Minggu, 08 Juli 2012

SERAT OPTIK


BAB 1
PENDAHULUAN

Pada 30 tahun belakangan ini, telah dikembangkan sebuah teknologi baru yang menawarkan kecepatan data yang lebih besar sepanjang jarak yang lebih jauh dengan harga yang lebih rendah daripada sistem kawat tembaga. Teknologi baru ini adalah serat optik, serat optik menggunakan cahaya untuk mengirimkan informasi (data).  Cahaya yang membawa informasi dapat dipandu melalui serat optik berdasarkan fenomena fisika yang disebut total internal reflection (pemantulan sempurna). Secara tinjauan cahaya sebagai gelombang elektromagnetik, informasi dibawa sebagai kumpulan gelombang-gelombang elektro-magnetik terpandu yang disebut mode. Serat optik terbagi menjadi 2 tipe yaitu single mode dan multi mode. Secara umum sistem komunikasi serat optik terdiri dari:  transmitter, serat optik sebagai saluran informasi dan receiver. Pada transmitter terdapat modulator, carrier source dan channel coupler, pada saluran informasi serat optik terdapat repeater dan sambungan sedangkan pada receiver terdapat photo detector, amplifier dan data processing. Sebagai sumber cahaya untuk sistem komunikasi serat optik digunakan LED atau Laser Diode (LD).  
           













BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.    Sejarah Perkembangan Serat Optik
Pada tahun 1880 Alexander Graham Bell menciptakan sebuah system komunikasi cahaya yang disebut photo-phone dengan menggunakan cahaya matahari yang dipantulkan dari sebuah cermin  suara-termodulasi  tipis untuk membawa percakapan, pada penerima cahaya matahari termodulasi mengenai sebuah foto-kondukting sel-selenium, yang merubahnya menjadi arus listrik, sebuah penerima telepon melengkapi sistem. Photophone tidak pernah mencapai sukses komersial, walaupun sistem tersebut bekerja cukup baik.  
Penerobosan besar yang membawa pada teknologi komunikasi serat optik dengan kapasitas tinggi adalah penemuan Laser pada tahun 1960, namun pada tahun tersebut kunci utama di dalam sistem serat praktis belum ditemukan yaitu serat yang efisien. Baru pada tahun 1970 serat dengan loss yang rendah dikembangkan dan komunikasi serat optik menjadi praktis (Serat optik yang digunaka berbentu silinder seperti kawat pada umumnya, terdiri dari inti serat (core) yang dibungkus oleh kulit (cladding) dan keduanya dilindungi oleh jaket pelindung (buffer coating). Ini terjadi hanya 100 tahun setelah John Tyndall, seorang fisikawan Inggris, mendemonstrasikan kepada Royal Society bahwa cahaya dapat dipandu sepanjang kurva aliran air. Dipandunya cahaya oleh sebuah serat optik dan oleh aliran air adalah peristiwa dari fenomena yang Sama yaitu total internal reflection.  
Teknologi serat optik selalu berhadapan dengan masalah bagaimana caranya agar lebih banyak informasi yang dapat dibawa, lebih cepat dan lebih jauh penyampaiannya dengan tingkat kesalahan yang sekecil-kecilnya. Informasi yang dibawa berupa sinyal digital, digunakan besaran kapasitas transmisi diukur dalam 1 Gb.km/s yang artinya 1 milyar bit dapat disampaikan tiap detik melalui jarak 1 km. Berikut adalah beberapa tahap sejarah perkembangan teknologi serat optik:  
1.      Generasi Petama ( mulai tahun 1970) (system masih sederhana dan menjadi dasar system selanjutnya)
a.       Encoding: Mengubah input (misal suara) menjadi sinyal listrik.
b.      Transmitter:  Mengubah sinyal listrik menjadi gelombang cahaya termodulasi, berupa LED dengan panjang gelombang 0, 87 µm.
c.       Serat Silika: Sebagai pengantar gelombang cahaya.
d.      Repeater: Sebagai penguat gelombang cahaya yang melemah di jalan
e.       Receiver: Mengubah gelombang cahaya termodulasi menjadi sinyal listrik, berupa fotodetektor
f.       Decoding: Mengubah sinyal listrik menjadi ouput (missal suara)
-          Repeater bekerja dengan merubah gelombang cahaya menjadi sinyal listrik kemudian diperkuat secara elektronik dan diubah kembali menjadi gelombang cahaya. 
-          Pada tahun 1978 dapat mencapai kapasitas transmisi 10 Gb.km/s. 
2.      Generasi Ke- Dua ( mulai tahun 1981)
a.       Untuk mengurangi efek dispersi, ukuran inti serat diperkecil.
b.       Indeks bias kulit dibuat sedekat-dekatnya dengan indeks bias inti. 
c.        Menggunakan diode laser, panjang gelombang yang dipancarkan 1, 3 µm.
d.       Kapasitas transmisi menjadi 100 Gb.km/s. 
3.      Generasi Ke- Tiga (mulai tahun 1982)
a.       Penyempurnaan pembuatan serat silika.
b.      Pembuatan chip diode laser berpanjang gelombang 1, 55 µm.
c.       Kemurniaan bahan silika ditingkatkan sehingga transparansinya dapat dibuat untuk panjang
d.      gelombang sekitar 1,2 µm sampai 1,6 µm
e.       Kapasitas transmisi menjadi beberapa ratus Gb.km/s.
4.      Generasi Ke- Empat ( mulai tahun 1984)
a.       Dimulainya riset dan pengembangan sistem koheren, modulasinya bukan modulasi intensitas
melainkan modulasi frekuensi, sehingga sinyal yang sudah lemah intensitasnya masih dapat
dideteksi, maka jarak yang dapat ditempuh, juga kapasitas transmisinya, ikut membesar. 
b.      Pada tahun 1984 kapasitasnya sudah dapat menyamai kapasitas sistem deteksi langsung (modulasi intensitas). 
c.       Terhambat perkembangannya karena teknologi piranti sumber dan deteksi modulasi frekuensi masih jauh tertinggal. 
5.      Generasi Ke- Lima ( mulai tahun 1989)
a.       Dikembangkan suatu penguat optik yang menggantikan fungsi repeater pada generasi-generasi sebelumnya.
b.      Pada awal pengembangannya kapasitas transmisi hanya dicapai 400 Gb.km/s tetapi setahun  kemudian kapasitas transmisinya sudah menembus 50.000 Gb.km/s! 
6.      Generasi Ke- Enam
a.       Pada tahun 1988 Linn F. Mollenauer mempelopori sistem komunikasi optik soliton.  Soliton adalah pulsa gelombang yang terdiri dari banyak komponen panjang gelombang yang berbeda hanya sedikit dan juga bervariasi dalam intensitasnya. 
b.      Panjang soliton hanya 10-12 detik dan dapat dibagi menjadi beberapa komponen yang saling berdekatan, sehingga sinyal-sinyal yang berupa soliton merupakan informasi yang terdiri dari beberapa saluran sekaligus (wavelength division multiplexing). 
c.       Eksprimen menunjukkan bahwa soliton minimal dapat membawa 5 saluran yang masing-masing membawa informasi dengan laju 5 Gb/s. Kapasitas transmisi yang telah diuji mencapai 35.000 Gb.km/s. 
d.      Cara kerja sistem soliton ini adalah efek Kerr, yaitu sinar-sinar yang panjang gelombangnya Sama Akan merambat dengan laju yang berbeda di dalam suatu bahan jika intensitasnya melebihi suatu harga batas. Efek ini kemudian digunakan untuk menetralisir efek dispersi, sehingga soliton tidak melebar pada waktu sampai di receiver. Hal ini sangat menguntungkan karena tingkat kesalahan yang ditimbulkannya amat kecil bahkan dapat diabaikan.  

B.     Struktur Dasar Serat Optik
Gambar (1) di bawah merupakan struktur  dasar dari sebuah serat optik yang terdiri dari 3 bagian :  core  (inti),  cladding (kulit),  dan  coating  (mantel)  atau  buffer (pelindung).  Inti adalah sebuah batang silinder terbuat dari bahan dielektrik (bahan silika (SiO), biasanya diberi doping dengan germanium oksida  (GeO2) atau fosfor penta oksida (P2O52) untuk menaikan indeks biasnya) yang tidak menghantarkan listrik,  inti ini memiliki jari-jari a, besarnya sekitar 8 – 200 µm dan indeks bias n1, besarnya sekitar1,5. Inti di selubungi oleh lapisan material, disebut kulit, yang terbuat dari bahan dielektrik (silika tanpa atau sedikit doping), kulit memiliki jari-jari sekitar 125 – 400 µm indeks bias-nya n2, besarnya sedikit lebih rendah dari n1.



