KIMIA BAB 8 KARBOHIDRAT DAN KLASIFIKASINYA KELAS XII SEMESTER 1
KARBOHIDRAT DAN KLASIFIKASINYA
Butir-butir
pati dilihat dengan mikroskop cahaya.
Karbohidrat ('hidrat dari karbon', hidrat arang) atau sakarida
(dari bahasa Yunani σάκχαρον, sákcharon,
berarti "gula") adalah segolongan besar senyawa organik yang paling
melimpah di bumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama
sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada
tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi
pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Pada proses fotosintesis, tetumbuhan hijau mengubah karbon dioksida menjadi
karbohidrat.
Secara biokimia, karbohidrat adalah
polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan
senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada awalnya, istilah
karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus (CH2O)n,
yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n
molekul air. Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki
rumus demikian dan ada pula yang mengandung nitrogen, fosforus, atau sulfur.
Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana
terdiri dari satu molekul gula sederhana yang disebut monosakarida, misalnya
glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Banyak karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula
yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta dapat pula bercabang-cabang,
disebut polisakarida, misalnya
pati, kitin, dan selulosa. Selain monosakarida dan polisakarida, terdapat pula
disakarida (rangkaian dua monosakarida) dan oligosakarida (rangkaian
beberapa monosakarida).
Peran dalam biosfer
Fotosintesis menyediakan makanan bagi hampir
seluruh kehidupan di bumi, baik secara langsung atau tidak langsung. Organisme autotrof seperti tumbuhan hijau, bakteri, dan alga fotosintetik memanfaatkan hasil fotosintesis
secara langsung. Sementara itu, hampir semua organisme heterotrof, termasuk manusia, benar-benar bergantung pada
organisme autotrof untuk mendapatkan makanan.
Pada proses fotosintesis, karbon dioksida diubah menjadi
karbohidrat yang kemudian dapat digunakan untuk mensintesis materi organik
lainnya. Karbohidrat yang dihasilkan oleh fotosintesis ialah gula berkarbon
tiga yang dinamai gliseraldehida 3-fosfat. Senyawa
ini merupakan bahan dasar senyawa-senyawa lain yang digunakan langsung oleh
organisme autotrof, misalnya glukosa, selulosa, dan pati.
Peran sebagai bahan bakar dan nutrisi
Kentang
merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung banyak karbohidrat.
Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang
diperlukan tubuh makhluk hidup. Monosakarida, khususnya glukosa, merupakan nutrien utama sel. Misalnya,
pada vertebrata, glukosa
mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh.
Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa dan mengambil tenaga yang tersimpan di dalam molekul tersebut
pada proses respirasi
selular untuk menjalankan sel-sel tubuh. Selain itu, kerangka karbon
monosakarida juga berfungsi sebagai bahan baku untuk sintesis jenis molekul
organik kecil lainnya, termasuk asam amino dan asam lemak.
Sebagai nutrisi untuk manusia, 1 gram karbohidrat memiliki nilai energi 4 Kalori. Dalam menu makanan orang Asia Tenggara termasuk Indonesia, umumnya kandungan karbohidrat
cukup tinggi, yaitu antara 70–80%. Bahan makanan sumber karbohidrat ini
misalnya padi-padian atau serealia (gandum dan beras), umbi-umbian (kentang, singkong, ubi jalar), dan gula.
Namun demikian, daya cerna tubuh manusia
terhadap karbohidrat bermacam-macam bergantung pada sumbernya, yaitu bervariasi
antara 90%–98%. Serat menurunkan daya cerna karbohidrat menjadi
85%. Manusia tidak dapat mencerna
selulosa sehingga serat selulosa yang dikonsumsi manusia hanya lewat melalui saluran pencernaan dan keluar
bersama feses.
Serat-serat selulosa mengikis dinding saluran pencernaan dan merangsangnya
mengeluarkan lendir yang membantu makanan melewati saluran pencernaan dengan
lancar sehingga selulosa disebut sebagai bagian penting dalam menu makanan yang
sehat. Contoh makanan yang sangat kaya akan serat selulosa ialah buah-buahan segar, sayur-sayuran, dan biji-bijian.
Selain sebagai sumber energi, karbohidrat
juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh, berperan
penting dalam proses metabolisme dalam tubuh, dan pembentuk struktur sel dengan
mengikat protein dan lemak.
