Senin, 08 Oktober 2018

CARA MENGHITUNG JANGKA SORONG DAN MIKROMETER SEKRUP


PENGGUNAAN JANGKA SORONG DAN MIKROMETER SEKRUP
Hi guys, kali ini saya akan mambahas mengenai jangka sorong. Pasti sudah pernah lihat kan di sekolah? Ada yang tau cara menggunakannya? Weits, kalo belum tidak perlu khawatir. Pelajari dengan cermat penjelasan berikut ini!
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan pengukuran dengan menggunakan jangka sorong, yaitu:
·                   Sebelum melakukan pengukuran bersihkan jangka sorong dan benda yang akan diukurnya.
·                   Sebelum jangka sorong digunakan, pastikan skala nonius dapat bergeser dengan bebas.
·                   Pastikan angka “0” pada kedua skala bertemu dengan tepat.
·                   Sewaktu mengukur usahakan benda yang diukur sedekat mungkin dengan skala utama. Pengukuran dengan ujung gigi pengukur menghasilkan pengukuran yang kurang akurat.
·                   Tempatkan jangka sorong tegak lurus dengan benda yang diukur.
·                   Tekanan pengukuran jangan terlampau kuat, karena akan menyebabkan terjadinya pembengkokan pada rahang ukur maupun pada lidah pengukur kedalaman. Jika sudah pas, kencangkan baut pengunci agar rahang tidak bergeser, tetapi jangan terlalu kuat karena akan merusak ulir dari baut pengunci.
·                   Dalam membaca skala nonius upayakan dilakukan setelah jangka sorong diangkat keluar dengan hati-hati dari benda ukur.
·                   Untuk mencegah salah baca, miringkan skala nonius dampai hampir sejajar dengan bidang pandangan, sehingga akan memudahkan dalam melihat dan menentukan garis skala nonius yang segaris dengan skala utama.
·                   Untuk mencegah karat, bersihkan jangka sorong dengan kain yang dibasahi oleh oli setelah dipakai.
Berikut adalah beberapa contoh penggunaan jangka sorong dalam pengukuran dimensi benda ukur.
https://suryawardhana.files.wordpress.com/2013/03/9.png?w=320&h=120
Gambar 3.14 Pengukuran dengan jangka sorong bagian luar dan dalam
https://suryawardhana.files.wordpress.com/2013/03/picture1.png?w=320&h=172
Gambar 3.15
Jangka sorong digunakan untuk mengukur kedalaman
Gambar-gambar berikut adalah gambar-gambar yang menunjukkan bagaimana cara mengukur benda ukur dengan menggunakan jangka sorong.
https://suryawardhana.files.wordpress.com/2013/03/1.png?w=320&h=143
Gambar 3.16
Cara menggunakan jangka sorong dalam mengukur bagian luar benda ukur
https://suryawardhana.files.wordpress.com/2013/03/2.png?w=320&h=177
Gambar 3.17
Posisi rahang jangka sorong terhadap benda ukur


https://suryawardhana.files.wordpress.com/2013/03/6.png?w=320&h=167
Gambar 3.18
Cara pengukuran bagian dalam dengan menggunakan jangka sorong
https://suryawardhana.files.wordpress.com/2013/03/7.png?w=320&h=187
Gambar 3.19
Cara pengukuran kedalaman dengan menggunakan jangka sorong
1. Cara pembacaan jangka sorong untuk satuan metris
a. cara pembacaan jangka sorong dengan nonius puluhan



https://suryawardhana.files.wordpress.com/2013/03/4.png?w=320&h=149

Dari gambar di atas diperoleh hasil pengukuran sebesar 31,4 mm, yakni diperoleh dari:
31 + 4(0,1) = 31,4
(A) (B)
b. Cara pembacaan jangka sorong dengan nonius dua puluhan

https://suryawardhana.files.wordpress.com/2013/03/picture3.png?w=320&h=163

c. Cara pembacaan jangka sorong dengan nonius lima puluhan

https://suryawardhana.files.wordpress.com/2013/03/picture4.png?w=320&h=111
2. Cara pembacaan jangka sorong untuk satuan inchi
Dalam paparan ini hanya akan disajikan cara pembacaan jangka sorong untuk sauan inchi dengan tingkat ketelitian 1/128 inchi.
https://suryawardhana.files.wordpress.com/2013/03/5.png?w=320&h=166
Dari gambar di atas diperoleh hasil pengukuran sebesar 4 1/32” yakni diperoleh dari:
4 + 6/8 + 2(1/128) = 4 + 22/128 + 2/128
4 + 24/128 = 4 1/32