Gambar 1. Struktur Serat Optik
            Walaupun cahaya merambat sepanjang inti serat tanpa lapisan material kulit, namun kulit
memiliki beberapa fungsi: 
- Mengurangi cahaya yang loss dari inti ke udara sekitar.
- Mengurangi loss hamburan pada permukaan inti.
- Melindungi serat dari kontaminasi penyerapan permukaan.
- Menambah kekuatan mekanis. 
Jika perbedaan indeks bias inti dan kulit dibuat drastis disebut serat optik Step Indeks (SI), selisih antara indek bias kulit dan inti disimbolkan dengan ∆ dimana: 
Sedangkan jika perbedaan indek bias inti dan kulit dibuat secara perlahan-lahan disebut Graded  Indeks (GI), bagaimana turunnya indeks bias dari inti ke kulit ditentukan oleh indeks profile, a.
 



Gambar 2. Indeks Bias Inti dan Kulit
            Untuk pelindungan tambahan, kulit dibungkus oleh lapisan tambahan (terbuat dari plastik jenis tertentu) yaitu mantel atau buffer untuk melindungi serat optik dari kerusakan fisik. Buffer bersifat elastis, mencegah abrasi dan mencegah loss hamburan akibat microbends.

C.    Karakteristik Keuntungan dan Kelemahan Media Transmisi Fiber Optik
Serat optik merupakan salah satu media transmisi komunikasi optic yang cukup handal. Sesudah tahun 1970, ketika mulai terdapat serat optic dengan susutan yang lebih kecil dari 20 dB/km, perkembangannya semakin dipacu. Dengan bahan-bahan dasar yang semakin murni dan teknik pembuatan yang semakin teliti, koefisian susutan dapat mencapai kurang dari 5 dB/km. 
Serat optik mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan media transmisi yang lain, antara lain sebagai berikut:          
a.       Mempunyai lebar bidang (bandwidth) yang sangat lebar.
Dalam sistem digital dapat mentransmisikan sinyal digital dengan kecepatan data yang sangat tinggi (dari orde Mbit/s sampai dengan Gbit/s), sehingga mampu membawa informasi yang sangat besar.
b.      Rugi transmisi (transmission loss) yang rendah.
Sifat ini dapat memperkecil jumlah sambungan dan jumlah pengulang (repeater) yang pada gilirannya akan mengurangi kerumitan dan biaya sistem.
c.       Ukuran sangat kecil dan sangat ringan.
Serat optik memiliki diameter sangat kecil sehingga mudah dalam penanganan dan instalasi.
d.      Kebal terhadap interferensi.
Serat optik terbebas dari derau (noise) elektrik maupun medan magnetic karena menyediakan pemandu gelombang (waveguide) yang kebal terhadap interferensi elektromagnetik (Electromagnetic Interference, EMI), menjamin terbebas dari efek pulsa elektromagnetik (Electromagnetic Pulse, EMP), dan interferensi frekuensi radio (Radiofrequency Interference, RFI).
e.       Terisolasi dari efek elektrik.
Serat optik terbuat dari kaca silika atau polimer plastik yang bersifat sebagai bahan isolator (insulator) sehingga tidak terdapat tenaga listrik maka tidak akan terjadi ledakan maupun percikan api.
f.       Keamanan isyarat terlindungi.
Isyarat optik diikat atau ditahan secara baik dalam pemandu gelombang dengan keluaran cahaya yang dapat diserap oleh jaket yang tidak dapat ditembus oleh cahaya di sekitar serat sehingga tidak dapat disadap.
g.      Harganya dapat lebih murah di masa yang akan datang.
Banyaknya bahan material pembuat serat optik di muka bumi (gelas silika atau dioksida silikon) sehingga harganya di masa datang dapat lebih murah.
Selain itu, serat optik juga memiliki beberapa kelemahan antara lain:
v  Sukar membuat terminal pada kabel serat.
v  tidak seperti pada kawat logam, penyambungan serat harus menggunakan teknik serta
ketelitian yang tinggi,
v  Serat optik tidak dapat menyalurkan energi elektrik, pengulang harus dicatu secara lokal atau dicatu secara remote menggunakan kabel elekrik terpisah.
v  Intensitas energi cahaya yang dipancarkan oleh pemancar optik dapat merusak retina mata
secara permanen jika pada saat instalasi tidak dilakukan hati-hati.