Peran sebagai cadangan energi
Beberapa jenis polisakarida berfungsi sebagai
materi simpanan atau cadangan, yang nantinya akan dihidrolisis untuk
menyediakan gula bagi sel ketika diperlukan. Pati merupakan suatu polisakarida simpanan pada
tumbuhan. Tumbuhan menumpuk pati sebagai granul atau butiran di dalam organel plastid, termasuk kloroplas. Dengan mensintesis pati,
tumbuhan dapat menimbun kelebihan glukosa. Glukosa merupakan bahan bakar
sel yang utama, sehingga pati merupakan energi cadangan.
Sementara itu, hewan menyimpan polisakarida
yang disebut glikogen. Manusia dan vertebrata lainnya
menyimpan glikogen terutama dalam sel hati dan otot. Penguraian glikogen pada sel-sel ini akan
melepaskan glukosa ketika kebutuhan gula meningkat. Namun demikian, glikogen
tidak dapat diandalkan sebagai sumber energi hewan untuk jangka waktu lama.
Glikogen simpanan akan terkuras habis hanya dalam waktu sehari kecuali kalau
dipulihkan kembali dengan mengonsumsi makanan.
Peran sebagai materi pembangun
Organisme membangun materi-materi kuat dari
polisakarida struktural. Misalnya, selulosa ialah komponen utama dinding sel tumbuhan.
Selulosa bersifat seperti serabut, liat, tidak larut di dalam air, dan
ditemukan terutama pada tangkai, batang, dahan, dan semua bagian berkayu dari
jaringan tumbuhan. Kayu terutama terbuat dari selulosa dan
polisakarida lain, misalnya hemiselulosa dan pektin. Sementara itu, kapas terbuat hampir seluruhnya dari selulosa.
Polisakarida struktural penting lainnya ialah
kitin, karbohidrat
yang menyusun kerangka luar (eksoskeleton) arthropoda (serangga, laba-laba, crustacea, dan hewan-hewan lain sejenis).
Kitin murni mirip seperti kulit, tetapi akan mengeras ketika dilapisi kalsium
karbonat. Kitin juga ditemukan pada dinding sel berbagai jenis fungi.
Sementara itu, dinding sel bakteri terbuat dari struktur gabungan
karbohidrat polisakarida dengan peptida, disebut peptidoglikan. Dinding
sel ini membentuk suatu kulit kaku dan berpori membungkus sel yang memberi
perlindungan fisik bagi membran sel yang lunak dan sitoplasma di dalam sel.
Karbohidrat struktural lainnya yang juga
merupakan molekul gabungan karbohidrat dengan molekul lain ialah proteoglikan, glikoprotein, dan glikolipid.
Proteoglikan maupun glikoprotein terdiri atas karbohidrat dan protein, namun proteoglikan terdiri
terutama atas karbohidrat, sedangkan glikoprotein terdiri terutama atas
protein. Proteoglikan ditemukan misalnya pada perekat antarsel pada jaringan, tulang
rawan, dan cairan
sinovial yang melicinkan sendi otot. Sementara itu, glikoprotein dan
glikolipid (gabungan karbohidrat dan lipid) banyak ditemukan pada permukaan sel hewan. Karbohidrat
pada glikoprotein umumnya berupa oligosakarida dan dapat berfungsi sebagai
penanda sel. Misalnya, empat golongan darah manusia pada sistem ABO (A, B,
AB, dan O) mencerminkan keragaman oligosakarida pada permukaan sel darah merah.
Klasifikasi karbohidrat
Monosakarida
Monosakarida merupakan
karbohidrat paling sederhana karena molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom C dan tidak dapat diuraikan
dengan cara hidrolisis menjadi
karbohidrat lain. Monosakarida dibedakan menjadi aldosa dan ketosa. Contoh
dari aldosa yaitu glukosa dan galaktosa. Contoh
ketosa yaitu fruktosa.
Disakarida dan oligosakarida
Disakarida merupakan
karbohidrat yang terbentuk dari dua molekul monosakarida yang berikatan melalui
gugus -OH dengan melepaskan molekul air. Contoh
dari disakarida adalah sukrosa, laktosa, dan maltosa.
Polisakarida
Polisakarida merupakan karbohidrat yang
terbentuk dari banyak sakarida sebagai monomernya. Rumus umum polisakarida
yaitu C6(H10O5)n. Contoh
polisakarida adalah selulosa, glikogen, dan amilum.
LIPID DAN KLASIFIKASINYA
Struktur
kimia untuk trimyristin, sejenis triglyceride.
Lemak atau Lipid tidak sama dengan minyak. Orang menyebut lemak secara khusus bagi minyak nabati atau hewani yang berwujud padat
pada suhu ruang. Lemak juga biasanya disebutkan kepada berbagai minyak yang
dihasilkan oleh hewan, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair.
