Cara mengkarakterisasi kristal tunggal
v Untuk karakterisasi Kristal tunggal
1.
Pencitraan
2D dan 3D OBIV (Optical beam induced voltage) merupakan tahapan penting untuk
meneliti sensor berbsis lapis tipis. Penggunaan alat ini biasanya menggunakan
LSM (Laser Scanning Microscopy) dengan teknologi tinggi. Cara kerja dari alat
ini adalah dengan merekam sinyal tanggapan dari sensor fotoresistor. Cahaya
yang jatuh pada fotoresistor dikonsentrasikan dengan dimensi yang lebih kecil
dibandingkan dengan dimensi lateral fotoresistor dan selanjutnya tanggapan
fotoresistor direkam sesuai dengan koordinat cahaya. OBIV ini hampr sama dengan
SEM. LSM dan SEM diperlukan dalam laboraturium intrumentasi untuk menganalisis
homgenitas sensor yagng terbuat dari lapis tipis. Dengan menggunakn laser yang
dapt diketahui bagain sensor yang aktif dan tidak aktif sesuai dengan
homogenitas resistansi local dari bahan superkonduktor.
Cara kerjanya:
a.
Laser mengenai sensor yang
dikarakterisasi pada posisi tertentu, suhu local dan sensor tersebaut langsung
naik yang mengakibatkan kenaikan resistant local dari sensor yang diuji.
Kenaikan nilai resistans akan mengakibatkan perubahan nilai tegangan keluaran
dari sensor (δV) yang direkam
sesuai dengan posisinya (x dan y).
b.
OBIV
ini tersusun melalui tiga tahapan penting, yaitu realisasi sistem optik, sistem
mekanis, dan system pengkondisian sinyal . Sistem optik dimaksudkan untuk
menghasilkan sumber cahaya yang mempunyai diameter pancaran kecil (< 1 mm).
Sistem optik ini dapat menggunakan sumber cahaya berupa LED (Light Emitting
Diode) yang dirangkaikan dengan lensa cembung. Sistem ini menghasilkan diameter
pancaran>500μm. Untuk mendapatkan diameter yang lebih kecil dan
terkonsentrasi, LED tersebut diganti oleh laser dioda sehingga menghasilkan
cahaya yang lebih focus dengan diameter ~350μm (Gambar 2a dan 2b)
c.
Sistem mekanis berfungsi untuk melakukan
pemindaian untuk pengambilan data. Sistem ini dilakukan dengan cara manual
sehingga mempunyai resolusi pemindaian sebesar 1000μm. Bagian terakhir adalah
pengkondisian sinyal yang berfungsi mencatu daya fotoresistor sehingga
menghasilkan keluaran berupa tegangan sesuai dengan tujuan pencitraan OBIV.
2.
HRTM
High Resolution
TEM (HRTEM) adalah alat untuk menembus bayangan bagaimana
secara langsung memproyeksikan dua
dimensi kristal. Tentu dengan catatan jika proyeksi dua dimensi memiliki indek
rendah sedingga atom dapat ditembus. Prinsip kerjanya Mempertimbangkan
ketipisan kristal dengan indeks rendah yang akan ditembus oleh
sinar elektron. Semua kisi disusun
paralel untuk memudahkan sinar elektron keluar dari
Gambar
3.
Gambar di bawah ini menunjukkan proyeksi
kisi yang tersusun oleh sudut
kristalseperti diperjelas oleh gambar
insert. Memerhatikan prosedur di atas sesungguhnya mengioperasikan HRTEM amat
mudah,
3.
XRD
Difraksi sinar-X
didasarkan pada interferensi konstruktif dari sinar-X monokromatik dan sampel
kristal.. Sinar-X dihasilkan oleh tabung sinar katoda,
disaring untuk menghasilkan radiasi monokromatik, ollimated untuk
berkonsentrasi, dan diarahkan ke sampel.nteraksi sinar insiden dengan
sampel menghasilkan interferensi konstruktif (dan sinar terdifraksi) ketika
kondisi memenuhi Hukum
Bragg (n λ = 2 d sin θ).. Hukum ini berkaitan dengan panjang gelombang
radiasi elektromagnetik untuk sudut difraksi kisi dan jarak dalam sampel kristal.
Ini difraksi sinar-X kemudian terdeteksi, diproses dan dihitung. Dengan
mengubah geometri dari sinar insiden, orientasi kristal berpusat dan detektor,
semua arah yang mungkin difraksi kisi harus dicapai.
X-ray difraktometer
terdiri dari tiga elemen dasar, sebuah tabung sinar-X, pemegang sampel, dan
sebuah detektor sinar-. Sinar-X dihasilkan
dalam tabung sinar katoda dengan memanaskan filamen untuk menghasilkan electron
mempercepat elektron menuju target dengan
menerapkan tegangan, dan dampak dari elektron dengan bahan target.
