REAKTOR NUKLIR
Indonesia
adalah negara dengan sumber daya alam yang melimpah merupakan sesuatu yang
tidak perlu diragukan lagi. Jika selama ini Indonesia tidak dikenal sebagai
negara dengan tenaga nuklirnya, ternyata Indonesia berpotensi sebagai negara
adidaya dengan memanfaatkan nuklir sebagai energi alternatifnya. Dengan potensi
uranium yang dimiliki dan juga telah ada badan tenaga nuklir. Di Indonesia ada
3 BATAN yakni ada di Bandung, Serpong dan Jogjakarta. Beberapa waktu yang lalu
kami mahasiswa dari Universitass Negeri Malang jurusan Fisika yang sedang
menempuh mata kuliah Fisika Inti berkesempatan untuk datang dan melakukan
kuliah kerja lapangan Di BATAN Jogjakarta, disana terdapat berbagai macam alat
salah satunya adalah reaktor nuklir. Reaktor nuklir yang masih aktif di kota
jogja ini dinamai
Reaktor Kartini. Reaktor ini terbilang kecil dan tidak terlalu diketahui oleh
masyarakat, bahkan masyarakat sekitar tidak tahu keberadaan reaktor Kartini
tersebut. Reaktor ini terletak di sekitar pemukiman padat penduduk,yaitu daerah
Babarsari, Sleman, Jogja. Reaktor nuklir yang ada di Batan jogja
ini tidak terlalu berbahaya. Jiakpun terjadi ledakan maka ledakannya tidak
sampai radius 1 kilometer. Tamu
yang akan masuk harus lewat prosedur keamanan, masuk gedung harus menggunakan
jas yang disediakan dan alas kali membungkus sepatu untuk menghindari
menempelnya partikel radioaktif. Setelah keluar dari ruang reaktor, diukur
radiasi yang diterima tubuh dengan alat pengukur dengan melihat pocket
dosimeter. Saat itu juga bisa dilihat garis pada titik nol pada alat roentgen.
Selama ini
kita sering mendengar istilah reaktor nuklir, namun mungkin anda belum
mengetahui bagaimana cara kerja reaktor nuklir tersebut. Beginilah penjelasan
cara kerja Reaktor Nuklir: Reaktor nuklir memproduksi dan mengendalikan
pelepasan energi dari pemecahan atom beberapa unsur seperti uranium dan
plutonium. Dalam reaktor Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), energi
dilepaskan dari reaksi fisi (pemecahan) berantai atom bahan bakar dan panas
yang dihasilkan dipakai untuk memproduksi uap.
Uap inilah yang digunakan untuk
menggerakkan turbin untuk memproduksi listrik. Jenis pembangkit lainnya juga
menggunakan uap, namun PLTN tidak melakukan pembakaran bahan bakar fosil yang
bisa melepaskan emisi gas rumah kaca.
Disamping
sebagai senjata nuklir, manusia juga memanfaatkan energi nuklir untuk kesejahteraan umat manusia. Salah satu
pemanfaatan energi nuklir secara besar-besaran adalah dalam bentuk pembangkit listrik tenaga
nuklir (PLTN). Energi nuklir di sini digunakan untuk membangkitkan tenaga
listrik. Reaktor nuklir adalah tempat terjadinya reaksi inti berantai
terkendali, baik pembelahan inti (fisi) atau penggabungan inti (fusi). Fungsi
reaktor fisi dibedakan menjadi dua, yaitu reaktor penelitian dan reaktor daya.
Pada reaktor penelitian, yang diutamakan adalah pemanfaatan netron hasil
pembelahan untuk berbagai penelitian dan iradiasi serta produksi radioisotop.
Panas yang ditimbulkan dirancang sekecil mungkin sehingga panas tersebut dapat dibuang ke
lingkungan. Pengambilan panas pada reaktor penelitian dilakukan dengan sistem
pendingin,yang terdiri dari sistem pendingin primer dan sistem pendingin
sekunder. Panas yang berasal dari teras reaktor diangkut oleh air di sekitar
teras reaktor (sistem pendingin primer) dan dipompa oleh pompa primer menuju
alat penukar panas. Selanjutnya panas dibuang ke lingkungan melalui menara pendingin (alat penukar panas
pada sistem pendingin sekunder). Perlu
diketahui bahwa antara alat penukar panas, sistem pendingin primer atau
sekunder tidak terjadi kontak langsung.