1 gram lemak menghasilkan 39.06 kjoule atau 9,3 kcal. Lemak
terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen
Sifat dan Ciri ciri
Karena struktur molekulnya yang kaya akan
rantai unsur karbon(-CH2-CH2-CH2-)maka lemak
mempunyai sifat hydrophob. Ini menjadi alasan yang menjelaskan sulitnya lemak
untuk larut di dalam air. Lemak dapat larut hanya di larutan yang apolar atau
organik seperti: eter, Chloroform, atau benzol.
Fungsi
Secara umum dapat dikatakan bahwa lemak
biologis memenuhi 4 fungsi dasar bagi manusia, yaitu:
1 Penyimpan energi
2 Transportasi metabolik sumber energi
3 Sumber zat untuk sintese bagi hormon,
kelenjar empedu serta menunjang proses pemberian signal Signal transducing.
4 Struktur dasar atau komponen utama dari
membran semua jenis sel.
Klassifikasi
Ada beberapa model klasifikasi, tetapi disini akan
diklasifikasikan berdasarkan kelas dari lemak tersebut.
Lipid
|
Fungsi primer
|
Contoh
|
Sumber energi, biologis prekursor
|
||
Penyimpan energi
|
||
Komponen dari membran
|
||
Sumber energie
|
||
Komponen dari membran
|
Sfingomyelin(Ceramid) dan Glikosfingolipid(Cerebrosid, Globosid)
|
|
Modulator proses fisiologis
|
||
Komponen dari membran
|
||
Modulator proses fisiologis
|
PROTEIN DAN KLASIFIKASINYA
Segelas
susu sapi. Susu sapi merupakan salah satu sumber protein.
Protein (akar kata protos
dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling
utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi
yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain
dengan ikatan
peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan
fungsi semua sel makhluk
hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis
protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya
protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem
kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan
(dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber
asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam
amino tersebut (heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang
merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan
salah satu molekul yang paling banyak diteliti
dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838.
Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode
genetik yang dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan
bagi translasi yang
dilakukan ribosom. Sampai
tahap ini, protein masih "mentah", hanya tersusun dari asam amino
proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein yang
memiliki fungsi penuh secara biologi.
Struktur
Struktur
tersier protein.
Protein ini memiliki banyak
struktur sekunder beta-sheet dan alpha-helix yang sangat pendek.
Model dibuat dengan menggunakan koordinat dari Bank Data Protein (nomor 1EDH).
Struktur protein dapat dilihat sebagai
hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat satu), sekunder (tingkat dua),
tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat empat). Struktur primer protein
merupakan urutan asam amino penyusun protein yang
dihubungkan melalui ikatan
peptida (amida). Sementara itu, struktur sekunder protein
adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam amino pada
protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk struktur
sekunder misalnya ialah sebagai berikut:
- alpha helix (α-helix, "puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai asam-asam amino berbentuk seperti spiral;
- beta-sheet (β-sheet, "lempeng-beta"), berupa lembaran-lembaran lebar yang tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-H);
- beta-turn, (β-turn, "lekukan-beta"); dan
- gamma-turn, (γ-turn, "lekukan-gamma").
Gabungan dari aneka ragam dari struktur
sekunder akan menghasilkan struktur tiga dimensi yang dinamakan struktur
tersier. Struktur tersier biasanya berupa gumpalan. Beberapa molekul protein
dapat berinteraksi secara fisik tanpa ikatan kovalen membentuk oligomer yang stabil
(misalnya dimer, trimer, atau kuartomer) dan membentuk struktur kuartener.
Contoh struktur kuartener yang terkenal adalah enzim Rubisco dan insulin.
Struktur primer protein bisa ditentukan
dengan beberapa metode:
(1) hidrolisis protein dengan asam kuat
(misalnya, 6N HCl) dan kemudian komposisi asam amino ditentukan dengan
instrumen amino acid analyzer.
(2) analisis sekuens dari ujung-N dengan
menggunakan degradasi Edman
(3) kombinasi dari digesti dengan tripsin dan
spektrometri massa, dan
(4) penentuan massa molekular dengan spektrometri massa.
Struktur sekunder bisa ditentukan dengan
menggunakan spektroskopi circular dichroism (CD) dan Fourier
Transform Infra Red (FTIR). Spektrum
CD dari puntiran-alfa menunjukkan dua absorbans negatif pada 208 dan 220 nm dan
lempeng-beta menunjukkan satu puncak negatif sekitar 210-216 nm. Estimasi dari
komposisi struktur sekunder dari protein bisa dikalkulasi dari spektrum CD.
