PKM GT KUW
UPAYA FABRIKASI MATERIAL
ORGANIC INORGANIC HYBRID
Cu1-xCl4(C6H5CH2CH2NH3)2
– Ni2+ YANG EFISIEN SEBAGAI APLIKASI JFET (junction FIELD EFECT
TRANSISTOR)
Ngesti Utami, Reni Fitria, Krista Yohan
Program Studi Fisika
Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang
Jl. Semarang No. 5 Malang
RINGKASAN
Material
organic inorganic hybrid merupakan penggabungan material yang berbeda dengan
mengambil keunggulan dari masing-masing material, sehingga terbentuk material
yang cenderung memiliki sifat fisik yang kuat (material anorganik) dan proses
fabrikasi yang tidak perlu menggunakan peralatan berteknologi tinggi (material
organik). Sehingga material organic inorganic hybrid ini cenderung memiliki
nilai ekonomis tinggi, walaupun di produksi dalam skala besar. Material organic inorganic hybrid Cu1-xCl4(C6H5CH2CH2NH3)2
– Ni2+ berpotensi
sebagai JFET, karena diyakini dengan adanya pendopingan dari Ni2+ akan
menyebabkan peningkatan resistivitasnya, sehingga memiliki efisiensi yang
tinggi dibandingkan dengan material lainnya.
Material organic inorganic hybrid Cu1-xCl4(C6H5CH2CH2NH3)2
– Ni2+ memiliki band
gap lebih kecil dari 2.5 eV yang menarik untuk mengoptimalkan JFET. Dengan
adanya pelapisan TTF dan alumunium juga
akan memberikan peningkatan kualitas dari masing-masing material dengan maksud
menghasilkan perpaduan sifat yang optimal dari PLED yang telah ada sebelumnya.
Sehingga hal ini menjadikan gagasan yang menarik untuk dilakukan penelitian
dengan hasil yang berpotensi adanya peningkatan efisiensi dan kualitas.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Baru-baru ini perhatian akan model
material yang secara dramatis mengubah kearah yang lebih umum dan control
hubungan fundamental antara ilmu kimia pada level molekul dan bahan material
berskala makro. Pada abad ke 21 ini
kemajuan akan aplikasi informasi, komunikasi (mikroelektronik), obat dan lain
sebagainya membutuhkan miniaturisasi material dengan bahan yang memiliki
kualitas unggul dan berdaya guna. Sekarang ini banyak teknologi yang berskala
nano yang disebut dengan nanoteknologi. “Nanoteknologi” adalah ilmu material
yang sangat penting pada skala nanometer yang merupakan kombinasi karya ilmuan
dari berbagai ilmu bidang pengetahuan (ilmuan fisika, kimia, dan material) (Nicola Hüsing &
Ulrich Schubert.2004).
Berbagai material diteliti untuk memenuhi tuntutan
pasar, salah satunya dibidang hybrid. Sekarang ini
kata hybrid tidak asing lagi di
telinga, hybrid sudah banyak
digunakan dalam bidang elektronika seperti pada mobil, soft ware computer, handphone, bolpoin dan lain sebagainya. Hybrid bisa diartikan sebagai mongrel
atau bisa dikatakan kombinasi dari material yang berbeda dan menjadi material
baru yang mempunyai fungsi serta sifat yang lebih baik dari material
sebelumnya. Secara umum material ini mirip dengan komposit, dimana dua atau
lebih material yang digabungkan dengan bentuk dan komposisi yang berbeda (Nicola Hüsing &
Ulrich Schubert.2004).
Di dalam dunia fisika dan kimia hybrid
dapat digunakan dalam berbagai macam kontek, seperti yang ada pada dunia
makroskopis, komposit, dan polimer.
Perkembangan dari material organik
anorganik hybrid semakin meluas dari berbagai macam lingkungan kimia yang
berbeda termasuk interkalasi kimia, tetapi hanya proses kimia anorganik lunak
yang terus dikembangkan. Sekarang material organik anorganik hybrid tumbuh bermacam-macam
tipe, dan sudah mulai merambah ke material molekul, supramolekul, dan kimia
polimer (Pedro Gómez-Romero and Clément Sanchez.2003). Fabrikasi
material organik anorganik hybrid menggunakan metode yang berbeda-beda untuk
menghasilkan material yang dinginkan, tetapi hampir semua material organik
anorganik hybrid baru umumnya mempunyai karakteristik dengan menggunakan
temperatur (<2000 C) pada temperatur ruang (Eduardo
Ruiz-Hitzky.2004).
Material organik anorganik hybrid menggabungkan
kelebihan dari material organik dan anorganik dengan mengurangi kelemahan dari
masing-masing bahan, dan menjadikan material
baru yang memiliki sifat lebih baik dari material sebelumnya. Material
organik anorganik hybrid ini akan menghasilkan material dengan sifat fisik yang
kuat (material anorganik) dan menggunakan prose fabrikasi yang mudah, harga
rendah dan flexible (material organik) (Anne Arkenbout.2010). Pada penelitian
ini berusaha memfabrikasi organik anorganik hybrid menjadi material elektronika
dalam bentuk yang lebih kecil, ringan, tetapi memiliki dayaguna tinggi.
