1.2.e. Mulai dari diri - Modul 1.2
All sections
1818
Jawaban belum terbaca.3131
Jawaban.
Durasi : 1 JP
Moda : Pembelajaran Mandiri
Tujuan Pembelajaran
Khusus:
1.
1.
1.
1.
1. CGP dapat
mengidentifikasi nilai-nilai diri sendiri, yang selama ini melekat dalam
pribadinya.
2. CGP dapat menjelaskan
peran dirinya sebagai seorang Guru di dalam lingkungan sekolahnya masing-masing
Selamat datang Bapak/Ibu CGP di
Pembelajaran pertama dalam Modul 1.2 ini!
Pada kesempatan ini,
pembelajaran akan dimulai dengan membuat diagram trapesium usia dan menjawab
beberapa pertanyaan mengenai diri Bapak/Ibu. Agar mendapatkan manfaat yang
maksimal dari kegiatan ini, hal yang perlu diperhatikan ketika menjawab
pertanyaan nanti adalah kejujuran Bapak/Ibu dalam memberikan jawaban. Tidak ada
jawaban benar ataupun salah. Apa yang menjadi pertanyaan hanyalah upaya untuk
membantu menggali pengalaman serta nilai diri Bapak/Ibu sendiri. Silakan jawab
semua jangan sampai terlewat. Ambil waktu khusus agar dapat mengerjakannya
dengan tenang. Selamat Mengerjakan!
Trapesium usia
Kegiatan ini adalah
hasil kolaborasi Ifa Hanifah Misbach, M.A., Psikolog (Ketua Tim Pengembang
Jabar Masagi) dan Alm. Prof. Dr. H. Sutardjo A. Wiramihardja, Psikolog (Guru
Besar Emeritus Fakultas Psikologi Unpad) beberapa tahun yang lalu.
[sumber: Modul
pendidikan karakter Jabar Masagi]
Di sini Bapak/Ibu akan
membuat Diagram Trapesium Usia-nya sendiri dengan mengikuti
instruksi berikut:
1. Buatlah garis miring
naik ke atas (sisi kiri), tuliskan usia saat Bapak/Ibu menyelesaikan masa
sekolah pada ujung garis tersebut.
2. Lanjutkan dengan
membuat garis mendatar (tengah), yang menunjukkan usia kerja. Pada
salah satu titik di garis tersebut, tuliskan angka yang menunjukkan usia saat
ini.
3. Buatlah garis
miring menurun (sisi kanan) untuk menandakan masa pensiun.
4. Ingatlah dua
peristiwa penting pada masa sekolah; satu peristiwa bernuansa positif dan
satu lagi yang negatif yang terkait relasi Bapak/Ibu dengan guru pada rentang
usia PAUD sampai sekolah menengah (4-17 tahun).
5. Pada bagian garis
miring naik ke atas (sisi kiri), tulis angka yang menunjukkan pada usia
berapa kedua peristiwa tersebut terjadi (misalnya: umur 7 dan 12
tahun).
6. Hitunglah selisih dari
usia Bapak/Ibu sekarang dan usia pada saat kedua peristiwa tersebut
terjadi.
Tugas 1. Refleksi
Jika Bapak/Ibu sudah membuat
diagram trapesium usia ini, jawablah pertanyaan berikut:
1. Apa peristiwa
positif dan negatif yang saya tuliskan di sana?
2. Selain saya, siapa
lagi yang terlibat di dalam masing-masing peristiwa tersebut?
3. Dampak emosi apa saja yang saya rasakan
hingga sekarang? (silakan gunakan roda emosi Plutchik di Gambar 2 untuk
mengidentifikasi persisnya perasaan Bapak/Ibu di masa itu)
4. Mengapa momen yang
terjadi di masa sekolah masih dapat saya rasakan dan masih dapat memengaruhi
diri saya di masa sekarang?
5. Pelajaran hidup apa
yang saya peroleh dari kegiatan trapesium usia dan roda emosi, terkait
peran saya sebagai guru terhadap peserta didik saya?
6. Bagaimana saya
menuliskan nilai-nilai yang saya yakini sebagai seorang Guru, dalam 1 atau 2
kalimat menggunakan kata-kata: "guru", "murid",
"belajar", "makna", "peran"?
Tugas 2. Nilai dan
peran guru penggerak menurut saya
1. Apa nilai-nilai dalam
diri saya yang membantu saya menggerakkan murid, rekan guru, dan komunitas
sekolah saya?
2. Apa peran yang selama
ini saya mainkan dalam menggerakkan murid, rekan guru, dan komunitas sekolah
saya?
Silakan tuangkan hasil kegiatan mulai dari diri Anda dengan klik tombol
'Reply' di bawah.