Pada spektrum FTIR, pita amida-I dari puntiran-alfa berbeda dibandingkan dengan
pita amida-I dari lempeng-beta. Jadi, komposisi struktur sekunder dari protein
juga bisa diestimasi dari spektrum inframerah.
Struktur protein lainnya yang juga dikenal
adalah domain. Struktur ini terdiri dari 40-350 asam amino. Protein
sederhana umumnya hanya memiliki satu domain. Pada protein yang lebih
kompleks, ada beberapa domain yang terlibat di dalamnya. Hubungan rantai
polipeptida yang berperan di dalamnya akan menimbulkan sebuah fungsi baru
berbeda dengan komponen penyusunnya. Bila struktur domain pada struktur
kompleks ini berpisah, maka fungsi biologis masing-masing komponen domain
penyusunnya tidak hilang. Inilah yang membedakan struktur domain dengan
struktur kuartener. Pada struktur kuartener, setelah struktur kompleksnya
berpisah, protein tersebut tidak fungsional.
Kekurangan Protein
Protein sendiri mempunyai banyak sekali
fungsi di tubuh kita. Pada dasarnya protein menunjang keberadaan setiap sel
tubuh, proses kekebalan tubuh. Setiap orang dewasa harus sedikitnya
mengkonsumsi 1 g protein pro kg berat tubuhnya. Kebutuhan akan protein
bertambah pada perempuan yang mengandung dan atlet-atlet.
Kekurangan Protein bisa berakibat fatal:
- Kerontokan rambut (Rambut terdiri dari 97-100% dari Protein -Keratin)
- Yang paling buruk ada yang disebut dengan Kwasiorkor, penyakit kekurangan protein. Biasanya pada anak-anak kecil yang menderitanya, dapat dilihat dari yang namanya busung lapar, yang disebabkan oleh filtrasi air di dalam pembuluh darah sehingga menimbulkan odem.Simptom yang lain dapat dikenali adalah:
- hipotonus
- gangguan pertumbuhan
- hati lemak
- Kekurangan yang terus menerus menyebabkan marasmus dan berkibat kematian.
Sintesa protein
Dari makanan kita memperoleh Protein. Di
sistem pencernaan protein akan diuraikan menjadi peptid peptid yang
strukturnya lebih sederhana terdiri dari asam amino. Hal ini dilakukan dengan
bantuan enzim. Tubuh
manusia memerlukan 9 asam amino. Artinya kesembilan asam amino
ini tidak dapat disintesa sendiri oleh tubuh esensiil, sedangkan
sebagian asam amino dapat disintesa sendiri atau tidak esensiil oleh
tubuh. Keseluruhan berjumlah 21 asam amino. Setelah penyerapan di usus maka
akan diberikan ke darah. Darah membawa asam amino itu ke setiap sel tubuh. Kode
untuk asam amino tidak esensiil dapat disintesa oleh DNA. Ini
disebut dengan DNAtranskripsi. Kemudian mRNA hasil transkripsi
di proses lebih lanjut di ribosom atau retikulum endoplasma, disebut
sebagai translasi.
Sumber Protein
- Daging
- Ikan
- Telur
- Susu, dan produk sejenis Quark
- Tumbuhan berbji
- Suku polong-polongan
- Kentang
Studi dari Biokimiawan USA Thomas Osborne Lafayete
Mendel, Profesor untuk biokimia di Yale, 1914, mengujicobakan protein
konsumsi dari daging dan tumbuhan kepada kelinci. Satu grup kelinci-kelinci
tersebut diberikan makanan protein hewani, sedangkan grup yang lain diberikan
protein nabati. Dari eksperimennya didapati bahwa kelinci yang memperoleh
protein hewani lebih cepat bertambah beratnya dari kelinci yang memperoleh
protein nabati. Kemudian studi selanjutnya, oleh McCay dari Universitas
Berkeley menunjukkan bahwa kelinci yang memperoleh protein nabati, lebih
sehat dan hidup dua kali lebih lama.
