KESETABILAN INTI ATOM
KESTABILAN
INTI ATOM
Ø Inti
Atom
Atom
adalah satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan elektron
bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung campuran proton
yang bermuatan positif dan neutron yang bermuatan netral (terkecuali pada
Hidrogen-1 yang tidak memiliki neutron). Elektron-elektron pada sebuah atom
terikat pada inti atom oleh gaya elektromagnetik.
Partikel-partikel
pembentuk inti atom adalah proton (1P1) dan netron ( 0n1).
Kedua partikel pembentuk inti atom ini disebut juga nukleon. Sedangkan nuklida
adalah suatu inti atom yang ditandai dengan jumlah proton (p) dan neutron (n)
tertentu, dituliskan:
X
= lambang unsur
Z
= nomor atom = jumlah proton (= p)
A
= bilangan massa = jumlah proton dan neutron ( p + n)
Ø Energi
Ikat Inti
Kestebilan inti merupakan persoalan
energi. Energi yang terkait dengan masalah tersebut adalah energi pengikat
inti. Energi pengikat inti adalah energi yang dilepas saat nukleon bebas
membentuk inti. Energi pengikat inti dibagi jumlah jumlah nukleon disebut
energi pengikat rata-rata pernukleon. Energi pengikat dan energi pengikat inti
rata-rata pernukleon dapat menjelaskan kstabilan relatif nuklida. Nuklida
kurang stabil dapat meluruh menjadi nuklida lain, yang energi pengikat
rata-rata pernukleonnya lebih kecil. Di samping itu energi pengikat inti dan
energi pengikat rata-rata pernukleon dapat memperkirakan besarnya energi yang
terlibat dalam reaksi spontan inti (peluruhan), reaksi fisi, reaksi fusi, dan
reaksi penembakan inti.
Nuklida tidak stabil karena nuklida
tersebut mempunyai kelebihan energi di dalam intinya dibanding nuklida
stabilnya. Oleh karena energi sebanding dengan massa ( E = mc2 ),
maka kelebihan energi di dalam inti suatu nuklida dapat ditentukan dan ini
merupakan energi pengikat inti nuklida tersebut.
Massa sebuah inti
stabil selalu lebih kecil daripada massa gaungan nukleon-nukleon pembentuknya.
Selisih massa antara gabungan massa nukleon-nukleon pembentuk inti dengan massa inti stabilnya
disebut defek massa (mass defect).
Energi yang
diperlukan untuk memutuskan inti menjadi proton-proton dan neutron-neutron
pembentuknya disebut Enegi ikat inti (binding energy).
Energi ikat dan defek massa :
∆E = ∆mc2
Dengan 1
u=931MeV/c2
Sehingga jika E dan
m dinyatakan dalam MeV dan u, maka menjadi ∆E=∆m
x (931 MeV/u)
Energi ikat inti :
∆E = [Zmp + (A-Z)mn + m
|
Dengan:
∆E=energi ikat
inti atom (dalam MeV)
Z, A= nomor
atom dan nomor massa atom X
Mp=
massa proton(dalam u),
Mn=
massa neutron(dalam u),
Me= massa
electron(dalam u),
Ø Kestabilan
Inti Atom
Di alam ini ada inti-inti atom yang
stabil dan ada pula yang tidak stabil. Inti-inti atom yang tidak stabil adalah
inti atom yang dapat meluruh dengan sendirinya, dan inti yang mempunyai sifat
seperti ini disebut inti radioaktif. Kestabilan suatu inti pada dasarnya
ditentukan oleh perbandingan antara banyaknya netron (N) dengan banyaknya
proton (Z) yang terdapat dalam inti atom. Pada umumnya kalau N/Z = 1, maka
unsur tersebut stabil. Berdasarkan banyaknya jumlah N dan Z dalam suatu inti
atom, maka dapat digolongkan menjadi 4 kelompok, yaitu:
(1) Inti atom yang terdiri dari N genap
& Z genap,
(2) Inti atom yang terdiri dari N genap
& Z ganjil,
(3) inti atom yang terdiri dari N ganjil
& Z genap,
(4) Inti atom yang terdiri dari N ganjil
& Z ganjil.
Dari pengelompokan seperti tersebut di
atas, maka urutan banyaknya tipe nuklida berdasarkan jumlahnya adalah:
(1) Senap/genap sebanyak 157,
(2) Genap/ganjil sebanyak 53,
(3) Ganjil/genap sebanyak 51,
(4) Ganjil/ganjil sebanyak 5.
Komposisi
jumlah proton dan neutron di dalam inti atom sangat mempengaruhi kestabilan
inti atom tersebut. Inti atom dikatakan stabil bila komposisi jumlah proton dan
neutronnya sudah ”seimbang” serta tingkat energinya sudah berada pada keadaan
dasar. Jumlah proton dan neutron maupun tingkat energi dari inti-inti yang
stabil tidak akan mengalami perubahan selama tidak ada gangguan dari luar.
Sebaliknya, inti atom dikatakan tidak stabil bila komposisi jumlah proton dan
neutronnya “tidak seimbang” atau tingkat energinya tidak berada pada keadaan
dasar. Perlu dicatat bahwa komposisi proton dan neutron yang “seimbang” atau
“tidak seimbang” di atas tidak berarti mempunyai jumlah yang sama ataupun tidak
sama. Setiap inti atom mempunyai “kesetimbangan” yang berbeda.