TUGAS 1. REFLEKSI
1. Peristiwa Positif
Peristiwa positif yang saya alami
terjadi pada umur 17- 18 tahun saat saya akan lulus SMA dan berencana
melanjutkan ke perguruan tinggi. Disekolah saya yang berada di desa dan baru
lulusan ketiga tidak banyak yang berencana melanjutkan ke perguruan tinggi termasuk
di desa saya tidak banyak anak – anak yang berkeinginan melanjutkan ke
perguruan tinggi. Saat itu ada promosi dari bimbingan belajar primagama dengan
harga Rp 1.060.000,00 selama sebulan, mengapa saya sangat ingat, karena sayapun
berencana mengikuti bimbingan belajar tersebut. Ternyata orang tua saya yang
pekerjaannya hanya buruh tani kaget ketika saya minta kuliah dan berencana
mengikuti bimbingan belajar. Ibu saya setelah kaget tanpa berkata- kata
akhirnya mengeluarkan kata- katanya dengan hanya berucap “kalau kamu bisa masuk
kuliah lewat depan dan tidak perlu les, silahkan kuliah”. Hal itu menjadi
penyemangat yang luar biasa bagi saya, hanya berbekal buku kumpulan soal SBMPT
(Jalur tes nasional di tahun 2008) yang saya pelajari dan atas kebaikan guru
kimia saya, saya dibelikan buku langsung dari Bandung. Singkat cerita saya
lolos tes dan diterima di UM dan ternyata saat itu hanya dengan jarak berapa
hari harus sudah membayar uang kuliah sebesar Rp 5.600.000,00 setelah saya
berbicara dengan orang tua ternyata hanya memiliki uang sebesar Rp
2.000.000,00. Padahal semua padi yang ada dirumah sudah terjual. Akhirnya saya
berangkat dengan membawa uang tersebut, saya melobi dosen- dosen yang ada di UM
meskipun saya tidak mengenal siapa beliau, akhirnya diberikan waktu untuk
pelunasan. Setelah saya kuliah saya baru mengetahui bahwa beliau adalah wakil
rektor III. Setelah kuliah dari semester satu saya mendapatkan biaya siswa PPA
dan BBM, bahkan saya juga pernah mendapatkan beasiswa dari jurusan. Dengan beasiswa
tersebut orang tua saya tidak pernah membayar uang semester, dan dari beasiswa
tersebut bisa saya gunakan untuk membeli keperluan kuliah selama 4 tahun. Saya
merasa bangga termasuk orang tua saya juga karena saya orang pertama yang
kuliah dilingkungan saya. Setelah saya kuliah banyak anak- anak di desa saya
yang kuliah juga.
Peristiwa Negatif
Peritiwa negatif yang saya alami terjadi
pada saat saya SMP Kelas 1 di tahun 2002. Saya adalah murid yang baik dan tidak
pernah melakukan hal yang aneh –aneh selalu mengikuti peraturan sekolah dan
juga baik dalam hal akademik. Pada saat hari senin saya sudah menggunakan
atribut upacara bendera lengkap saya bertemu dengan teman dikamar mandi. Saya
sudah mengajak teman saya untuk upacara bendera, dan teman saya mengajak saya
untuk bersembunyi di kamar mandi, dan tidak tahu mengapa pada saat itu saya
mengikuti teman saya. Setelah bersembunyi tiba – tiba ada suara menggedor-
gedor pintu kamar mandi, setelah dibuka ternyata hari itu ada sidak dari
sekolah dan teman saya ketahuan membawa pil terlarang yang bernama destro.
Akhirnya saya dan teman saya dibawa ke ruang BP. Guru BP ditahun itu sangat
keras tidak seperti guru BK sekarang.
2. Baik pada peristiwa
positif maupun peristiwa negatif, orang-orang yang terlibat saat itu yaitu
tentunya orang tua saya, guru-guru saya, teman-teman saya, dan orang -orang di
sekitar saya. Mereka semua memotivasi saya untuk terus bertahan, pantang
menyerah, terus bekerja keras untuk mencapai apa yang dicita-citakan. Dan
mereka juga memberikan kenangan dalam masa- masa sekolah saya.
3. Pada peristiwa positif
saya merasa senang, bahagia dan bangga atas pencapaian saya saat itu. Saya
selalu merasa optimis dan yakin bahwa jika kita melakukan sesuatu dengan
sungguh-sungguh maka akan mendapatkan hasil yang kita inginkan. Saya percaya
bahwa tiada hasil yang mengkhianati proses. Saya bisa seperti saat ini karena
ada cinta dari orang-orang di sekitar saya yang menyayangi saya baik orangtua,
keluarga, guru bahkan teman-teman saya. Tanpa dukungan mereka tidak akan ada
saya yang seperti sekarang ini. Pada peristiwa negatif yang saya rasakan adalah
rasa sedih, kecewa, benci, takut. Namun itu dulu. Semua perasaan itu ternyata
memberikan saya banyak pelajaran dan justru malah membentuk saya menjadi
individu yang kuat dan guru yang betutur kata halus karena pernah merasakan
apabila dibentak guru.