Keuntungan Protein
- Sumber energi
- Pembetukan dan perbaikan sel dan jaringan
- Sebagai sintesis hormon,enzim, dan antibodi
- Pengatur keseimbangan kadar asam basa dalam sel
Methode Pembuktian Protein
- Tes UV-Absorbsi
- Reaksi Xanthoprotein
- Reaksi Millon
- Reaksi Ninhydrin
- Reaksi Biuret
- Reaksi Bradford
- Tes Protein berdasar Lowry
- Tes BCA-
POLIMER DAN KLASIFIKASINYA
Suatu molekul raksasa (makromolekul) yang terbentuk dari
susunan ulang molekul kecil yang terikat melalui ikatan kimia disebut polimer (poly = banyak; mer = bagian). Suatu polimer akan
terbentuk bila seratus atau seribu unit molekul yang kecil yang disebut monomer, saling berikatan
dalam suatu rantai. Jenis-jenis monomer yang saling berikatan membentuk suatu
polimer terkadang sama atau berbeda.
Sifat-sifat polimer berbeda dari
monomer-monomer yang menyusunnya. Pada contoh diatas, teflon
(politetra-fluoroetilena) yang berwujud padat dibuat bila molekul-molekul gas
tetra-fluoroetilena bereaksi membentuk rantai panjang. Contoh lain,
molekul-molekul gas etilena bereaksi membentuk rantai panjang plastik
polietilena yang ada pada kaleng susu. Dapatkah Anda mencari contoh-contoh
pembentukan polimer yang lain?
Beberapa
contoh monomer dari kiri ke kanan: vinil klorida, propena, tetra-fluoroetilena,
dan stirena
Monomer
akrilonitril membentuk polimer poliakrilonitril (PAN), yang dikenall dengan
nama orlon, dan digunakan sebagai karpet dan pakaian “rajutan”. Ikatan rangkap
pada karbon dalam monomer berubah menjadi ikatan tunggal, dan berikatan dengan
atom karbon lain membentuk polimer.
STRUKTUR POLIMER
Bila Anda ingin memahami struktur polimer,
Anda dapat mengidentifikasi monomer yang secara berulang-ulang menyusun polimer
tersebut. Karena polimer merupakan molekul yang besar, maka polimer umumnya
disajikan dengan menggambarkan hanya sebuah rantai. Sebuah rantai yang
digambarkan tadi harus mencakup paling tidak satu satuan ulang yang lengkap.
Selulosa,
merupakan komponen utama tumbuhan, suatu senyawa organik yang sangat berlimpah
di bumi.
Selulosa merupakan polimer yang ditemukan di
dalam dinding sel tumbuhan seperti kayu, dahan, dan daun. Selulosa itulah yang
menyebabkan struktur-struktur kayu, dahan dan daun menjadi kuat. Dapatkah Anda
menemukan bagian dari struktur molekul selulosa
yang diulang? Ingat bahwa bagian cincin dari molekul selulosa semuanya identik.
Ada satuan-satuan monomer yang bergabung membentuk polimer. Glukosa
adalah nama monomer yang ditemukan di dalam selulosa.
POLIMER BERDASAR ASALNYA
Berdasarkan asalnya, polimer dibedakan
atas polimer alam dan polimer buatan. Polimer alam
telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu, seperti amilum, selulosa, kapas,
karet, wol, dan sutra. Polimer buatan dapat berupa polimer regenerasi dan polimer sintetis. Polimer
regenerasi adalah polimer alam yang dimodifikasi. Contohnya rayon, yaitu serat
sintetis yang dibuat dari kayu (selulosa). Polimer sintetis adalah polimer yang
dibuat dari molekul sederhana (monomer) dalam pabrik.
Polimer Sintetis
Polimer sintetis yang pertama kali yang
dikenal adalah bakelit yaitu hasil
kondensasi fenol dengan formaldehida, yang ditemukan oleh kimiawan kelahiran
Belgia Leo Baekeland pada tahun 1907. Bakelit merupakan salah satu jenis dari
produk-produk konsumsi yang dipakai secara luas. Beberapa contoh polimer yang
dibuat oleh pabrik adalah nylon dan poliester, kantong
plastik dan botol, pita karet, dan masih banyak produk lain yang Anda lihat
sehari-hari.
Ahli kimia telah mensintesis polimer di dalam
laboratorium selama 100 tahun.
Polimer alam
Laboratorium bukan satu-satunya tempat
mensintesis polimer. Selsel kehidupan juga merupakan pabrik polimer yang
efisien. Protein, DNA, kitin pada kerangka luar serangga, wool, jaring
laba-laba, sutera dan kepompong ngengat, adalah polimer-polimer yang disintesis
secara alami. Serat-serat selulosa yang kuat menyebabkan batang pohon menjadi
kuat dan tegar untuk tumbuh dengan tinggi seratus kaki dibentuk dari
monomer-monomer glukosa, yang berupa padatan kristalin yang berasa manis.