Komponen
dari reaktor nuklir
Reaktor nuklir
pertama kali dibangun oleh Enrico Fermi
pada tahun 1942 di Universitas Chicago.
Hingga sat ini telah ada berbagai jenis
dan ukuran rekator nuklir, tetapi semua
reaktor atom tersebut memiliki lima komponen dasar yang sama, yaitu: elemen
bahan bakar, moderator netron, batang kendali, pendingin dan perisai beton.
1. Elemen Bahan
Bakar
Elemen
bahan bakar ini berbentuk batang-batang tipis dengan diameter kira-kira 1 cm. Dalam suatu reaktor daya besar, ada ribuan
elemen bahan bakar yang diletakkan saling berdekatan. Seluruh elemen bahan
bakar dan daerah sekitarnya dinamakan teras reaktor. Umumnya, bahan bakar reaktor adalah uranium-235.
oleh karena isotop ini hanya kira-kira 0,7% terdapat dalam uranium alam, maka
diperlukan proses khusus untuk memperkaya
(menaikkan prosentase) isotop ini. Kebanyakan reaktor atom komersial menggunakan
uranium-235 yang telah diperkaya sekitar 3%.
2. Moderator
Netron
Netron
yang mudah membelah inti adalah netron lambat yang memiliki energi sekitar 0,04 eV (atau leih kecil), sedangkan
netron-netron yang dilepaskan selama proses pembelahan inti (fisi) memiliki energi sekitar
2 MeV. Oleh karena itu , sebuah raktor atom harus memiliki materaial yang dapat mengurangi
kelajuan netron-netron yang energinya sangat besar sehingga netron-netron ini
dapat dengan mudah membelah inti. Material yang memperlambat kelajuan netron
dinamakan moderator. Moderator yang umum digunakan adalah air. Ketika netron
berenergi tinggi keluar keluar dari sebuah elemen bahan bakar, netron tersebut
memasuki air di sekitarnya dan bertumbukan dengan molekul-molekul air. Netron cepat akan kehilangan sebagian
enrginya selama menumbuk molekula air
(moderator) terutama dengan atom-atom hidrogen. Sebagai hasilnya netron
tersebut diperlambat.
3. Batang Kendali
Jika
keluaran daya dari sebuah reaktor
dikehendaki konstan, maka jumlah netron yang dihasilkan harus dikendalikan. Sebagaimana
diketahui, setiap terjadi proses fisi ada sekitar 2 sampai 3 netron baru
terbentuk yang selanjutnya menyebakan proses berantai. Jika netron yang dihasilkan selalu konstan dari waktu ke waktu (faktor multiplikasinya
bernilai 1), maka reaktor dikatakan berada pada kondisi kritis. Sebuah reaktor normal bekerja pada
kondisi kritis. Pada kondisi ini reaktor menghasilkan keluaran energi yang
stabil. Jika netron yang dihasilkan semakin
berkurang (multiplikasinya kurang dari 1), maka reaktor dikatakan berada pada
kondisi subkritis dan daya yang
dihasilkan semakin menurun. Sebaliknya jika setiap saat netron yang dihasilkan meningkat (multiplikasinya
lebih besar dari 1), reaktor dikatakan dalam keadaan superkritis. Selama
kondisi superkritis, energi yang dibebaskan oleh sebuah reaktor meningkat. Jika
kondisi ini tidak dikendalikan, meningkatnya energi dapat mengakibatkan
mencairkan sebagain atau seluruh teras reaktor, dan pelepasan bahan radioaktif
ke lingkungan sekitar. Jelas bahwa sebuah mekanisme kendali sangat diperlukan
untuk menjaga reaktor pada keadaan normal atau kondisi kritis. Kendali ini
dilakukan oleh sejumlah batang kendali yang dapat bergerak keluar-masuk teras
reaktor. Lihat gambar 12.1. Batang kendalli terbuat dari bahan-bahan penyerap
netron, seperti boron dan kadmium. Jika reaktor menjadi superkritis, batang
kendali secara otomatis bergerak masuk lebih dalam ke dalam teras reaktor untuk menyerap kelebihan
netron yang menyebabkan kondisi itu kembali ke kondisi kritis. Sebaliknya, jika
reaktor menjadi subkritis, batang kendali sebagian ditarik menjauhi teras
reaktor sehingga lebih sedikit netron yang diserap. Dengan demikian, lebih
banyak netron tersedia untuk reaksi fisi dan reaktor kembali ke kondisi kritis.