Material organik anorganik memiliki
banyak kelebihan dan keunikan tersendiri yang menyebabkan para peneliti
berlomba-lomba untuk meneliti, diantaranya penelitian tentang porosi pada
material organik anorganik hybrid (Nicola Hüsing and Ulrich
Schubert.2004), material optik dari fungsi nanokomposit organik anorganik
hybrid (Clément Sanchez at all.2004), bioaktif solgel hybrid (Jacques Livage,at
all.2004), juga material organik anorganic hybrid dalam bentuk nano (
Yushiki Chujo, 2007) dan lain sebagainya.
Pada
penelitian material organik-anorganik
hybrid CuCl4 (C6H5CH2CH2NH3)2 sudah pernah diteliti sebelumnya oleh
Anne Arkenbout (2010) dengan
formula kimia MX3+1(Y-NH3)1+x, dimana M adalah
ion logam transisi magnetik yang terdiri dari Mn, Fe, Co, Ni, dan
Cu, X adalah ion halida, dan Y adalah komponen organiknya. Dan David B. Mitzi
(2004) dengan material organik anorganik (C6H5CH2CH2NH3)2 SnI4 keduanya menjadi
kristal tunggal sebagai material elektronik JFET, solar cell, OLED, dan lain
sebagainya.
Penelitian kali ini akan mencoba menganalisis
senyawa Kristal multiferoik dari
material organik anorganik hybrid Cu1-xCl4(C6H5CH2CH2NH3)2 doping Ni2+ dengan variasi molar 0 ≤ x ≤ 1
menggunakan metode spincoating yang diharapkan akan menaikkan resistivitasnya,
kristalinitasnya dan sifat optik dari logam akan lebih mudah di proses karena
sifat transparan dari material organik PEA. Selain itu untuk material organik
anorganik hybrid CuCl4 (C6H5CH2CH2NH3)2
memiliki sifat multiferroik
(ferromagnetic, ferroelektrik, ferroelastik) yang dapat menyimpaan dan
memproses data yang kuat (Afrida Nur Afifa, 2008). Fabrikasinya
akan menggunakan metode spin coating karena metode ini dapat menghasilkan film
tipis dengan ketebalan 10 nm dan akan diperoleh lapisan homogen karena
rotasinya yang konstan dan memerlukan waktu yang singkat.
Dari penelitian
ini diharapkan resistivitasnya setelah di doping dengan Ni2+ akan menimbulakan resitivitas
meningkat, karena kelektronigatifan dari dopan dan jari-jari dari Cu 1,17 dan
jari-jari Ni 1,15, karena sesuai dengan teori struktur atom yaitu semakin dekat
jarak antara inti atom dengan atom, maka elektron yang ada pada kulit terluar
akan sulit terlepas, yang mengakibatkan resisitivitas meningkat, selain itu
akan terjadi perubahan warna dari material awal dan material yang sudah
diteliti setelah pengaruh doping akan memiliki sifat optis yang berbeda-beda.
Dari uraian
diatas maka akan dibuat penelitian dengan judul “Fabrikasi Material Organik
anorganik Hibrid Cu1-xCl4(C6H5CH2CH2NH3)2 doping Ni2+ Dengan Metode Spin Coating Sebagai
Material Elektronika”
TUJUAN DAN
MANFAAT
Tujuan
Berdasarkan uraian pada latar belakang
diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1.
Mengetahui
pengaruh komposisi doping Ni2+
pada
struktur film
organik anorganik Hibrid Cu1-xCl4(C6H5CH2CH2NH3)2
2.
Mengetahui
pengaruh komposisi doping Ni2 pada resistivitas
film organik
anorganik Hibrid Cu1-xCl4(C6H5CH2CH2NH3)2
3.
Menjadikan
organik anorganik
Hibrid Cu1-xCl4(C6H5CH2CH2NH3)2-
Ni2 sebagai
lapisan anoda pada JFET yang tepat guna dan memberikan peningkatan efisiensi.
Manfaat
Berdasarkan
uraian diatas, manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1.
Material
Organik anorganik Hibrid Cu1-xCl4(C6H5CH2CH2NH3)2 doping Ni2+ merupakan material resistif yang dapat menjadi bahan dengan apliksai yang
luas dalam bidang teknologi sebagai upaya peningkatan efisiensi dari
material-material sebelumnya.
2.
Penggunaan
material Organik
anorganik Hibrid Cu1-xCl4(C6H5CH2CH2NH3)2 doping Ni2+sebagai lapisan
anoda pada PLED akan memberikan meningkatkan keunggulan sehingga akan menjadi
pilihan yang tepat dalam aplikasi teknologi.
3.
Material
organik anorganik hybrid Cu1-xCl4(C6H5CH2CH2NH3)2
doping
Ni2+ merupakan
langkah yang tepat untuk meningkatkan resistivitas pada film tipis yang akan
memberikan pengaruh pada kualitas JFET.
