Minggu, 08 Juli 2012

SENYAWA INFINITE LAYER SR1-XCA1+XCU2O4 SEBAGAI MOTT INSULATOR


1.      PENDAHULUAN
Pada zaman  yang serba canggih dengan teknologi, kita dituntut harus kreatif dan inovatif dalam melakukan penelitian ataupun ekperimen. Telah diketahui bahwa bahan bahwa material alam banyak jenisnya, mulai dari konduktor, superkonduktor, semikonduktor, dan juga insulator. Tetapi untuk pembuatan bahan yang mott insulator belum pernah dilakukan. Maka dari itu,pada ekperimen ini mencoba untuk membuat bahan berbasis mott insulator. Bahan mott insulator ini tidak tidak peka terhadap listrik, tetapi peka terhadap medan magnet. Mott insulator ini diharapkan bisa memberikan sumbangsih kepada masyarakan banyak kususnya dibidang material baru.

2.      LATAR BELAKANG
Dalam perkembangan era globalisasi dan perkembangan teknologidan ilmu pengetahuan yang sangat pesat banyak penelitian yang telah meneliti senyawa infinite layer  Sr1-xCa1+xCu2O4 karena dianggap bahwa senyawa ini sangat menarik untuk diteliti. Salah satunya adalah pembuatan film tipis ( Nagata, 2008). Sr1-xCa1+xCu2O4 merupakan bahan superkonduktor, tetapi ketika bahan ini diteliti pada temperatur  tertentu akan berubah fase dari senyawa infinite layer menjadi CDW (charge density wave) dan dapat berubah fase ke bahan mott insulator ketika pada temperatur diatas 100 (nagata, 2008).
Mott insulator merupakan suatu logam yang tidak bisa menghatarkan listrik sebagaimana mestinya, meskipun dialiri tegangan listrik tinggi tidak akan mengalirkan arus listrik, bahan ini hanya bisa mengalirkan listrik pada temperatur rendah, yaitu 670C. Untuk senyawa infinite layer Sr1-xCa1+xCu2O4 bisa berubah menjadi bahan mott insulator bila temperaturnya diturunkan dan dengan penambahan konsentrasi molar (x) Ca ke dalam Sr1-xCa1+xCu2O4 dengan menggunakan temperatur ruang. Pada saat level ca tinggi, akan menyebabkan susunan CDW menghilang yang dikarenakan peningkatan dua dimensi dan ketidakteraturan (motoyama,2002).
Pada penelitian sebelumnya telah dijelaskan bahwa untuk senyawa infinite layer  Sr1-xCa1+xCu2O4  merupakan bahan oxide, bila bahan ini menggunakan suhu sintering antara 8600-9500 dengan lama pemanasan sekitar 6- 100 jam. Bila sintering dikerjakan kurang dari 6 jam akan mengakibatkan bahan yang sudah tercampur tidak tersintering secara menyeluruh, ketika sintering lebih dari 100 jam akan mengakibatkan struktur yang diinginkan kan rusak atau tidak terbntuk (Y.torii,2006).
 Sejauh ini senyawa infinite layer Sr1-xCa1+xCu2O4 yang didoping dengan Ca dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh terhadap konstanta dielektrik dan mengetahui kemampuan suatu bahan dielektrik dalam menyimpan muatan listrik, dengan menggunakan variasi konsentrasi molar (x) yang dimulai dari x=0, x=0,02,  dan x=0,04.