D.    Perambatan Cahaya Di Dalam Serat Optik 
Konsep perambatan cahaya di dalam serat optik, dapat ditinjau dengan dua pendekatan/teori yaitu optik geometrik dimana cahaya dipandang sebagai sinar yang memenuhi hukum-hukum geometrik cahaya (pemantulan dan pembiasan) dan optik fisis dimana cahaya dipandang sebagai gelombang elektro-magnetik (teori mode).  
Ø  Tinjauan Optik Geometrik
·         Memberikan gambaran yang jelas dari perambatan cahaya sepanjang serat optik.
·         Dua tipe sinar dapat merambat sepanjang serat optik yaitu sinar meridian dimana sinar  merambat memotong sumbu serat optik dan skew ray dimana sinar merambat tidak melalui sumbu serat optik.
·         Sinar-sinar Meridian dapat diklasifikasikan menjadi bound dan unbound rays, lihat



                                                                                                                         
·         Pada gambar (3), serat optik adalah jenis step indeks, dimana indeks bias, n1, lebih besar dari indek bias kulit, n2, Unbound rays dibiaskan keluar dari inti, sedangkan bound rays akan terus menerus dipantulkan dan merambat sepanjang inti, dianggap permukaan batas antara inti dan kulit sempurna/ideal (namun akibat ketidaksempurnaan ketidak-sempurnaan permukaan batas antara inti dan 4kulit maka akhirnya sinar akan keluar dari serat). Secara umum sinar-sinar meridian (mengikuti hokum pemantulan dan pembiasan).
·         Bound rays di dalam serat optik disebabkan oleh pemantulan sempurna, dimana agar peristiwa ini terjadi maka sinar  yang memasuki serat harus memotong perbatasan inti
·         kulit dengan sudut lebih besar dari sudut kritis,  θc, sehingga sinar dapat merambat sepanjang serat. 
 



                                                                                                                                

Sudut θ  adalah sudut maksimum sinar yang memasuki serat agar sinar dapat tetap merambat sepanjang serat (dipandu), sudut ini disebut sudut tangkap (acceptance angle). Lihat gambar (5) di bawah ini:
 



                                                                                                                                       
Numerical aperture (NA) adalah ukuran kemampuan sebuah serat untuk menangkap  cahaya, juga dipakai untuk mendefenisikan acceptance cone dari sebuah serat optik.
Dengan menggunakan hukum Snellius NA dari serat adalah:

Karena medium dimana tempat cahaya memasuki serat umumnya adalah udara maka n = 1 sehingga NA = sin θ. NA digunakan untuk mengukur source-to-fiber power-coupling efficiencies, NA yang besar menyatakan source-to-fiber power-coupling efficiencies yang tinggi. Nilai NA biasanya sekitar 0, 20 sampai 0, 29 untuk serat gelas, serat plastic memiliki NA yang lebih tinggi dapat melebihi 0, 5.
Ø  Tinjauan Optik Fisis
·         Pendekatan cahaya sebagai sinar hanya  menerangkan bagaimana arah dari sebuah  gelombang datar  merambat di dalam sebuah serat namun tidak meninjau sifat lain dari gelombang datar yaitu interferensi, dimana gelombang datar saling berinterferensi sepanjang perambatan, sehingga hanya tipe-tipe gelombang datar tertentu saja yang dapat merambat sepanjang serat. Maka diperlukan tinjauan optik fisis yaitu memandang cahaya sebagai gelombang elektromagnetik yang disebut teori moda.  
·         Teori mode selain digunakan untuk menerangkan tipe-tipe gelombang datar yang dapat merambat sepanjang serat, juga untuk menerangkan sifat-sifat serat optik seperti absorpsi, attenuasi dan dispersi.
·         Mode adalah “konfigurasi perambatan cahaya di dalam serat optik yang memberikan distribusi medan listrik dalam transverse yang stabil (tidak berubah sepanjang perambatan cahaya dalam arah sumbu) sehingga cahaya dapat dipandu di dalam serat optik” (Introduction To Optical Fiber Communication, Yasuharu Suematsu, Ken – Ichi Iga). Kumpulan gelombang-gelombang elektromagnetik yang terpandu di dalam serat optik disebut mode-mode.
·         Teori mode memandang cahaya sebagai sebuah gelombang datar yang dinyatakan dalam arah, amplitudo dan panjang gelombang dari perambatannya. Gelombang datar adalah sebuah gelombang yang permukaannya (dimana pada permukaan ini fase-nya konstan, disebut muka gelombang) adalah bidang datar tak berhingga tegak lurus dengan arah perambatan.