GAGASAN
Kondisi Kekinian
Material
organic merupakan material yang memiliki sifat ketika terkena pengaruh panas
akan terdekomposisi pada suhu diatas 2000 C, memiliki titik leleh
rendah, senyawa organic tidak kental dan tidak berwarna (seperti etanol, karbon
tetraklorinida), terdapat juga yang kental dan tidak menguap ( seperti
gliserol). Kebanyakan dari bahan organik ini bersifat isolator, tetapi
baru-baru ini bahan organik digunakan sebagai bahan konduktor, ferroelektrik
dan semikonduktor dalam aplikasi elektronik (Anne arkenbout, 2010). Material
organic ini memiliki keuntungan pengolahan yang mudah, biaya yang rendah, dan
mempunyai fleksibelitas serta tidak perlu menggunakan peralatan berteknologi
tinggi untuk mengolahnya dengan menggunakan metode ptinting dan spin coating.
Material
inorganic merupakan cenderung memiliki ketahanan yang kuat dan bahan rumah
tangga yang tahan lama . Material ini tidak larut dan memiliki temperature
leleh yang tinggi (Anne Arkenbout,2010). Oleh karena itu bahan anorganik yang
digunakan untuk aplikasi elektronik didasarkan pada evaporasi formal dan
litografi yaitu membutuhkan peralatan berteknologi tinggi. Material organik
anorganik hybrid merupakan menggabungkan ketahanan bahan inorganik dengan
proses organik (Anne Arkenbout, 2010). Dengan menggabungkan kedua kelebihan dar
material organic dan inorganic hybrid ini memungkinkan untuk dijadikan aplikasi
elektronik dengan daya larut ferromagnetik dan semikondktivitas. Penggabungan
dari sifat menarik ini dapat dijadikan material yang murah dan memiliki
kemampuan menyimpan serta memproses data yang kuat.
Sebagai contoh CnI4 (C6H5CH2CH2NH3)2
merupakan material semikonduktor organic inorganic hybrid non magnetik
yang dapat digunakan untuk pabrikasi Field Effect Transisitor (FET) dengan
metode spin coating dengan mobilitas mendekati ~1 cm2V-1s-1
(mobilitas terbaik dari material organic Si, tetapi lebih rendah dibanding
Kristal silikon) (David B. Mitzy,2004).
Gambar 1.Grafik kemajuan
mobilitas field effect dari transistor film tipis dengan semikonduktor yang
terdiri dari sedikit molekul organic. Dari grafik tersebut menunjukkan field
effect ditargetkan untuk aplikasi elektronik (David B, Mitzy.2004).
Bad gap juga salah satu parameter
penting semikonduktor untuk pembawa kerapatan pada temperature ruang, sama
halnya panjang gelombang emisi. Ban gap Eg , sangat berguna dalam
semikonduktor adalah lebih kecil dari 2.5 Ev, terkadang kecinya sama dengan
sepersepuluh eV. Pembawa kerapatan bervariasi seperti (-Eg/2KBT),
pada temperature ruang yang memiliki nilai 10-1 untuk Eg = 0.1 eV dan 10-26 untuk Eg = 3 eV. Ketika bad gap yang dimiliki
semikonduktor kecil akan memberikan kesulitan pada material untuk mati, dan
pada saat bag gapnya besar akan berguna mengalirkan muatan untuk menyalakan
material elektronik. Sebagai catatan injeksi muatan kedalam semikonduktor
tergantung dari pita konduksi dan valensi dengan mengacu pada energy Fermi dari
logam, seperti nilai ketettapan dari band gap (David B, Mitzy.2004).
Gambar 2: skema
dari struktur organic inorganic hybrid dan masing-masing energy level yang
kemungkinan dimiliki. a) semikonduktor dengan sheet inorganic dan layer organic
dengan HUMO-LUMO gap pada tipe quantum
well 1, b) band gap organic inorganic dengan HUMO-LUMO yang lebih kecil, c)
dengan bergesernya afinitas electron yang membentuk tipe struktur quantum well
II (David B, Mitzy, K Chondroudls, C. R Kagan.2001).
Material organic inorganic hybrid
CuCL4 (C6H5CH2CH2NH3)2
yang digunakan sebagai lapisan
terkonjugasi pada film tipis dapat diatur band gapnya dengan mendopingkan Ni2+,
sehingga dapat menaikkan resistivitas dari hybrid CuCL4 (C6H5CH2CH2NH3)2.
yang digunakan untuk tegangan tinggi pada perangkat untuk menghambat arus
yang lewat dalam suatu rangkaian. Sifat resistif ini akan memberikan efisiensi
tinggi terhadap JFET dengan pendopingan Ni2+. Material organic
inorganic hybrid CuCL4 (C6H5CH2CH2NH3)2
dengan doping Ni2+ selain akan menghasilkan resistivitas
tinggi juga memiliki sifat optik yang akan menghasilkan penyerapan optik spectra pada temperature ruang dan juga
karena pengaruh band gap (David, B.Mitzy.2004).
Komponen penyusun JFET terdiri atas
tiga lapisan yaitu:
1.
Anoda,
berfungsi sebagai supplier hole dan terbuat dari bahan metal dengan fungsi
kerja yang tinggi. Pada lapisan ini menggunakan TTF-TCNQ (Thick
Tetrathiofvulvalence-Tetracyanoquinodimetane) untuk laminasi kristal agar
menambah band gap.