3.      MASALAH ATAU TOPIK BAHASAN
Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
·          Bagaimana cara dan proses mott insulator Sr1-xCa1+xCu2O4 dengan metode solid state?
·         Bagaimana karakterisasi Mott-Insulator Sr1-xCa1+xCu2O4 berdasarkan uji dielektrisitas dan uji XRD?
·         Bagaimana pengaruh pendopingan Ca2+ terhadap senyawa infinite layer Sr1-xCa1+xCu2O4

4.      TUJUAN PENULISAN MAKALAH
Tujuan yang ingin dicapai dalam eksperimen ini adalah sebagai berikut:
·         Mengetahui cara dan proses sintesis Mott-Insulator Sr1-xCa1+xCu2O4 dengan metode solid state.
·         Mengetahui hasil uji dielektrisitas pada senyawa infinite layer Sr1-xCa1+xCu2O4.
·         Mengetahui pengaruh pendopingan  senyawa Ca2+ terhadap SR1-xCa1+xCu2O4

5.      TEKS UTAMA
5.1  Mott Insulator
Teori band telah berhasil memecahkan perbedaan antara bahan insolator dan logam. Insolator dapat didefinisikan ketika konduktivitas (σ) listrik statisnya mendekati nol  pada temperatur rendah limT→0σ (T)=0 (Judy Cherian, 2010). Jika konduktivitas listrik pada suatu bahan terbatas maka bahan tersebut adalah logam. Suatu bahan bisa dikatakan insolator atau logam ditunjukkan dengan kerapatan pada tingkat fermi. Pada material logam alam kerapatannya pada tingkat fermi tidak nol, tetapi ketika kerapatannya hilang pada tingkat fermi material itu berubah menjadi insolator. 
Insulator secara umum dapat diklasifikasikan dalam 2 tipe yaitu insolator itu sendiri dan mott-insulator. Insulator merupakan konduktor listrik dan panas yang buruk dikarenakan interaksi dari elektron tunggal dan medan elektrostatik dari ion pada kristal, yang menyebabkan elektron mudah bergerak dan meninggalkan tempatnya.
Mott insulator diambil dari nama penemunya yaitu Sir Nevil Mott yang telah memperoleh penghargaan nobel fisika 1977. Mott Insulator merupakan suatu bahan yang memiliki sifat kelistrikan, tetapi dalam kenyataanya tidak menghantarkan listrik, walaupun dialiri tegangan tinggi tidak akan mengalirkan arus listrik, bahan ini hanya bisa mengalirkan listrik pada temperatur rendah, yaitu 670C.
Pendopingan pada bahan superkonduktor dengan senyawa tertentu bisa merubah sifar dasar dari senyawa supernya menjadi bahan mott insulator. Pada senyawa infinite layer Sr1-xCa1+xCu2O4 dengan pendopingan Ca2+ untuk menggantikan Sr2+ diharapkan bisa merubah siaft dari senyawa super untuk bersifat mott insulator.
5.2  Infinite Layer
Struktur kristal dikenal selam ini hanyalah struktur kubik, tetragonal, ortorombik, heksagonal, triklinik, dan trigonal. Sedangkan infinite layer adalah struktur yang unik, seperti yang dimiliki senyawa Sr1-xCa1+xCu2O4 berstruktur infinite layer yang sangat menarik untuk diteliti. Senyawa infinite layer merupakan suatu wujud kuasi satu dimensi yang menunjukkan kompleksitas karena terdiri dari lapisan rantai (chain) CuO2, lapisan tingkatan (ladder) Cu2O3 dan lapisan (Sr,Ca) yang ditempatkan pada dalam permukaan kristal a-c dan bertumpuk sepanjang b (nagata,2008).
Pada senyawa infinite layer Sr1-xCa1+xCu2O4 merupakan infnite layer dengan Sr2Cu2O3 dengan CuO2.
Tabel 5.1 data  Sr2Cu2O3 dengan space grup Fmmm no.69
A
B
C
β
γ
11, 4696
13, 3527
3, 9235
90
90
90

Name
z
Ion
wycoff
X
Y
Z
Cu1
29

16I
0,33390
0,25000
0,25000
O1
8

16I
0,16910
0,25000
0,25000
O2
8

8C
0,0060
0,25000
0,25000
Sr
38

16M
0,0000
0,12220
0,75000
Cu3
29

16N
0,75000
0,00000
0,62290
O3
8

16N
0,63930
0,00000
0,12100

Tabel 5.2  struktur CuO2 dengan space group Amma no. 63
A
B
C
β
γ
11, 4698
13, 3527
3, 9235
90
90
90

