jari Sr2+ = 1,73 angstrom,sedangkan Ca2+
memiliki jari-jari 0,99 angstrom. Karena kedudukan ionik Sr2+ lebih
bear dibanding dengan Ca2+ maka Ca2+ bisa masuk dan dapat
menggantikan posisi Sr2+ yang elektron terluarnya mudah terlepas,
jarak antar atom semakin kecil sehingga kisi atau volumenya kisi lebih kecil,
yang menyebabkan ikatannya semakin kuat dan elektronnya semakin tidak mudah
lepas dari inti, dan dielektrisitasnya semakin tinggi (naik).
Pendopingan Ca berpengaruh pada
perubahan fase. Ketika tekanan dibawah P = 3-5Gpa pada temperatur diatas 100
menjadi metal (J. Akimitsu,2008).
6.
PENUTUP
6.1
Simpulan
-
Penambahan konsentrasi
molar Ca berpengaruh pada nilai konstanta dielektrik bahan. Pada temperatur
ruang, nilai konstanta dielektrik meningkat seiring dengan bertambahnya konsentrasi molar (x). Peningkatan konstanta
dielektrik mengikuti mekanisme polarisasi elektroionik, yaitu semakin banyak
doping Ca2+ yang di dopingkan untuk mengganti Sr2+
-
Nilai konstanta
dielektrik akan naik seiring dari bertambahnya temperatur pengukuran. Hal ini
tidak mengikuti mekanisme lain yaitu adanya transisi fase dari LDW ke mott
insulator.
6.2
Saran
·
Membuat senyawa
infinite layer Sr1-xCa1+xCu2O4
dengan doping senyawa lain, misalnya La (lathanum), Bi (Bismuth) dsb.
·
Mengulangi penelitian
dengan rentang konsentrasi molar (x) yang lebih besar dengan temperatur
sintering yang berbeda serta variasi temperatur pegukuran.
·
Mengulangi penelitaian
dengan menggunakan temperatur nitrogen cair untuk mengetahui perubahan fase dan
struktur yang terjadi pada bahan.
·
Menentukan
karakterisasi yang lain misalnya dengan medan magnet, konduktivitas.
DAFTAR
RUJUKAN
Akimitsu,J.2008.Supression of the charge-density wave state
in Sr14Cu24O41 by calcium doping.japan
Aprilia,
Evi.2009. Pengaruh doping Ca Terhadap
Dielektrisitas Senyawa Infinite Layer Sr14-xCaxCu24O41.pada
Berbagai Temperatur Pengukuran. Malang: Jurusan Fisika UM
Effendy.1999.Logam, semkonduktor, isolator. Malang:
Jurusan Pendidikan Kimia.FMIPA IKIP Malang
Isacc,
Alan.1990. Kamus Lengkap Fisika. Jakarta: Erlangga
Maelasari,
Ari. Skripsi.2009. Pengaruh Lama Sintering Terhadap Dielektrisitas Senyawa
Infinite Layer Sr1Ca2Cu2O41+ δ
pada berbagai temperatur pengukuran. Malang:
Jurusan Fisika UM
Setyawati, Ika.
2010. Pengaruh Variasi Suhu Sintering Terhadap Konduktivitas Senyawa
Termistor Zn 0,95 Mn0,05 Fe204. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Taswa,dkk. 2006.
Kamus Lengkap Fisika. Jakarta: Bumi Aksara
Van Vlack, L.H.
2008. Elemen-Elemen Ilmu Dan Rekayasa Material Edisi Keenem. Jakarta:
Erlangga.
Wisnu,
dkk. 2004.Faktor Koreksi Dimensi Sampel Pada Sifat Listrik Superkonduktor
Yba2cu3o7-X Dengan Menggunakan Metode
Four Point Probe.Bandung: BATAN.
Komentar
Posting Komentar