2.
Katoda, merupakan suplier
elektron dan material logam dengan fungsi kerja yang rendah. Material yang
digunakan untuk lapisan ini biasanya alumunium atau kalsium.
3.
Material organic
inorganic hybrid CuCL4 (C6H5CH2CH2NH3)2,
merupakan material terkonjugasi dalam bentuk film dengan ketebalan dalam
skala nano.
Gambar
3. lapisan penyusun JFET (David B,
Mitzy.2004)
Mekanisme yang terjadi pada JFET saat
arus dc, hole akan disalurkan pada lapisan TTF dan elektron akan disalurkan
dari katoda alumunium. Pengaruh dari medan listrik akan mengakibatkan muatan
berpindah dari katoda menuju anoda, yang
akan membentuk kombinasi pada material organic inorganic hybrid CuCL4 (C6H5CH2CH2NH3)2
yang mengakibatkan energi tereksitasi. Dari berkurangnya eksiton pada
material organic inorganic hybrid CuCL4 (C6H5CH2CH2NH3)2
akan menghasilkan emisi cahaya pada lapisan transparan resistif yang
menghasilkan warna pada material organic inorganic hybrid CuCL4 (C6H5CH2CH2NH3)2
akan mempengaruhi panjang gelombang yang dihasilkan oleh material dan akan
membuat aplikasi yang dihasilkan memiliki warna yang menarik.
Solusi yang
Pernah Dilakukan
Material organicanorganik hybrid dengan
bahan dasar phenylethilamonium ((C6H5CH2CH2NH3)2
yang pernah diteliti oleh David.B Mitzy pada tahun 2004 dengan mengggunakan ITO
sebagai lapisan katoda, sedangkan anne arkenbout (2010) menggunakan lapisan TTF
untuk meningktkan resistivitas dari material organic inorganic hybrid CuCL4
(C6H5CH2CH2NH3)2-Ni2+
sebagai lapisan transparan yang resistif. Pelapisan TTF ini sangat tepat
bila dijadikan sebagai lapisan untuk JFET dengan menambahkan alumunium.
Kehandalan
Gagasan
Gagasan dari penelitian ini dengan
menggabungkan TTF, material organic inorganic hybrid CuCL4 (C6H5CH2CH2NH3)2-Ni2+
dan Alumunium. Metode sputtering yang digunakan untuk melapiska TTF pada
substrat kaca akan menjadikan langkah yang handal dalam upaya efisiensi biaya.
Lapisan polimer konjugasi menggunakan material hybrid dengan berbagai
keunggulan diantaranya adalah memiliki resistivitas yang stabil terhadap
lingkungan, resistivitasnya mudah dikontrol melalui doping dan mudah disintesis
dengan harga yang murah serta dapat menghasilkan dalam skala yang besar. Doping
Ni2+ merupakan langkah yang tepat untuk meningkatkan resistivitas hybrid.
Tahap deposisi material organic inorganic hybrid CuCL4 (C6H5CH2CH2NH3)2-Ni2+ pada TTF dengan menggunaka spin coating
akan menghasilkan lapisan yang homogen dan ketebalannya dalam skala nano.
Selain hal tersebut TTF merupakan metode pertumbuhan bagi kristal hybrid CuCL4
(C6H5CH2CH2NH3)2-Ni2+
dengan prinsip arah pertumbuhannya mengikuti orientasi kristal. Sehingga
akan meningkatkan kristalinitas hybrid CuCL4 (C6H5CH2CH2NH3)2-Ni2+
yang berimplikasi pada kenaikan resistivitasnya.
Berbagai kehandalan dari masing-masing material diatas, akan menghasilkan
perpaduan sifat dengan kualitas yang tinggi pada JFET.
Pihak-Pihak yang Terkait
Dalam
pelaksanaan penelitian ini, pihak-pihak yang bekerjasama dalam produksi dan
mensosialisasi PLED adalah:
1.
Laboratorium
Fisika Material Universitas negeri malang sebagai pihak yang memberikan
sarana-sarana penelitian dalam pelaksanaan sintesis bahan.
2.
Laboratorium
Sentral FMIPA Universitas Negeri Malang untuk membantu dalam menyediakan alat
yang digunakan untu deposisi polianilin melalui metode spin coating dan
pelapisan TTF dan Alumuniun dengan menggunakan Sputtering, serta untuk
melakukan karakterisasi struktur dan I-V.
3.
Lembaga
Penelitian BATAN, sebagai upaya untuk memaksimalkan JFETpada peneliatian ini
sebagai langkah tindak lanjut.
4.
Pihak
Industri, untuk melakukan produksi dan sosialisai dari JFET dengan berbahan
dasar material organic inorganic hybrid CuCL4 (C6H5CH2CH2NH3)2
doping Ni2+.
Strategi Penerapan
Peralatan
dan Bahan
Alat
a.
Neraca
Digitas
b.
Gelas
Ukur
c.
Magnetic
Stirer
d.
Filter
e.
Spatula
f.