E.     Tipe Tipe Fiber Optic
Berdasarkan mode penjalarannya, serat optik dibagi menjadi dua macam, yaitu :
·         Serat optik mode tunggal (single-mode optical fiber).
·         Serat optik mode jamak (multimode optical fiber).
Sedangkan, menurut susunan indeks biasnya, serat optik terdiri atas dua macam, yaitu :
·         Serat optik mode jamak indeks undak (Step Index, SI).
·         Serat optik mode jamak indeks berangsur (Graded Index, GRIN).

Ø  Serat Optik Mode Tunggal
Serat optik mode tunggal hanya menjalarkan satu mode berkas cahaya. Struktur serat optic mode tunggal ditunjukkan pada Gambar di bawah.
 





Susutan total serat optik mode tunggal sangat kecil, yaitu sekitar 0,2 dB/km, sehingga serat  optik ini sesuai untuk sistem komunikasi jarak jauh dengan kapasitas yang besar. Dalam perancangan serat optik mode tunggal, parameter cut off atau frekuensi normalisasi V menggunakan persamaan
sebagai berikut :

dengan n2=n1 (1- Δ) dan Δ=n1-n2/n1
V = frekuensi cut off (tanpa satuan)
0 λ= panjang gelombang operasi cahaya (µm)
a = jari-jari inti serat optik (µm)
Untuk Δ yang kecil, Δ^2<< 2Δ , sehingga persamaan (1) berubah menjadi :
                                                                       

Untuk serat optik mode tunggal, frekuensi cut off yang dinormalisasikan biasanya mempunyai nilai V < 2,405.
Ø  Serat Optik Mode Jamak Indeks Undak (SI)
Serat optik mode jamak indeks undak terdiri dari inti (core) dengan indeks bias n1 dan dikelilingi oleh selubung kulit (cladding) dengan indeks bias n2 (Gambar 3). Sudut kritis θc untuk serat optik mode jamak indeks undak, yang diberikan oleh persamaan berikut :
 
           
Perubahan indeks bias Δ merupakan nilai serat yang diberikan oleh persamaan :
                                           
Nilai ini selalu positif, karena n1 harus lebih besar daripada n2, agar sudut kritis ada.
Khususnya, Δ pada orde 0,01


Serat optik mode jamak indeks undak
Karena indeks bias dari inti adalah konstan dan kecepatan dari setiap mode adalah sama, serta jarak yang ditempuh oleh masing-masing mode adalah berbeda, maka akan ada perbedaan waktu perambatan. Karena cahaya dari serat yang berinti lebih besar adalah gabungan dari beberapa ratus
mode yang berbeda maka sebuah pulsa akan melebar selama transmisi.
Ø  Serat Optik Mode Jamak Indeks Berangsur (GRIN)
Serat optik mode jamak indeks berangsur mempunyai bahan inti yang indeks biasnya berubah dengan bertambahnya jarak dari sumbu serat.
 


                                                                                                                                         
Serat optik mode jamak indeks berangsur
Perubahan indeks bias n(r) diberikan oleh persamaan berikut :
r = a

                                                                                                 R > a
dimana:
n1= indeks bias inti serat optik
n2= indeks bias selubung kulit serat optik
a  = jari-jari inti serat optik
a = nilai yang menunjukkan profil perubahan indeks bias
Δ = nilai yang menunjukkan skala perubahan profil

Perjalanan sinar cahaya yang melewati serat optik pada Gambar 4 menunjukkan sudut  datangnya lebih besar akan lebih lama berada di daerah dengan indeks bias rendah, yang menyebabkan sinar cahaya yang menuju ke tepi inti merambat lebih cepat dari pada yang merambat pada inti. Hal ini menyamakan waktu perambatan dari berbagai mode sehingga pada saat tiba di penerima akan sefase. Keadaan ini mengurangi terjadinya dispersi akibat adanya berbagai mode berkas sinar cahaya.