Untuk menghentikan operasi reaktor
(misal untuk perawatan), batang kendali
turun penuh sehingga seluruh netron diserap dan reaksi fisi berhenti.
4. Pendingin
Energi
yang dihasilkan oleh reaksi fisi
meningkatkan suhu reaktor. Suhu ini dipindahkan dari reaktor dengan menggunakan
bahan pendingin, misalnya air atau karbon dioksida. Bahan pendingin (air)
disirkulasikan melalui sistem pompa, sehingga air yang keluar dari bagian atas
teras reaktor digantikan air dingin yang masuk melalui bagin bawah teras
reaktor.
5. Perisai Beton
Inti-inti
atom hasil pembelahan dapat menghasilkan radiasi. Untuk menahan radiasi ini
(radiasi sinar gamma, netron dan yang lain), agar keamanan orang yang bekerja
di sekitar reaktor terjamin, maka umumnya reaktor dikungkungi oleh perisai
beton.
Berdasarkan
jenis pendinginnya, ada beberapa jenis reaktor. Dalam pembahasan ini akan
dibahas pembakit listrik tenaga nuklir yang menggunakan reaktor air bertekanan (Pressurized
Water Reactor = PWR). Dalam PWR, kalor yang dihasilkan dalam batang-batang
bahan bakar diangkut keluar dari teras reaktor oleh air yang terdapat di
sekitarnya (sistem pendingin primer). Air ini secara terus-menerus dipompakan
oleh pompa primer ke dalam reaktor melalui saluranpendingin reaktor (sistem
pendingin primer).
Untuk
mengangkut kalor sebesar mungkin, suhu
air dikondisikan mencapai 3000 C. Untuk menjaga air tidak mendidih (yang dapat
terjadi pada suhu 1000 C pada tekanan 1 atm), air diberi tekanan 160 atm. Air
panas diangkut melalui suatu alat penukar panas (heat exchanger), dan kalor dari
air panas dipindahkan ke air yang
mengalir di sekitar alat penukar panas (sistem pendingin sekunder).
Kalor yang dipindahkan ke sistem pendingin sekunder memproduksi uap yang
memutar turbin. Turbin dikopel dengan suatu generator listrik, tempat daya keluaran
listrik menuju konsumen melalui kawat transmisi tegangan tinggi. Setelah keluar
dari turbin, uap didinginkan kembali menjadi air oleh pengembun (condenser) dan
kemudian dikembalikan lagi ke alat penukar panas oleh pompa sekunder.
Reaktor Kartini berkekuatan 100
kilowatt termal, atau jika kekuatan listrik, hanya sepertiganya. Bahan bakar
yang diperlukan uranium zirconic hidrida (UZrH). Alat pengaman tahan panas
hingga 1.200 derajat. Pendinginnya menggunakan air yang sudah disterilkan. Dengan
sistem pendingin primer, panasnya tak pernah sampai 50 derajat Celsius. Tingkat
keamanannya sangat tinggi.
Tingkat
radiasi pekerja tak boleh lebih dari 50 milisievert per tahun.“Selama ini tidak
pernah terjadi pegawai yang terkena radiasi melebihi 50 milisievert,” kata
Elisabeth Supriyatni, Kepala Bidang Proteksi Radiasi Batan. Adapun bagi tamu
atau masyarakat tak lebih dari 10 milisievert. Tamu yang akan masuk harus lewat
prosedur keamanan, masuk gedung harus menggunakan jas yang disediakan dan alas
kali membungkus sepatu untuk menghindari menempelnya partikel
radioaktif.Setelah keluar dari ruang reaktor, diukur radiasi yang diterima
tubuh dengan alat pengukur dengan melihat pocket dosimeter. Saat itu juga bisa
dilihat garis pada titik nol pada alat roentgen.
Dibawah ini gambar
reaktor nuklir yang ada laboratorium di BATAN Jogja :
Komentar
Posting Komentar