Ketika elektron
memiliki energi yang cukup untuk mengeluarkan elektron kulit dalam dari bahan
target, karakteristik spektrum sinar-X yang dihasilkan. Spektrum ini terdiri
dari beberapa komponen, yang paling umum dan β α K K. K α consists, in part, of K α 1 and
K α 2 . K α terdiri, di bagian, K α 1
dan α 2 K.. K α 1
memiliki panjang gelombang sedikit lebih pendek dan dua kali intensitas sebagai
K α 2.. Panjang gelombang
spesifik karakteristik dari bahan target. Filtering,
by foils or crystal monochrometers, is required to produce monochromatic X-rays
needed for diffraction. Penyaringan, dengan foil atau monochrometers
kristal, diperlukan untuk menghasilkan sinar-X monokromatik yang diperlukan
untuk difraksi. K α 1 and K α 2
are sufficiently close in wavelength such that a weighted average of the two is
used. K α 1 dan α 2 K yang cukup dekat dalam
panjang gelombang sehingga rata-rata tertimbang dari dua digunakan. Molybdenum is the most common target material for single-crystal
diffraction, with MoK α radiation = 0.7107 Å . Molibdenum
merupakan bahan target yang paling umum untuk difraksi kristal tunggal, dengan
Mok α = 0,7107 Å radiasi. These X-rays
are collimated and directed onto the sample. Sinar-X yang collimated dan
diarahkan ke sampel. Ketika geometri dari
peristiwa sinar-X menimpa sampel memenuhi persamaan Bragg, interferensi
konstruktif terjadi. Detektor Sebuah catatan dan proses ini sinyal X-ray dan
mengkonversi sinyal ke tingkat hitungan yang kemudian output ke perangkat
seperti printer atau monitor komputer.
Sinar-X juga dapat diproduksi menggunakan synchotron, yang memancarkan sinar
lebih kuat.
v Struktur
NaCl
Nacl memiliki struktur lewis
yaitu pemakaian electron secara bersamaan dalam suatu ikatan. Mengapa senyawa
NaCl selalu strukturnya tetap? Karena suatu electron untuk tidak akan berpindah
bila sifatnya sudah memenuhi sifat octet dan duplet. Na memiliki electron
valensi 11 (melepas 1 elektron) Cl memiliki 18 elektron valensi (menerima 1 elektron),
dan selanjutnya akan tarik-menarik. NaCl merupakan Ikatan elektrostatik antara
kation (ion positif) dan anion (ion negatif),seperti dalam natrium khlorida, NaCl, disebut dengan
ikatan ionik. Karena muatan elektrik total senyawa harus nol, muatan listrik
kation dan anion harus sama. Ada sumbangan parsial ikatan kovalen bahkan dalam senyawa
ionik, dan ion-ionnya tidak harus terikat satu sama lain melalui interaksi
elektrostatik saja.
v Ikatan
kimia dan orbital kaitannya dengan struktur.
Ikatan kimia,
ikatan kimia bisa terjadi karena penggunaan electron secara bersama-sama
sehingga atom tersebut tetap terkombinasi dalam kesenyawaan. Ikatan kimia itu
sendiri banyak macamnya. Teori orbital molekul (Bahasa
Inggris: Molecular orbital
tehory), disingkat MO, menggunakan kombinasi linear orbital-orbital
atom untuk
membentuk orbital-orbital molekul yang menrangkumi seluruh molekul. Semuanya
ini seringkali dibagi menjadi orbital ikat, orbital antiikat,
dan orbital bukan-ikatan. Orbital molekul hanyalah
sebuah orbital Schrödinger yang melibatkan beberapa inti atom. Jika orbital ini
merupakan tipe orbital yang elektron-elektronnya memiliki kebolehjadian lebih
tinggi berada di antara dua inti daripada di lokasi lainnya,
maka orbital ini adalah orbital ikat dan akan cenderung menjaga kedua inti
bersama. Jika elektron-elektron cenderung berada di orbital molekul yang berada
di lokasi lainnya, maka orbital ini adalah orbital antiikat dan
akan melemahkan ikatan. Elektron-elektron yang berada pada orbital bukan-ikatan
cenderung berada pada orbital yang paling dalam (hampir sama dengan orbital
atom),
dan diasosiasikan secara keseluruhan pada satu inti. Elektron-elektron ini
tidak menguatkan maupun melemahkan kekuatan ikatan.
Keterangan
Transfer Elektron dan Ikatan Ionik
- Ikatan ini terjadi ketika ada perbedaan tendensi yang sangat besar dari atom untuk melepas atau menangkap elektron
- Perbedaan terjadi antara logam yang reaktif (gol 1A) dan non logam (gol 7A dan 6A atas)
- Atom logam (IE rendah) kehilangan satu atau dua elektron valensi, sementara atom non logam (EA sangat negatif) menangkap elektron
- Terjadi transfer elektron antara logam dan non logam membentuk ion dengan konfigurasi gas mulia
Gaya
elektrostatik antar ion positif dan negatif membentuk susunan padatan ionik
dengan rumus kimia menunjukkan rasio kation terhadap anion (rumus empiris)
Keterangan
Sharing Elektron dan Ikatan Kovalen:
n Ikatan
ini terjadi manakala terjadi perbedaan kecil pada tendensi untuk melepas atau
menangkap elektron sehingga terjadi sharing elektron
n Tipe
ikatan ini umum terjadi antar atom non logam (logam juga bisa berikatan
kovalen)
n Tiap-tiap
atom non logam mempertahakan elektron masing-masing dan mencoba menarik
elektron atom lain
n Gaya
tarik masing-masing atom terhadap elektron valensi lawannya membuat kedua atom
berikatan
n Pasangan
elektron sharing (pakai bersama) dianggap terlokalisasi diantara kedua atom
n Ikatan
ini menghasilkan molekul-molekul yang terpisah dan merefleksikan rumus kimia
sebenarnya (rumus molekul)
Contoh
ikatan logam
Komentar
Posting Komentar