Cara Membaca Mikrometer Sekrup
Cara membaca mikrometer sekrup
https://nurulapriyanii.files.wordpress.com/2010/12/images.jpg?w=252&h=200
Gambar Mikrometer Sekrup (Sumber gambar: ready1985.blogspot.com)
Mikrometer Sekrup digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda. Mikrometer sekrup mempunyai 2 skala , yaitu:  skala utama dan skala nonius (skala putar). Lihatlah gambar dibawah ini!
https://nurulapriyanii.files.wordpress.com/2010/12/images2.jpg?w=261&h=193
gambar 1 (sumber gambar: racheldigdo.blog.com)
Mikrometer sekrup memiliki ketelitian hingga 0,01 mm= 0,001 cm.
Cara membacanya (ketebalannya):
d= Skala Utama + Skala Nonius
ket:
skala nonius x 0,01 mm(karena memiliki ketelitian 0,01 mm)
d= Ketebalan benda (mm)
– Dalam membaca Skala utama lihatlah angka terakhir yang tidak ditutupi oleh pemutar. Misal angka terakhirnya 4 maka nilai skala utamanya 4 mm.
– Dalam membaca Skala nonius lihat angka yang ditunjuk oleh skala utama(yang berada pada tengah-tengah). satu garisnya bernilai 0,01 mm. dimana x-nya angka yang ditunjukknya. misal angka yang ditunjuknya 35 maka nilainya 35×0,01 mm.
contoh :
contoh 1
Lihat gambar dibawah ini!
https://nurulapriyanii.files.wordpress.com/2010/12/gb-mikrometer.jpg?w=300&h=227
gambar 2 (Sumber gambar:fisikamanbaureno.wordpress.com)
d= Skala utama+ Skala nonius
Skala utama= 3,5  mm
Skala nonius= 20 x 0,01=0,2 mm
d= 3,5 mm + 0,2 mm = 3,7 mm
contoh 2:
Lihat gambar dibawah ini!
https://nurulapriyanii.files.wordpress.com/2010/12/chel-m-sekrup-hit.png?w=300&h=189
Gambar 3 (sumber gambar: racheldigdo.blog.com)
d= Skala utama + Skala Nonius
Skala utama= 6,5 mm
Skala nonius= 9 x 0,01 =0,09 mm
d= 6,5 mm + 0,09 mm = 6,59 mm

Angka Penting, Pengoperasian & notasi ilmiah.

Dalam fisika sering dijumpai biangan yang sangat kecil atau sangat besar. Sebagai contoh misalkan massa elektron kira-kira 0,0000000000000000000000000000000911 kg tentunya untuk membaca itu kita akan merasa kesulitan menyebutkannya. Ada cara mudah untuk menuliskan bilangan tersebut yaitu dengan notasi ilmiah. Notasi ilmiah adalah cara menuliskan suatu bilangan balam bentuk sebagai berikut:
a,… x 10n
keterangan:
a = bilangan asli dari 1 sampai 9 (bilangan penting)
n = pangkat bilangan bulat (orde)
berdasarkan cara tersebut maka massa elektron dapat ditulis 9,11 x 10-31.
Selain dengan notasi ilmiah bisa juga kita menggunakan awalan untuk bilangan 10n. Misal, 109 biasa disebut dengan “giga” jadi bilangan 2 x 109 bisa juga ditulis 2 giga.
Angka Penting
Hasil pengukuran yang telah Anda lakukan dengan menggunakan alat ukur adalah nilai data hasil pengukuran. Nilai ini berupa angka-angka dan termasuk angka penting. Jadi, definisi dari angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran, termasuk angka terakhir yang ditaksir atau diragukan. Angka-angka penting ini terdiri atas angka-angka pasti dan satu angka taksiran yang sesuai dengan tingkat ketelitian alat ukur yang digunakan.
Semua angka-angka hasil pengukuran adalah bagian dari angka penting. Namun, tidak semua angka hasil pengukuran merupakan angka penting. Berikut ini merupakan aturan penulisan nilai dari hasil pengukuran.