F.     Keuntungan Sistem Serat Optik
Mengapa sistem serat optik dikatakan merevolusi dunia telekomunikiasi? Ini karena dibandingkan dengan sistem konvensional menggunakan kabel logam (tembaga) biasa, serat optic memiliki: 
·         Less expensive – Beberapa mil kabel optik dapat dibuat lebih murah dari kabel tembaga dengan panjang yang sama. 
·         Thinner – Serat optik dapat dibuat dengan diameter lebih kecil (ukuran diameter kulit dari serat sekitar 100 µm dan total diameter ditambah dengan jaket pelindung sekitar 1 – 2 mm) daripada kabel tembaga, dan juga karena serat optik membawa light (cahaya) maka tentunya memiliki light weight (berat yang ringan). Maka kabel serat optik mengambil tempat yang lebih kecil di dalam tanah.
·         Higher carrying capacity – Karena serat optik lebih tipis dari kabel tembaga maka kebanyakan serat optik dapat dibundel ke dalam sebuah kabel dengan diameter tertentu maka beberapa jalur telepon dapat berada pada kabel yang sama atau lebih banyak saluran televisi pada TV cable dapat melalui kabel. Serat optik juga memiliki bandwidth yang besar (1 dan 100 GHz, untuk multimode dan single-mode sepanjang 1 Km). 
·         Less signal degradation – Sinyal yang loss pada serat optik lebih kecil (kurang dari 1 dB/km pada rentang panjang gelombang yang lebar) dibandingkan dengan kabel tembaga.  
·         Light signals – Tidak seperti sinyal listrik pada kabel tembaga, sinyal cahaya dari satu serat optic tidak berinterferensi dengan sinyal cahaya pada serat optik yang lainnya di dalam kabel yang sama, juga tidak ada interferensi elektromagnetik. Ini berarti meningkatkan kualitas percakapan telepon atau penerimaan TV. Juga tidak ada
·         Low Power – Karena sinyal pada serat optik mengalami loss yang rendah, transmitter dengan daya yang rendah dapat digunakan dibandingkan dengan sistem kabel tembaga yang membutuhkan tegangan listrik yang tinggi, hal ini jelas dapat mengurangi biaya yang dibutuhkan.
·         Digital signals – Serat optik secara ideal cocok untuk membawa informasi digital dimana berguna secara khsusus pada jaringan komputer.
·         Non-flammable – Karena tidak ada arus listrik yang melalui serat optik, maka tidak ada resiko bahaya api. 
·         Flexibile – Karena serat optik sangat fleksibel dan dapat mengirim dan menerima cahaya, maka digunakan pada kebanyakan kamera digital fleksibel untuk tujuan :
·         Medical Imaging – pada bronchoscopes, endoscopes, laparoscope, colonofiberscope (dapat dimasukkan ke dalam tubuh manusia (misal usus) sehingga citranya dapat dilihat langsung dari luar tubuh). ƒ 
·         Mechanical imaging – memeriksa pengelasan didalam pipa dan mesin ƒ  
·         Plumbing – memeriksa sewer lines
                                                                    













BAB III
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik  
Gambar (10) merupakan dasar sistem komunikasi terdiri dari sebuah transmitter, sebuah recevier, dan sebuah information channel. Pada transmitter informasi dihasilkan dan mengolahnya menjadi bentuk yang sesuai untuk di kirimkan sepanjang information channel, informasi ini berjalan dari transmitter ke receiver melalui information channel ini.  Information channels dapat dibagi menjadi 2 kategori:  Unguided channel dan Guided channel. Atmosphere adalah sebuah contoh Unguided channel, sistem yang menggunakan atmospheric channel adalah radio, televisi dan microwave relay links. Guided channels mencakup berbagai variasi struktur tranmisi konduksi, seperti two-wire line, coaxial cable, and twisted–pair.



            Gambar (11) merupakan blok diagaram sistem komunikasi serat optik secara umum, dimana
fungsi-fungsi dari setiap bagian adalah sebagai berikut:
Ø  Message Origin
-           Message origin bisa berupa besaran fisik non-listrik (suara atau gambar), sehingga diperlukan transduser (sensor) yang merubah message dari bentuk non-listrik ke bentuk listrik.  
-          Contoh yang umum adalah microphone merubah gelombang suara menjadi arus listrik dan Video cameras (CCD) merubah gambar menjadi arus listrik. Modulator dan Carrier Source
-          Memiliki 2 fungsi utama, pertama merubah message elektrik ke dalam bentuk yang sesuai, kedua menumpangkan sinyal ini pada gelombang yang dibangkitkan oleh
Ø  carrier source. 
-          Format modulasi dapat dibedakan menjadi modulasi analog dan digital.
-          Pada modulasi digital untuk menumpangkan sinyal data digital pada gelombang carrier, modulator cukup hanya meng-on kan atau meng-off kan carrier source sesuai dengan sinyal data-nya.




                                                                                                                            
-          Carrier source membangkitkan gelombang cahaya dimana padanya informasi ditransmisikan, yang umum digunakan Laser Diode (LD) atau Light Emitting Diode (LED).
  