Name
z
Ion
wycoff
x
Y
Z
Cu1
29

8Q
0,66100
0,25000
0,25000
O1
8

8Q
0,83090
0,25000
0,25000
O2
8

4C
0,00000
0,25000
0,25000
Sr
38

4C
0,00000
0,62220
0,25000
Cu3
29

16H
0,25000
0,00000
0,87710
O3
8

16H
0,13930
0,00000
0,37860

Pada senyawa infinite layer Sr1-xCa1+xCu2O4  strukturnya berlapis dan pembawa muatannya insulator, dengan konfigurasi atom Cu di 3d9 dengan spin S = ½ sama seperti HTSC. Spin chains memiliki urutan jarak yang tidak terlalu panjang katrena memiliki spin S  = ½ dan struktur 1 dimensi. Dalam hal ini spin ditunjukkan dengan adanya interaksi antara subsistem di dalam susunan kristal, dengan adanya hal ini tidak menghasilkan hubungan urutan pengisian yang tepat di dalam senyawa Sr1-xCa1+xCu2O4 (fukuda, 2009).
            Salah satu manfaat dari senyawa infinite layer  Sr1-xCa1+xCu2O4 dapat dikembangkan menjadi film tipis (thin film) magnetik heterostruktur (markert, 2009).
5.3  Dielektrisitas
Konstanta dielektrik adalah bahan yang tidak memiliki muatan bebas atau isolator. Isolator tidak bisa mengalirkan muatan listrik, tetapi peka terhadap medan listrik. Jika bahan isolator diletakkkan dalam medan listrik, maka dalam bahan tersebut terbentuk dipol listrik, sehingga permukaan bahan akan terinduksidan terpolarisasi. Dipol adalah muatan yang sama besar namun berlawanan tanda yang terpisahkan oleh suatu jarak, sedagkan  momen dipol merupakan hasil kali antara muatan Q dan jarak d (isaac,1990).
Pada konstanta dielektrik ini menggunakan kapasitior plat sejajar yang terpisaahkan ruang hampa dan diberi beda potensial sebesar V. Nilai bearnya muatan yang tersimpan dalam rangkaian ini disebut kapasitas kapasitor (C), dan besarnya kapasitas kapasitor dengan beda potensial dinyatakana dalam persamaan Q= CV. Jadi kapasitansi kapasitor adalah kemampuan kapasitor untuk menyimpan muatan pada plat sejajarnya. Nilai dari kapasitansi kapasitor tergantung pada;
1.      Bahan dielektrik yang digunakan;
2.      Luas dari plat sejajar;
3.      Jarak antar plat.
Ketika suatu bahan dielektrik disisipkan menggantikan ruang hampa diantara dua plat mengakibatkan dua mekanisme polarisasi dan bidang dielektrik yang berdampak bertambah besarnya muatan listrikyang terdimpan dalam kapasitor. Setalah bahan dielektrik disisipkan dalam dua plat kapasitor, kapasitansi dielektriknya dinyatakan dengan persamaan:
C=ε rAl
K=ClAε o
Dimana C merupakan nilai kapasitansi bahan terukur, A luas permukaan melintang bahan, l adalah tebal bahan sedangkan ε o merupakan permitivitas pada ruang hampa yang nilainya adalah 8,85 . 10-12 F/m.
Berdasarkan tahapan-tahapan pelaksanaan penelitian diatas, maka diperoleh beberapa data eksperimen dari uji XRD dan kapasitansi meter.
2.3.1 Pengaruh pendopingan Ca  terhadap dielektrisitas senyawa infinite layer Sr1-xCa1+xCu2O4
                        Doping merupakan substitusi atau penggantian kation Sr2+ dengan Ca2+. Pada senyawa infinite layer Sr1-xCa1+xCu2O4 ini jari- jari Sr2+ = 1,73 angstrom,sedangkan Ca2+ memiliki jari-jari 0,99 angstrom. Karena kedudukan ionik Sr2+ lebih bear dibanding dengan Ca2+ maka Ca2+ bisa masuk dan dapat menggantikan posisi Sr2+ yang elektron terluarnya mudah terlepas, jarak antar atom semakin kecil sehingga kisi atau volumenya kisi lebih kecil, yang menyebabkan ikatannya semakin kuat dan elektronnya semakin tidak mudah lepas dari inti, dan dielektrisitasnya semakin tinggi (naik).
Pendopingan Ca berpengaruh pada perubahan fase. Ketika tekanan dibawah P = 3-5Gpa pada temperatur diatas 100 menjadi metal (J. Akimitsu,2008).
6.      PENUTUP
6.1  Simpulan
-          Penambahan konsentrasi molar Ca berpengaruh pada nilai konstanta dielektrik bahan. Pada temperatur ruang, nilai konstanta dielektrik meningkat seiring dengan bertambahnya  konsentrasi molar (x). Peningkatan konstanta dielektrik mengikuti mekanisme polarisasi elektroionik, yaitu semakin banyak doping Ca2+ yang di dopingkan untuk mengganti Sr2+
-          Nilai konstanta dielektrik akan naik seiring dari bertambahnya temperatur pengukuran. Hal ini tidak mengikuti mekanisme lain yaitu adanya transisi fase dari LDW ke mott insulator.
6.2  Saran
·         Membuat senyawa infinite layer Sr1-xCa1+xCu2O4 dengan doping senyawa lain, misalnya La (lathanum), Bi (Bismuth) dsb.
·         Mengulangi penelitian dengan rentang konsentrasi molar (x) yang lebih besar dengan temperatur sintering yang berbeda serta variasi temperatur pegukuran.
·         Mengulangi penelitaian dengan menggunakan temperatur nitrogen cair untuk mengetahui perubahan fase dan struktur yang terjadi pada bahan.
·         Menentukan karakterisasi yang lain misalnya dengan medan magnet, konduktivitas.