Banyak polimer-polimer sintesis dikembangkan
sebagai pengganti sutra. Gagasan untuk proses tersebut adalah benang-benang
sintesis yang dibentuk di pabrik diambil dari laba-laba.
Pemintalan
secara industri (a) dan pemintalan dari laba-laba (b). Benang yang panjang,
halus dipintal ketika molekul-molekul polimer itu ditekan melalui lubang kecil
didalam pemintalan, baik secara alami dan industri
Karet merupakan polimer alam yang terpenting
dan dipakai secara luas. Bentuk utama dari karet alam, terdiri dari 97%
cis-1,4-poliisoprena, dikenal sebagai hevea rubber.
Karet ini diperoleh dengan menyadap kulit sejenis pohon (hevea brasiliensis) yang tumbuh
liar. Hampir semua karet alam diperoleh sebagai lateks yang terdiri dari
sekitar 32 – 35% karet dan sekitar 5% senyawa lain, termasuk asam lemak, gula,
protein, sterol, ester dan garam.
Polimer alam lain adalah polisakarida,
selulosa dan lignin yang merupakan bahan dari kayu.
POLIMER BERDASAR JENIS MONOMERNYA
Berdasarkan jenis monomernya, polimer dibedakan
atas homopolimer dan kopolimer. Homopolimer
terbentuk dari sejenis monomer, sedangkan kopolimer terbentuk lebih dari
sejenis monomer. Uraian berikut menjelaskan perbedaan dua golongan polimer
tersebut.
Homopolimer
Homopolimer merupakan polimer yang terdiri
dari satu macam monomer, dengan struktur polimer. . . – A – A – A – A – A – A
-. . .
Kopolimer
Kopolimer merupakan polimer yang tersusun
dari dua macam atau lebih monomer. Contoh: polimer SBS (polimer
stirena-butadiena-stirena)
Jenis-jenis kopolimer
a) Kopolimer acak, yaitu kopolimer yang mempunyai
sejumlah satuan berulang yang berbeda tersusun secara acak dalam rantai
polimer. Strukturnya: . . . – A – B – A – A – B – B – A – A -. . . .
b) Kopolimer bergantian, yaitu kopolimer yang
mempunyai beberapa kesatuan ulang yang berbeda berselang-seling adanya dalam
rantai polimer. Strukturnya:. . . – A – B – A – B – A – . . .
c) Kopolimer balok (blok), yaitu
kopolimer yang mempunyai suatu kesatuan berulang berselang-seling dengan
kesatuan berulang lainnya dalam rantai polimer. Strukturnya: . . . – A – A – A
– A – B – B – B – B – A – A – A – A -. . .
d) Kopolimer tempel/grafit,
yaitu kopolimer yang mempunyai satu macam kesatuan berulang menempel pada
polimer tulang punggung lurus yang mengandung hanya satu macam kesatuan
berulang dari satu jenis monomer. Strukturnya
POLIMER BERDASAR REAKSI PEMBENTUKANNYA
Polimer Adisi
Reaksi pembentukan teflon dari
monomer-monomernya tetrafluoroetilen, disebut reaksi adisi.
Monomer etilena mengalami reaksi adisi
membentuk polietilena yang digunakan sebagai tas plastik, pembungkus makanan,
dan botol. Pasangan elektron ekstra dari ikatan rangkap dua pada tiap monomer
etilena digunakan untuk membentuk suatu ikatan baru menjadi monomer yang lain
Menurut jenis reaksi adisi
ini, monomer-monomer yang mengandung ikatan rangkap dua saling bergabung, satu monomer masuk ke monomer
yang lain, membentuk rantai panjang. Produk yang dihasilkan dari reaksi
polimerisasi adisi mengandung semua atom dari monomer awal. Polimerisasi
adisi adalah polimer yang
terbentuk dari reaksi polimerisasi disertai dengan pemutusan ikatan rangkap
diikuti oleh adisi dari monomermonomernya yang membentuk ikatan tunggal.
Dalam reaksi ini tidak disertai terbentuknya molekul-molekul kecil seperti H2O
atau NH3.
Polietilen
dan polivinil asetat adalah contoh polimer yang dibuat melalui polimerisasi
adisi.