a. Semua angka bukan nol merupakan angka penting. Jadi, 548 memiliki 3 angka penting dan 1,871 memiliki 4 angka penting.
b. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol termasuk angka penting. Jadi, 2,022 memiliki 4 angka penting.
c. Angka nol yang terletak di sebelah kanan tanda koma dan angka bukan nol termasuk angka penting.
d. Angka nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan nol, baik yang terletak di sebelah kiri maupun di sebelah kanan koma desimal, bukan angka penting.
Jadi, 0,63 memiliki 2 angka penting dan 0,008 memiliki 1 angka penting. Hal ini akan lebih mudah terlihat jika ditulis 63 × 10–2 dan 8 × 10–3. Dalam penulisan hasil pengukuran, ada kalanya terdapat angka yang digarisbawahi. Tanda garis bawah ini menunjukkan nilai yang diragukan. Angka yang digarisbawahi termasuk angka penting, tetapi angka setelah angka yang diragukan bukan angka penting. Jadi, 3541 memiliki 3 angka penting dan 501,35 memiliki 4 angka penting.
Operasi Angka Penting
Untuk menyelesaikan operasi bilangan yang melibatkan angka penting, diterapkan beberapa aturan yang sedikit berbeda dengan operasi bilangan biasanya. Sebelum membahasnya lebih lanjut, kita harus tahu prinsip pembulatan angka terlebih dahulu.
1) Pembulatan Angka
Pembulatan angka ini sering digunakan dalam materi-materi selanjutnya. Aturan dalam pembulatan angka penting adalah sebagai berikut.
a. Angka lebih dari 5 dibulatkan ke atas dan angka kurang dari 5 dihilangkan.
Contoh: 456,67 dibulatkan menjadi 456,7
456,64 dibulatkan menjadi 456,6
b. Apabila tepat angka 5, dibulatkan ke atas jika angka sebelumnya angka ganjil, dan dihilangkan jika angka sebelumnya angka genap.
Contoh: 456,65 dibulatkan menjadi 456,6
456,55 dibulatkan menjadi 456,6.
2) Penjumlahan dan Pengurangan Angka Penting
Operasi penjumlahan dan pengurangan angka penting mengikuti aturan:
Penulisan hasil operasi penjumlahan dan pengurangan mengikuti jumlah angka taksiran yang paling sedikit dan pembulatan dilakukan sekali saja.
3) Perkalian dan Pembagian Angka Penting
Operasi perkalian dan pembagian mengikuti aturan sebagai berikut.
Jumlah angka penting pada hasil akhir harus mengikuti jumlah angka penting yang paling sedikit.
Untuk perkalian dan pembagian angka penting dengan angka eksak, hasil akhir mengikuti jumlah angka penting tersebut.


ATURAN PERKALIAN DAN PEMBAGIAN DENGAN ANGKA PENTING :
Hasil akhir dari perkalian atau pembagian harus memiliki jumlah angka penting paling sedikit yang digunakan dalam perkalian atau pembagian tersebut…
Contoh perkalian :
Contoh 1 :
2,55     ada 3 AP
2,5 x   ada  2 AP.   Jadi hasilnya harus ditulis dalam 2 angka penting
Hasil perkalian awal adalah 6,375. Kita lihat ada 4 AP, hasil yang harus dilaporkan adalah harus ada 2 AP, jadi hasil ini harus dibulatkan menjadi 6,4 (2 AP)
Contoh 2:
33,564   ada 5 AP
1,23  x    ada 3 AP  Jadi hasilnya harus ditulis dalam 3 angka penting
Hasil perkalian awal adalah 41,28273. Kita lihat ada 7 AP, hasil yang harus dilaporkan cukup 3 AP saja, jadi hasil ini harus dibulatkan menjadi 41,3 (3 AP)
Contoh pembagian :
Contoh 1 :
1,0 : 3,0 = …. ?  (angka penting paling sedikit ada 2 AP)
Kalo anda pakai kalkulator maka hasilnya adalah 0,3333333333…
harus dibulatkan hingga hanya ada dua angka penting :
1,0 : 3,0 = 0,33 (dua angka  penting, yakni 3 dan 3)

Ketentuan penjumlahan dan pengurangan angka penting :
Dalam penjumlahan atau pengurangan, hasilnya tidak boleh lebih akurat dari angka yang paling tidak akurat/teliti. Banyak atau sedikitnya angka penting dalam hasil penjumlahan atau pengurangan gak ngaruh…
Contoh 1 :
3,7 – 0,57 = … ?  (nilai 3,7 paling tidak akurat/teliti daripada 0,57)
Kalau pakai kalkulator, hasilnya adalah 3,13. Hasil ini lebih akurat dari 3,7 karenanya harus dibulatkan menjadi : 3,1
3,7 – 0,57 = 3,1
Contoh 2 :
10,24 + 32,451 = …… ?  (10,24 paling tidak akurat/teliti daripada 32,451)
Kalau pakai kalkulator, hasilnya adalah 42,691. Hasil ini lebih akurat dari 10,24 karenanya harus dibulatkan menjadi : 42,69
10,24 + 32,451 = 42,69
Contoh 3 :
10,24 + 32,457 + 2,6 = …. ?  (2,6 paling tidak akurat dibanding nilai lainnya)
Kalau dijumlahkan maka hasilnya adalah 45,297. Hasil ini lebih akurat dari 2,6 karenanya harus dibulatkan menjadi : 45,3
10,24  +  32,457  + 2,6   =  45

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

momentum, impuls dan kekekalan momentum kelas x tkr semester 1

Pengertian  Momentum dan Impuls , Hukum Kekekalan, Energi, Tumbukan, Aplikasi Kehidupan, Rumus, Contoh Soal, Kunci Jawaban - Pernahkah ...