Pipet
Mikrometer
g.
Spin
Coater
h.
Set
Four Point Probe
i.
Furnace
j.
Set
Karakterisasi I-V
k.
XRD
Bahan
a.
Phenylethylamine
(C6H5CH2CH2NH3)
b.
CuCl2.6H2O
c.
CoCl2.6H2O
d.
HCl
e.
TTF
f.
Subtrat
Glass
g.
Aquades
Prosedur
Penelitian
Sintesis
material organik anorganik hybrid CuCl4 (C6H5CH2CH2NH3)2
Sintesis solution Hibrid organic
inorganic Cux1NixCl4(C6H5CH2CH2NH3)2
dilakukan dengan menambahkan larutan Hcl jenuh untuk menjadikan phenylethilaminechloride secara saturasi
yang menghasilkan polikristalin putih. Proses selanjutnya senyawa yang
terbentuk difiltrasi, dicuci dengan air dan yang terakhir dibiarkan,
dikeringkan di udara. Setelah semua tercampur homogen, untuk pendopingan NiCl2.6H2O digunakan
perbandingan molar 0 ≤ x ≤ 1 yang
dilarutkan dengan magnetik stirer dengan menambahkan air sedikit demi sedikit
sampai semua bahan terlarut sempurna. Kemudian memasukkan NiCl2 pada
larutan larutan awal yang sudah terbentuk polikristalin pada tabung reaksi dan
dibiarkan pada suhu ruang atau diendapkan selam kurang lebih 1 hari. Larutan
hasil pengendapan inilah yang nantinya dijadikan sebagai lapisan spin coataing di atas substrat glass.
Material organik anorganik hybrid CuCl4
(C6H5CH2CH2NH3)2
dengan doping Ni2+ dapat direaksikan sebagai berikut:
Proses Pelapisan
Substrat kaca yang akan digunakan
sebagai media pelapisan TTF disterilkan dengan menggunakan Ultrasonic bath
selama 15 menit. Selanjutnya pelapisan TTF dengan menggunakan metode
sputtering. Setelah lapisan terbentuk, Film TTF tersebut dilapisi dengan menggunakan
lapisan CuCl4 (C6H5CH2CH2NH3)2-Ni2+
dengan metode spin coating pada kecepatan 3000 rpm selama 30 menit, untuk
menghassilkan lapisan tipis yang homogeny dan ketebalan dalam skala nano.
Setelah lapisan terbentuk dan kering, tahap selanjutnya dengan melapisi
alumunium pada lapisan CuCl4 (C6H5CH2CH2NH3)2-Ni2+
dengan menggunakan metode sputtering.
Skema proses
sintesis
Phenylethylamine
C6H5CH2CH2NH3
|
HCl ditambahkan perlahan,
hingga terbentuk endapan, difiltrasi, dicuci dengan aquades, dan
dikeringkan.
|
2-phenylethylammoniumchloride
Berbentuk powder
|
CuCl2.6H2O
+ NiCl2.6H2O
|
Polikristalin
|
Pencucian
Substart kaca
|
Pelapisan
TTF dengan Metode Spin coating
|
Deposisi film hybrid CuCl4
(C6H5CH2CH2NH3)2-Ni2+
pada TTF
melalui metode spin coating
|
Alumunium
dilapiskan pada film
hybrid CuCl4 (C6H5CH2CH2NH3)2-Ni2+
|
XRD
|
Karakterisasi IV
|
Gambar 4: Skema proses sintesis film hybrid CuCl4 (C6H5CH2CH2NH3)2-Ni2+
Alumuniun pada JFET
Metode
Karakterisasi
Karakterisasi
Struktur
Karakterisasi
struktur dengan menggunakan XRD dengan anoda Cu, sehingga menghasilkan sinar
CuK-α
dengan panjang gelombang sebesar 1,5406Å
. Hasil data difraksi bahan selanjutnya akan dikonvert dengan
menggunakan softwawe convex, ms. Excel dan microcal origin untuk menghasilkan
hubungan grafik I dan 2-θ
. Grafik tersebut dibandingkan dengan data grafik hasil XRD
masing-masing bahan, dari hasil penelitian para peneliti sebelumnya.
Model-model grafik tersebut dibandingkan dengan polianilin tanpa doping untuk
mengetahui fase yang terbentuk. Dari hasil ini dapat digunakan untuk mengetahui
keberhasilan material yang terbentuk. Kualitas kristal dari suatu film tipis
dapat diketahui dari besarnya FWHM (Full Width at Half Maximum) dari
puncak bidang difraksi. FWHM menyatakan tingkat strain pada film,
semakin sempit FWHM maka strain yang terbentuk semakin kecil. Kualitas kristal suatu bahan ditentukan oleh
ukuran butir dan tingkat kecacatan suatu bahan.
Ukuran butir dapat diketahui dengan menggunakan persamaan scarrer.
Karakterisasi Resistivitas
Metode karakterisasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Four Point-Probe (FPP). Penentuan nilai resistivitas dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu (Direct Curent) dan AC (Alternative
Curent). Penelitian ini menggunakan arus AC pada Four Point-Probe. Bahan yang telah dibentuk menjadi film, pada
permukaannya dilapisi dengan pasta perak sebanyak empat titik yang
dihubungkan dengan kawat elektroda.