Dalam reaksi polimerisasi adisi, umumnya
melibatkan reaksi rantai. Mekanisme polimerisasi adisi dapat dibagi menjadi
tiga tahap yaitu:
Sebagai contoh mekanisme polimerisasi adisi
dari pembentukan polietilena
a) Inisiasi, untuk tahap pertama ini dimulai dari
penguraian inisiator dan adisi molekul monomer pada salah satu radikal bebas
yang terbentuk. Bila kita nyatakan radikal bebas yang terbentuk dari inisiator
sebagai R’, dan molekul monomer dinyatakan dengan CH2 = CH2,
maka tahap inisiasi dapat digambarkan sebagai berikut:
b) Propagasi, dalam tahap ini
terjadi reaksi adisi molekul monomer pada radikal monomer yang terbentuk dalam
tahap inisiasi
Bila proses dilanjutkan, akan terbentuk
molekul polimer yang besar, dimana ikatan rangkap C= C dalam monomer etilena
akan berubah menjadi ikatan tunggal C – C pada polimer polietilena
c) Terminasi, dapat terjadi
melalui reaksi antara radikal polimer yang sedang tumbuh dengan radikal
mula-mula yang terbentuk dari inisiator (R’) CH2 – CH2 +
R � CH2 – CH2-
R atau antara radikal polimer yang sedang tumbuh dengan radikal polimer
lainnya, sehingga akan membentuk polimer dengan berat molekul tinggi R-(CH2)n-CH2°
+ °CH2-(CH2)n-R’ � R-(CH2)n-CH2CH2-(CH2)n-R’
Beberapa contoh polimer yang terbentuk dari polimerisasi adisi dan reaksinya
antara lain.
- Polivinil klorida
n CH2 = CHCl
→ [ - CH2 - CHCl - CH2 - CHCl - ]n Vinil
klorida polivinil klorida
- Poliakrilonitril
n CH2 = CHCN → [ - CH2
- CHCN - ]n
- Polistirena
Polimer Kondensasi
Polimer kondensasi terjadi dari reaksi antara
gugus fungsi pada monomer yang sama atau monomer yang berbeda. Dalam
polimerisasi kondensasi kadang-kadang disertai dengan terbentuknya molekul
kecil seperti H2O, NH3, atau HCl.
Di dalam jenis reaksi polimerisasi yang kedua
ini, monomer-monomer bereaksi secara adisi untuk membentuk rantai. Namun
demikian, setiap ikatan baru yang dibentuk akan bersamaan dengan dihasilkannya
suatu molekul kecil – biasanya air – dari atom-atom monomer. Pada reaksi
semacam ini, tiap monomer harus mempunyai dua gugus fungsional sehingga dapat
menambahkan pada tiap ujung ke unit lainnya dari rantai tersebut. Jenis reaksi
polimerisasi ini disebut reaksi
kondensasi.
Dalam polimerisasi kondensasi, suatu atom hidrogen dari satu
ujung monomer bergabung dengan gugus-OH dari ujung monomer yang lainnya untuk
membentuk air.
Ada enam
atom karbon di setiap monomer, maka jenis nylon ini disebut nylon 66.
Pembuatan Nylon
66 yang sangat mudah di laboratorium.
Contoh lain dari reaksi polimerisasi
kondensasi adalah bakelit yang bersifat keras, dan dracon, yang digunakan
sebagai serat pakaian dan karpet, pendukung pada tape – audio dan tape – video,
dan kantong plastik.
Monomer yang dapat mengalami reaksi
polimerisasi secara kondensasi adalah monomer-monomer yang mempunyai gugus
fungsi, seperti gugus -OH; -COOH; dan NH3.
POLIMER BERDASAR SIFAT THERMALNYA
Plastik adalah salah satu bentuk polimer yang sangat
berguna dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa plastik memiliki sifat-sifat
khusus, antara lain lebih mudah larut pada pelarut yang sesuai, pada suhu
tinggi akan lunak, tetapi akan mengeras kembali jika didinginkan dan struktur
molekulnya linier atau bercabang tanpa ikatan silang antar rantai. Proses
melunak dan mengeras ini dapat terjadi berulang kali. Sifat ini dijelaskan
sebagai sifat termoplastik.
Bahan-bahan yang bersifat termoplastik mudah
untuk diolah kembali karena setiap kali dipanaskan, bahan-bahan tersebut dapat
dituangkan ke dalam cetakan yang berbeda untuk membuat produk plastik yang
baru. Polietilen (PE) dan polivinilklorida (PVC) merupakan contoh jenis polimer
ini.
Sedangkan beberapa plastik lainnya mempunyai
sifat-sifat tidak dapat larut dalam pelarut apapun, tidak meleleh jika
dipanaskan, lebih tahan terhadap asam dan basa, jika dipanaskan akan rusak dan
tidak dapat kembali seperti semula dan struktur molekulnya mempunyai ikatan
silang antar rantai. Polimer seperti ini disusun secara permanen dalam bentuk
pertama kali mereka dicetak, disebut polimer
termosetting.