                                                                                                                                      

 





Ø  Channel Coupler
-          Untuk menyalurkan power gelombang cahaya yang telah termodulasi dari carrier source ke information channel (serat optik).
-          Merupakan bagian penting dari desain sistem komunikasi serat optik sebab kemungkinan loss yang tinggi.  
Ø  Information Channel  (Serat Optik) 
-          Karakteristik yang diinginkan dari serat optik adalah atenuasi yang rendah dan sudut light-acceptance-cone yang besar.
-          Amplifier dibutuhkan pada sambungan yang sangat panjang (ratusan atau ribuan kilometer) agar didapatkan power yang cukup pada receiver.
-          Repeater hanya dapat digunakan untuk sistem digital, dimana berfungsi merubah sinyal optik yang lemah ke bentuk listrik kemudian dikuatkan dan dikembalikan ke bentuk sinyal optik untuk transmisi berikutnya.
-          Waktu perambatan cahaya di dalam serat optik bergantung pada frekuensi cahaya dan pada lintasan yang dilalui, sinyal cahaya yang merambat di dalam serat optik memilki frekuensi berbeda-beda dalam rentang tertentu (lebar spektrum frekuensi) dan powernya terbagi-bagi sepanjang lintasan yang berbeda-berbeda, hal ini menyebabkan distorsi pada sinyal.
-          Pada sistem digital distorsi ini berupa pelebaran (dispersi) pulsa digital yang merambat di dalam serat optik, pelebaran ini makin bertambah dengan bertambahnya jarak yang ditempuh dan pelebaran ini akan tumpang tindih dengan pulsa-pulsa yang lainnya, hal  ini akan menyebabkan kesalahan pada deteksi sinyal. Adanya dispersi membatasi kecepatan informasi (pada sistem digital kecepatan informasi disebut data rate diukur dalam satuan bit per second (bps) yang dapat dikirimkan.
-          Pada fenomena optical soliton, efek dispersi ini diimbangi dengan efek non-linier dari serat optik sehingga pulsa sinyal dapat merambat tanpa mengalami perubahan bentuk (tidak melebar).  
Ø  Detector dan Amplifier 
-          Digunakan foto-detektor (photo-diode, photo transistor dsb) yang berfungsi merubah sinyal optik yang diterima menjadi sinyal listrik.  
Ø  Signal Processor 
-          Untuk transmisi analog, sinyal prosesor terdiri dari penguatan dan filtering sinyal. Filtering  bertujuan untuk memaksimalkan rasio dari daya sinyal terhadap power sinyal yang tidak diinginakan. Fluktuasi acak yang ada pada sinyal yang diterima disebut sebagai noise.  Bagaimana pengaruh  noise ini terhadap sistem komunikasi ditentukan oleh  besaran  SNR (Signal to Noise Ratio), yaitu perbandingan daya sinyal dengan daya noise, biasanya dinyatakan dalam desibell (dB), makin besar SNR maka makin baik kualitas sistem komunikasi tersebut terhadap gangguan noise. 
-          Untuk sistem digital, sinyal prosesor terdiri dari penguatan dan filtering sinyal serta rangkaian pengambil keputusan.
-          Rangkaian pengambil keputusan ini memutuskan apakah sebuah bilangan biner 0 atau 1 yang diterima selama slot waktu dari setiap individual bit. Karena adanya noise yang tak dapat dihilangkan maka selalu ada kemungkinan kesalahan dari proses pengambilan keputusan ini, dinyatakan dalam besaran Bit Error Rate (BER) yang nilainya harus kecil pada komunikasi.
-          Jika data yang dikirim adalah analog (misalnya suara), namun ditransmisikan melalui serat optik secara digital (pada transmitter dibutuhkan Analog to Digital Converter (ADC) sebelum sinyal masuk modulator) maka dibutuhkan juga Digital to Analog Converter (DAC) pada sinyal prosesor, untuk merubah data digital menjadi analog, sebelum dikeluarkan ke output (misalnya speaker).
 