Kawat elektroda yang berjumlah empat buah yang terdiri dari dua elektroda untuk
mengukur tegangan dan dua elektroda untuk mengukur arus. Jarak titik pasta
perak satu dengan lainnya adalah sama.
Gambar
5: Set Alat Four Point Probe
Dengan menggunakan metode Four Point Probe, sehingga akan diperoleh nilai V dan I. Dengan
menggunakan Hukum Ohm: V= IR, maka akan diperoleh nilai Resistansi.
Pengujian sampel
ini tepat menggunakan uji 4-probe karena akan bebas dari gangguan arus dan
tegangan dari alat yang digunakan.
KESIMPULAN
Gagasan
yang Diusulkan
Material Hibrid
merupakan material unggul sebagai bahan utama pemuatan material elektronik,
karena sifat yang dilikinya. Penggunaan lapisan TTF juga merupakan bentuk upaya
peningkatan kualitas dari JFET. Penggunaan sputtering untuk melapiskan TTF pada
subsrat glass akan memberikan nilai efisiensi biaya. Peningkatan kualitas
ditinjau dari lapisan material organik anorganik hybrid. Pada penelitian ini
menggunakan material organik anorganik hybrid CuCl4 (C6H5CH2CH2NH3)2
- Ni2+ yang berpotensi menghadirkan resisitivitas yang lebih
tinggi dan stabil. Perpaduan antara TTF, hybrid CuCl4 (C6H5CH2CH2NH3)2
- Ni2+ dan alumunium akan menjadi langkah yang tepat untuk
menghasilkan JFET dengan kualitas yang lebih unggul.
Teknik
Implementasi
Teknik
implementasi yang dilakukan dengan menggunakan metode polimerisasi kimia,
sputtering dan spin coating. Langkah selanjutnya merupakan tindak lanjut dari
penelitian ini dengan pihak-pihak terkait untuk mengoptimalkan PLED.
Implementasi akan lebih tepat guna melalui bekerja sama dengan pihak industri
agar dapat digunakan dalam teknologi.
Prediksi
Manfaat
Perpaduan TTF, material
hibrid dan Alumunium yang tersusun dalam suatu komponen JFET akan memiliki
manfaat yang besar dalam aplikasi teknologi. Dengan adanya kenakan resistivitas
setelah pendopingan Ni2+ pada
material hybrid CuCl4 (C6H5CH2CH2NH3)2
akan meningkatkan juga kulitas dari material tersebut. Selain hal
tersebut orientasi kristal material hybrid CuCl4 (C6H5CH2CH2NH3)2
- Ni2+ akan semakin
meningkatkan kualitas kristal kristal material hybrid CuCl4 (C6H5CH2CH2NH3)2
- Ni2+ yang
berimplikasi pada sifat fisisnya. Sehingga JFET ini memungkinkan memiliki
aplikasi yang luas dalam bidang teknologi.
DAFTAR PUSTAKA
Arkenbout,anne H. 2010. Organic-Inorganic Hybrids A Route
towards Soluble Magnetic Electronics. Jerman: University or Groningen
Darwansyah, Agung dkk. 2003. Implementasi
Teknologi Hibrid Film Tebal Pada Rangkaian High Pass Butterwort Orde Dua.
Tekno Sains 16(B) 3,September 2003
Chujo, Yoshiki.2007. Organic
– Inorganic Nano-Hybrid Material. Japan: Kyoto University
Darmawansyah,Agung. 2008. Implementasi
Surface Mounting Technology Pada
Rangkaian Pemancar Fm 88 – 108mhz. Malang: Universitas Brawijaya
Drs.
Parlan, Drs. Wahjudi. 2005. Kimia Organik 1. Malang: UM press
Herlia,
Elli,dkk. 2003. Komersialisasi Riset
Dibidang Hybrid Film Tebal. Seminar Nasional Pengembangan R&D
Mikroelektronika dan Aplikasinya, 9 Oktober. 2003. Bandung
Effendi, Elli Helia & Mui Lia. 1996. Lapisan Pelindung Pada Lapisan Sirkit Hibrid Film Tebal. Bulletin
IPT, No 2, Vol 2
Herlia Effeny, Elli. 1995. Aplikasi
Teknologi Hybrid Film Tebal Pada Rangkaian Pembuatan Slic Untuk PABX.
Bulletin IPT,No 4, Vol 1
K. J. Shea, J.
Moreau, D. A. Loy, R. J. P. Corriu, B. Boury. 2004. Bridged
Polysilsesquioxanes.
Molecular-Engineering Nanostructured Hybrid Organic-Inorganic Materials. Pedro Gómez-Romero & Clément Sanchez (Eds), Functional Hybrid Material. Copyright © 2004 WILEY-VCH Verlag GmbH & Co.
KGaA, Weinheim ISBN: 3-527-30484-3
Kickelbick,Guido.