 
DAFTAR RUJUKAN
Akimitsu,J.2008.Supression of the charge-density wave state in Sr14Cu24O41 by calcium doping.japan
Aprilia, Evi.2009. Pengaruh doping Ca Terhadap Dielektrisitas Senyawa Infinite Layer Sr14-xCaxCu24O41.pada Berbagai Temperatur Pengukuran. Malang: Jurusan Fisika UM
Effendy.1999.Logam, semkonduktor, isolator. Malang: Jurusan Pendidikan Kimia.FMIPA IKIP Malang
Isacc, Alan.1990. Kamus Lengkap Fisika. Jakarta: Erlangga
Maelasari, Ari. Skripsi.2009. Pengaruh Lama Sintering Terhadap Dielektrisitas Senyawa Infinite Layer Sr1Ca2Cu2O41+δ  pada berbagai temperatur pengukuran. Malang: Jurusan Fisika UM
Setyawati, Ika. 2010. Pengaruh Variasi Suhu Sintering Terhadap Konduktivitas Senyawa Termistor Zn 0,95 Mn0,05 Fe204. Malang: Universitas Negeri Malang.
Taswa,dkk. 2006. Kamus Lengkap Fisika. Jakarta: Bumi Aksara
Van Vlack, L.H. 2008. Elemen-Elemen Ilmu Dan Rekayasa Material Edisi Keenem. Jakarta: Erlangga.
Wisnu, dkk. 2004.Faktor Koreksi Dimensi Sampel Pada Sifat Listrik Superkonduktor Yba2cu3o7-X  Dengan Menggunakan Metode Four Point Probe.Bandung: BATAN.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

momentum, impuls dan kekekalan momentum kelas x tkr semester 1

Pengertian  Momentum dan Impuls , Hukum Kekekalan, Energi, Tumbukan, Aplikasi Kehidupan, Rumus, Contoh Soal, Kunci Jawaban - Pernahkah ...