                                                                                                                     




Ø  Message Output 
-          Jika output yang dihasilkan di presentasikan langsung ke manusia, yang mendengar atau melihat informasi tersebut, maka output yang masih dalam bentuk sinyal listrik harus dirubah menjadi gelombang suara atau visual image. Transduser (actuator) untuk hal ini adalah speaker untuk audio message dan tabung sinar katoda (CRT) (atau yang lainnya seperti LCD, OLED dsb) untuk visual image.
-          Pada beberapa situasi misalnya pada sistem dimana komputer-komputer atau mesinmesin lainnya dihubungkan bersama-sama melalui sebuah sistem serat optik, maka output dalam bentuk sinyal listrik langsung dapat digunakan. Hal ini juga jika system serat optik hanya bagian dari jaringan yang lebih besar, seperti pada sebuah  fiber link antara  telephone exchange  atau sebuah  fiber trunk  line membawa sejumlah progam televisi, pada kasus ini prosesing mencakup distribusi dari sinyal listrik ke tujuan-tujuan tertentu yang diinginkan. Peralatan pada message ouput secara sederhana hanya berupa sebuah konektor elektrik dari prosesor sinyal ke sistem berikutnya.















BAB IV
PENUTUP
a. Saran
Kita telah meninjau dari sejarah serat optis zantara komunikasi optis, dan kemudian memperlajari sifat-sifat fisis dan bagaimana mengatasi kekurangan yang merugikan yang terdapat dalam serat untuk memperlancar komunikasi optis, dan beberapa cara pengukurannya. Kemudian kita ulas sistem komunikasi optis yang sederhana. Mudah-mudahan dalam era pengembangan system komunikasi serat optis ini, kita di Indonesia, tidak akan tertinggal jauh dan dapat mulai turut
berkecimpung di dalamnya.

b. Kritik
Pada makalah system komunikasi serat optic kali ini masih banyak kesalahan dalam penulisan, untuk dari itu saya harap apabila makalah ini di jadikan refrensi untuk pembahasan system komunikasi serat optic bisa lebih di perbaiki untuk lebih lanjutnya.

c. Kesimpulan
·         Teknologi serat optik menawarkan kecepatan data yang lebih besar sepanjang jarak yang lebih jauh dengan harga yang lebih rendah daripada sistem konvensional menggunakan kawat logam (tembaga)
·         Struktur dasar dari sebuah serat optik yang terdiri dari 3 bagian:  core (inti), cladding (kulit), dan coating (mantel) atau buffer (pelindung). Indeks bias kulit, n2 besarnya sedikit lebih rendah dari indek bias inti, n1.
·         Untuk menjelaskan bagaimana cahaya merambat sepanjang serat optik digunakan dua pendekatan/teori, yaitu pendekatan cahaya sebagai sinar (optik geometrik) dan cahaya sebagai gelombang elektro-magnetik (optik fisis) / teori mode.
·         Pendekatan cahaya sebagai sinar memberikan gambaran yang jelas bagaimana cahaya merambat sepanjang serat optik, namun kurang dalam memberikan penjelasan mengenai sifat lain lain dari cahaya seperti interferensi, dan sifat serat optik seperti absorpsi, atenuasi dan dispersi, oleh karena itu diperlukan pendekatan cahaya sebagai gelombang/ teori mode.  Berdasarkan jumlah mode yang merambat maka serat optik terbagi menjadi dua tipe:  singlemode dan multi-mode.
·         Sistem serat optik memberikan dibandingkan dengan sistem konvensional menggunakan kabel logam (tembaga)  memiliki keuntungan dalam hal  less expensive, thinner, higher carrying capacity, large-bandwidth, less signal degradation , ligtht signals, low power, nonflammable, flexibile.
·         Sistem komunikasi optik secara umum terdiri dari Transmitter (Message origin, Modulator, Carrier Source  dan Channel Coupler), Information Channel  (Serat Optik) dan  Receiver  (Detector, Amplifier,  Signal Processor  dan  Message Output).
 
DAFTAR PUSTAKA

-           Fiber Optic Communications, Joseph C. Palais
-           http://badien.wordpress.com/2008/08/16/dasar-sistem-komunikasi-serat-optik/#respond 
-           http://comes.umy.ac.id/file.php/1/moddata/forum.htm
-           http://www.howstuffworks.com  
-          http://www.tpub.com
-          http://www.unsri.ac.id/upload/arsip/Serat%20Optik
-          http://zethcorner.wordpress.com/2008/07/22/sistem-komunikasi-serat-fiber-optik/




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

momentum, impuls dan kekekalan momentum kelas x tkr semester 1

Pengertian  Momentum dan Impuls , Hukum Kekekalan, Energi, Tumbukan, Aplikasi Kehidupan, Rumus, Contoh Soal, Kunci Jawaban - Pernahkah ...