2007. Introduction to Hybrid Materials. Pedro Gómez-Romero & Clément Sanchez (Eds), Functional Hybrid Material. Copyright © 2004 WILEY-VCH Verlag GmbH & Co.
KGaA, Weinheim ISBN: 3-527-30484-3
Nadhan, Ludu
& Teressa A.2008. Comparison Of Mesoporous Carbon/Carbon
Supercapacitor And Nio / Mesoporous Carbon Hybrid Electrochemical Capacito.University sains Malaysia:Malaysia
Mitzi, David B.2004. Hibrid
Organic-Inorganic Electronic.
Pedro Gómez-Romero & Clément Sanchez (Eds), Functional Hybrid Material. Copyright © 2004 WILEY-VCH Verlag GmbH & Co.
KGaA, Weinheim ISBN: 3-527-30484-3
Muthoharoh,
Nazilah. 2011. Fabrikasi Film Tipis
Pani-Cu/Ag Dengan Metode Spin Coating dan Karakterisasi struktur serta dielektrisitasnya.
Skripsi. Malang: Universitas Negeri Malang
Pedro Gómez-Romero,
Clément Sanchez.2004. Hybrid Materials, Functional Applications. An
Introduction /Functional Hybrid
Materials. Pedro Gómez-Romero &
Clément Sanchez (Eds), Functional
Hybrid Material.
Copyright © 2004 WILEY-VCH
Verlag GmbH & Co. KGaA, Weinheim ISBN: 3-527-30484-3
Lampiran
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1.
KETUA PELAKSANA
Nama : Ngesti Utami
TTL : Banyuwangi, 12
Februari 1990
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat
asal : RT/RW 03/IV
Bagorejo-Srono-Banyuwangi
Agama : Islam
Status : Mahasiswa Universitas
Negeri Malang
Riwayat Pendidikan
No
|
Pendidikan
|
Tempat
|
Tahun
|
|
|
|
|
Dari
|
Sampai
|
1.
|
SD
|
SDN 3 Bagorejo
|
1996
|
2002
|
2.
|
SMP
|
SMPN 3 Muncar
|
2002
|
2005
|
3
|
SMA
|
SMAN 1 Srono
|
2005
|
2008
|
4.
|
Perguruan Tinggi
|
Universitas Negeri Malang
|
2007
|
sekarang
|
Malang,
14 Februari 2012
Pelaksana,
Ngesti
Utami
NIM.
308322410933
2. ANGGOTA
PELAKSANA 1
Nama
: Reni Fitria
TTL
: Tuban, 29 April 1990
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
asal : Jl. Keprabon no. 207 Glodok- Palang-
Tuban
No.
Telf : 085749599511
Agama
: Islam
Status
: Mahasiswa
Riwayat Pendidikan
No
|
Pendidikan
|
Tempat
|
Tahun
|
|
|
|
|
Dari
|
Sampai
|
1.
|
SD
|
SDN Glodog
|
1996
|
2002
|
2.
|
SMP
|
SMPN 1 Palang
|
2002
|
2005
|
3
|
SMA
|
SMAN 1 3 Tuban
|
2005
|
2008
|
4.
|
Perguruan Tinggi
|
Universitas Negeri Malang
|
2008
|
sekarang
|
Malang,
14 Februari 2012
Pelaksana,
Reni Fitria
NIM. 308322410930
3. ANGGOTA
PELAKSANA 1
Nama
: Krista Yohana
TTL
: Malang, 22 November 1990
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
asal : Jl. Jambuwer RT/TW 18/V Kromergan-Malang
No.
Telf : 085646626821
Agama
: Islam
Status
: Mahasiswa
Riwayat Pendidikan
No
|
Pendidikan
|
Tempat
|
Tahun
|
|
|
|
|
Dari
|
Sampai
|
1.
|
SD
|
SDN 2 Jambuwer
|
1997
|
2003
|
2.
|
SMP
|
SMPN 1 Palang
|
2003
|
2006
|
3
|
SMA
|
SMAN 1 3 Tuban
|
2006
|
2009
|
4.
|
Perguruan Tinggi
|
Universitas Negeri Malang
|
2009
|
sekarang
|
Malang,
14 Februari 2012
Pelaksana,
Krista Yohana
NIM. 308322410930
4.
DOSEN
PENDAMPING
Nama : Dr. Markus Diantoro, M.Si
Tempat,tangal
lahir : Malang, 21 Desember 1966
NIP : 196612211991031001
Instansi :
Jurusan Fisika FMIPA UM Malang
Kantor : Jurusan Fisika,
Universitas Negeri Malang
Alamat/tlp : Jl. Surabaya No. 6
Malang (65145)/(0341)552125
Fax/e-mail : m_diantoro@yahoo.com
Alamat
Rumah /Hp : Jl.
Tegalgondo RT/RW
03/01 Karangploso Malang/+62817425488
Pengalaman Dalam Bidang Ilmiah
1. M. Diantoro, A.A. Nugroho, Loeksmanto, W., dan
Tjia, M. O., Effect of Ce and oxygen doping on structural and some physical
properties of Nd2-xCexCuO4-d
(x =
0.00, 0.08, 0.13, 0.15, 0.20),
Proc. Sym. Ind. Phys. Soc., Serpong 2000.