Secara
umum, kestabilan inti-inti ringan terjadi bila jumlah protonnya sama dengan
jumlah neutronnya. Sedangkan kestabilan inti-inti berat terjadi bila jumlah
neutron maksimum 1,5 kali jumlah protonnya.
Inti-inti
atom yang tidak stabil, baik karena komposisi jumlah proton dan neutronnya yang
tidak seimbang ataupun karena tingkat energinya yang tidak berada pada keadaan
dasarnya, cenderung untuk berubah menjadi stabil. Bila ketidakstabilan inti
disebabkan karena komposisi jumlah proton dan neutronnya yang tidak seimbang,
maka inti tersebut akan berubah dengan memancarkan radiasi alpha (α) atau
radiasi beta (β). Kalau ketidakstabilannya disebabkan karena tingkat energinya
yang berada pada keadaan tereksitasi maka akan berubah dengan memancarkan
radiasi gamma. Proses perubahan atau transformasi inti atom yang tidak stabil
menjadi atom yang lebih stabil tersebut dinamakan peluruhan radioaktif.
Proses
peluruhan radioaktif seringkali harus melalui beberapa intermediate (antara)
sebelum menjadi inti atom yang stabil. Jadi seringkali suatu radionuklida tidak
berubah langsung menjadi nuklida yang stabil, melainkan mengalami beberapa
perubahan lebih dulu menjadi radionuklida yang lain sebelum akhirnya menjadi
nuklida yang stabil. Misalnya dari nuklida X yang tidak stabil berubah menjadi
nuklida Y yang juga masih tidak stabil kemudian berubah lagi menjadi nuklida Z
yang stabil. Peluruhan seperti ini dinamakan peluruhan berantai.
Berdasarkan hukum Coulomb inti atom akan
pecah karena adanya daya tolak menolak antara dua proton, akan tetapi
ternyata di dalam inti atom terdapat gaya lain yang dapat mengimbangi gaya
Coulomb yaitu gaya nuklir. Kekuatan gaya nuklir ini sangat ditentukan oleh
jumlah partikel nukleonik (proton dan neutron) di dalam inti atom. Oleh karena
itu, keseimbangan antara kekuatan gaya Coulomb dan gaya nuklir di dalam inti
atom tersebut sangat dipengaruhi oleh komposisi jumlah proton dan jumlah
neutronnya.
Posisi inti atom yang stabil sudah
dipetakan dengan sistem koordinat jumlah proton (sumbu-X) dan jumlah neutron
(sumbu-Y) didalam kurva kestabilan inti.
Titik-titik hitam pada kurva tersebut
menunjukkan koordinat (jumlah proton dan jumlah neutron) inti atom yang stabil.
Terlihat bahwa pada jumlah proton tertentu terdapat beberapa titik hitam dengan
jumlah neutron yang berbeda, berarti terdapat kemungkinan bahwa sebuah unsur
memiliki beberapa isotop yang stabil.
Bentuk grafik
gambar terutama ditentukan oleh 3 faktor:
1. Lengkungan yang hampir lurus, terbentuk karena nukleon–nukleon berinteraksi
hanya dengan tetangga–tetangga terdekatnya, artinya enegi ikat per nukleon tak tergantung
pada jumlah nukleon dalam ikat (nomor massa A).
2. Lengkungan yang berkurang tajam untuk inti ringan,
terbentuk karena inti ringan secara relatif memiliki nukleon–nukleon yang lebih
datar dan karena itu hanya memiliki tetangga–tetangga terdekat yang lebih sedikit
dari pada inti berat.
3. Lengkungan yang berkurang secara berangsur untuk inti berat adalah berhuungan dengan
gaya tolak menolak coulomb antara proton– proton, yang makin besar untuk jumlah
proton yang lebih banyak.
Jika kita memisah
suatu inti yang berat menjadi dua inti yang lebih ringan,
energi akan dibebaskan,
kerena energi ikat pernukleon lebih besar untuk dua inti yang lebih ringan
daripada untuk inti induk yang berat. Proses ini dikenal dengan reaksi fisi.
Kita juga dapat meggabungkan dua inti yang ringan menjadi
sebuah inti yang berat, proses ini disebut reaksi fusi.
Tabel
periodik merupakan suatu tabel yang mencantumkan semua kemungkinan posisi
nuklida baik yang stabil maupun yang tidak stabil. Nuklida-nuklida yang tidak
stabil disebut sebagai radionuklida.
Kurva kestabilan di atas dijabarkan
lebih rinci pada suatu tabel yang disebut sebagai tabel nuklida. Jenis-jenis
inti atom (nuklida), baik yang stabil maupun yang tidak stabil, dapat dilihat
pada tabel nuklida (nuclide chart). Inti atom yang stabil ditandai dengan warna
hitam sedangkan warna lain menunjukkan inti atom (nuklida) yang tidak stabil.
Sebagai contoh, terlihat pada tabel
nuklida disamping bahwa unsur besi (Fe) mempunyai tiga isotop yang stabil yaitu
Fe56, Fe57, dan Fe58 serta beberapa inti atom
atau isotop yang tidak stabil, yang sering disebut sebagai radioisotop atau
inti radioaktif. Demikian pula cara untuk mengidentifikasi kestabilan inti atom
pada unsur-unsur yang lain.
Ø Radioktivitas
Radioaktivitas
adalah kemampuan inti atom yang tak-stabil untuk memancarkan radiasi menjadi
inti yang stabil. Materi yang mengandung inti tak-stabil memancarkan radiasi,
disebut zat radioktif.
Berdasarkan sifat keradioktifannya,
nuklida dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Komentar
Posting Komentar