Plastik-plastik termosetting biasanya
bersifat keras karena mereka mempunyai ikatan-ikatan silang. Plastik termoset
menjadi lebih keras ketika dipanaskan karena panas itu menyebabkan
ikatan-ikatan silang lebih mudah terbentuk. Bakelit, poli(melanin formaldehida)
dan poli (urea formaldehida) adalah contoh polimer ini. Sekalipun
polimer-polimer termoseting lebih sulit untuk dipakai ulang daripada
termoplastik, namun polimer tersebut lebih tahan lama. Polimer ini banyak
digunakan untuk membuat alat-alat rumah tangga yang tahan panas seperti
cangkir.
Perbedaan sifat plastik termoplas dan plastik
termoset
POLIMER THERMOPLASTIK DAN THERMOSETTING
1. Polimer termoplastik
Polimer termoplastik adalah polimer yang
mempunyai sifat tidak tahan terhadap panas. Jika polimer jenis ini dipanaskan,
maka akan menjadi lunak dan didinginkan akan mengeras. Proses tersebut dapat
terjadi berulang kali, sehingga dapat dibentuk ulang dalam berbagai bentuk
melalui cetakan yang berbeda untuk mendapatkan produk polimer yang baru.
Polimer yang termasuk polimer termoplastik
adalah jenis polimer plastik. Jenis plastik ini tidak memiliki ikatan silang
antar rantai polimernya, melainkan dengan struktur molekul linear atau
bercabang. Bentuk struktur termoplastik sebagai berikut.
Bentuk struktur bercabang termoplastik.
Polimer termoplastik memiliki sifat – sifat
khusus sebagai berikut.
-
Berat molekul kecil
-
Tidak tahan terhadap panas.
-
Jika dipanaskan akan melunak.
-
Jika didinginkan akan mengeras.
-
Mudah untuk diregangkan.
-
Fleksibel.
-
Titik leleh rendah.
-
Dapat dibentuk ulang (daur ulang).
-
Mudah larut dalam pelarut yang sesuai.
-
Memiliki struktur molekul linear/bercabang.
Contoh plastik termoplastik sebagai berikut.
-
Polietilena (PE) =
Botol plastik, mainan, bahan cetakan, ember, drum, pipa saluran, isolasi kawat
dan kabel, kantong plastik dan jas hujan.
-
Polivinilklorida (PVC) =
pipa air, pipa plastik, pipa kabel listrik, kulit sintetis, ubin plastik,
piringan hitam, bungkus makanan, sol sepatu, sarung tangan dan botol detergen.
-
Polipropena (PP) =
karung, tali, botol minuman, serat, bak air, insulator, kursi plastik,
alat-alat rumah sakit, komponen mesin cuci, pembungkus tekstil, dan permadani.
-
Polistirena =
Insulator, sol sepatu, penggaris, gantungan baju.
2. Polimer termoseting
Polimer termoseting adalah polimer yang
mempunyai sifat tahan terhadap panas. Jika polimer ini dipanaskan, maka tidak
dapat meleleh. Sehingga tidak dapat dibentuk ulang kembali. Susunan polimer ini
bersifat permanen pada bentuk cetak pertama kali (pada saat pembuatan). Bila
polimer ini rusak/pecah, maka tidak dapat disambung atau diperbaiki lagi. Plomer
termoseting memiliki ikatan – ikatan silang yang mudah dibentuk pada waktu
dipanaskan. Hal ini membuat polimer menjadi kaku dan keras. Semakin banyak
ikatan silang pada polimer ini, maka semakin kaku dan mudah patah. Bila polimer
ini dipanaskan untuk kedua kalinya, maka akan menyebabkan rusak atau lepasnya
ikatan silang antar rantai polimer.
Bentuk struktur ikatan silang sebagai
berikut.
Sifat polimer termoseting sebagai berikut.
-
Keras dan kaku (tidak fleksibel)
-
Jika dipanaskan akan mengeras.
-
Tidak dapat dibentuk ulang (sukar didaur ulang).
-
Tidak dapat larut dalam pelarut apapun.
-
Jika dipanaskan akan meleleh.
-
Tahan terhadap asam basa.
-
Mempunyai ikatan silang antarrantai molekul.
Contoh plastik termoseting :
Bakelit = asbak, fitting lampu
listrik, steker listrik, peralatan fotografi, radio, perekat plywood.
Komentar
Posting Komentar