2.
Tjia,
M. O., Darminto, Diantoro, M and Rusydi, A, and Loeksmanto, W., Effect
of intermediate melt-solidification process on the transport property of
2223-BPSCCO/Ag tape, presented in International Symposium on
Superconductivity (ISS’99), ISTEC, Morioka, 1999; Advances in
Superconductivity XII, Springer-Verlag, Tokyo (2000) 679.
3.
M.
Diantoro, M.
O. Tjia, P . Kováč, I. Hušek, Pinning mechanisms in Bi-2223
Tapes with reinforced Ag-sheath and oxide additives in the core, Physica
C 357-360 (2001) 1182 – 1185.
4.
P.
Kováč,
I. Hušek, W. Pachla, M. Diantoro, G. Bonfait , K. Frohlich, L.
Kopera, R. Diduszko and A. Presz, Material for resistive barriers in
Bi-2223/Ag tapes, Superconduct. Sci. Technol. 14 (2001)
966-972.
5.
Sutjahja,
I.M., Nugroho, AA., M. Diantoro., Tjia, M.O., Menovsky, A.A., and
Franse, J.J.M., Single crystal gowth of T*-phase SmLa0.8Sr0.2CuO4,
Physica C 363 (2001) 25 - 30.
6. I. M. Sutjahja, M. Diantoro, D.
Darminto, A. A. Nugroho, M. O. Tjia, A. A. Menovsky, J. J.M. Franse, Fishtail
effect and superconducting phase diagram of LaNdSrCuO4 single crystal,
Presented in International Symposium on Superconductivity, KOBE, 25-27
September 2001. Physica C 378-381(2002) 541-545.
7. M. Diantoro,
W. Loeksmanto, M. O. Tjia, F. Gomory, J. Souc, I. Husek, and P. Kovac, AC
loss and critical current density in Bi2223 with Oxide additives and reinforced
Ag-sheath, Presented in International Symposium on Superconductivity, KOBE,
25-27 September 2001. Physica C 378-381 (2002) 1143-1147.
8. I.M. Sutjahja, J.Aarts,
A.A. Nugroho, M. Diantoro, M.O. Tjia , A.A. Menovsky, and J.J.M. Franse, Doping and field effects on the lowest Kramers
doublet splitting in La1.6-xNd0.4SrxCuO4-d single crystal, presented in ISS2002, Yokohama, Nov 2002, Physica C 392-396 (2003)
207-212.
9. D. Darminto, M. Diantoro, I. M. Sutjahja, A. A. Nugroho, W. Loeksmanto, M.
O. Tjia, Different roles of anisotropy and disorder on the vortex matter of
Bi2Sr2CaCu2O8+d single crystal, Physica C 378-381 (2002) 479.
10. I.
M. Sutjahja, M. Diantoro,
A. A. Nugroho, M. O. Tjia, A. A. Menovsky, J. J. M. Franse, Vortex dynamics
across the second-peak field in SmLa0.8Sr0.2CuO4-d
, Physica C 412-414 (2004) 490-496
11. F.
Oemry, M. Diantoro,
M O. Tjia, L. Kopera, G. J. M. Bonfaith, and P. Kovac, Variation of vortex
structure characterization of Bi-2223/Ag superconducting tapes with respect to
applied magnetic field direction, Physica C 426-431(2005)
396-401.
12. M. Diantoro,
I. M. Sutjahja, A. A. Nugroho, A.A. Menovsky, M. O. Tjia, Structure and
Critical Temperature Variations in Sr Doping Induced La1.6-xNd0.4SrxCuO4
with x = 0.0, 0.10, 0.125, and 0.20, will be submitted to Physica C.
13.M. Diantoro, A. Purwanto, A.
Fuad, A. Hidayat, Sintering Time and Field induced Dielectric Constant of Zn0.92Fe0.08O
Compound, International Conference on Mathematcs and Natural Science
(ICMNS), 2006,
14. Markus Diantoro,
Study
on Structural and Their Magneto-dielectric Evolutions in Polycrystalline Zn1-xMxO1±Compound
with M = Mn, Fe presented on 1st Joint Symposium on
Syntheses and Physical Properties Functional Magnetic Materials.(2007)
15.Markus
Diantoro, J.
Santana, A. Fuad, A. Hidayat, Evolusi Struktur Kristal dan Magnetodielektrisitas
Senyawa Spintronik Ti1-xCoxO2+d. National Seminar in Physics, State
University of Malang (2008)
16.M.
Diantoro, Y.
L. Fitriyah, F. Gultom, D. H. Prayitno, Effect
of Composition in Phase Formation of i-Quasicrystal AlxCu1-x-0,15Fe0,15
system, 2nd International Conference on Mathematics
and Natural Science, Bandung Institute of Technology (ITB) (2008).
17.S.
Krohns, P. Lunkenheimer, Ch. Kant, A. V. Pronin, H. B. Brom, A. A. Nugroho, M. Diantoro, and A.
Loidl, Colossal dielectric constant up to
GHz at room temperature , Applied Physics Letter 94 122903
(2009).
Komentar
Posting Komentar