4. Momen yang terjadi di
masa sekolah masih dapat saya rasakan dan masih dapat mempengaruhi diri saya di
masa sekarang karena peristiwa tersebut sangat berkesan dan peristiwa yang tak
akan terlupakan sampai sekarang masih tersimpan dalam ingatan. Pengalaman
positif dan negatif yang penah saya rasakan memberikan banyak pelajaran yang
dapat saya ambil ketika saya menjadi orang tua untuk terus mendukung anak –anak
saya seperti yang saya rasakan dulu. Dari peristiwa negarif yang saya alami
memberikan saya banyak kenangan, ketika sekolah terus lurus- lurus saja tidak
akan memberikan cerita atau kenangan yang bisa diceritakan ke anak dan juga
memori yang mengesankan dalam proses perjalanan hidup.
5. Kegiatan trapesium
usia dan roda emosi dapat memberikan banyak pelajaran hidup berharga bagi guru
dalam menjalankan perannya terhadap peserta didik. Dengan adanya trapesium usia
membantu guru memahami bahwa setiap peserta didik memiliki tahap perkembangan
emosi yang berbeda-beda. Hal ini penting untuk menyesuaikan pendekatan mengajar
dan pembelajaran dengan kebutuhan emosional mereka. Dengan trapesium usia
menunjukkan bahwa setiap peserta didik memiliki pengalaman hidup yang unik.
Guru perlu memahami latar belakang dan pengalaman mereka untuk membangun
hubungan yang kuat dan saling percaya. Selain itu dengan adanya trapesium usia
menunjukkan bahwa peserta didik tidak hanya berkembang secara intelektual,
tetapi juga secara emosional dan sosial. Guru perlu membantu mereka
mengembangkan semua aspek diri mereka.
Dengan adanya roda emosi membantu guru
mengenali berbagai macam emosi yang dialami peserta didik dan bagaimana
mengelolanya dengan tepat. Guru dapat membantu peserta didik untuk mengidentifikasi
emosinya, memahami penyebabnya, dan mengekspresikannya dengan cara yang sehat.
Roda emosi juga membantu guru memahami bahwa setiap peserta didik memiliki cara
yang berbeda dalam mengekspresikan emosinya. Guru perlu menunjukkan empati dan
kesabaran dalam membantu mereka mengelola emosinya. Selain itu roda emosi
membantu guru memahami bahwa kecerdasan emosional sangat penting untuk
kesuksesan dalam hidup. Guru dapat membantu peserta didik mengembangkan
keterampilan seperti kesadaran diri, regulasi emosi, empati, dan keterampilan
sosial.
6. Menjadi guru adalah
peran mulia dalam membimbing murid menemukan makna dalam pembelajaran dan
kehidupan.
TUGAS 2. Nilai dan peran guru penggerak
1. Nilai-Nilai Inti Guru
Penggerak:
·
Berpihak pada Murid dengan memahami kebutuhan dan potensi setiap murid,
menempatkan mereka di pusat proses pembelajaran, dan mengantarkan mereka menuju
kesuksesan.
·
Refleksi Diri: terus merefleksi kemampuan untuk introspeksi, belajar dari
pengalaman, dan terus mengembangkan diri sebagai pendidik yang efektif.
·
Kolaborasi dan bekerja sama dengan rekan guru, menjalin komunikasi terbuka,
dan berbagi ide untuk mencapai tujuan bersama.
·
Kepemimpinan: mampu untuk menginspirasi, memotivasi, dan mengarahkan orang
lain menuju visi yang jelas dan bermakna.
·
Inovasi: selalu mencoba pendekatan baru, memecahkan masalah secara kreatif,
dan mendorong perubahan positif dalam pendidikan.
2. Sebagai Guru
Penggerak, Anda memainkan peran penting dalam mentransformasi pembelajaran dan
membawa perubahan positif di sekolah, seperti:
1. Peran inspiratif
menginspirasi murid untuk menjadi
pembelajar yang aktif, mandiri, dan kreati dengan metode pembelajaran yang
menarik, dan juga mendorong murid untuk bertanya, mengeksplorasi, dan mencari
pengetahuan baru dengan penuh semangat, serta membangun karakter murid
dengan menanamkan nilai-nilai penting seperti integritas, kolaborasi, dan
kepedulian pada murid.
2. Peran kolaboratif
1.
o
Membangun komunitas pembelajar dengan berbagi sumber daya, ide, dan praktik
terbaik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
o
Bertukar pengetahuan dengan memfasilitasi sesi pelatihan, lokakarya, atau
diskusi profesional untuk rekan guru
o
Menjalin kemitraan strategis dengan bekerjasama dengan pihak-pihak
eksternal seperti orang tua, organisasi masyarakat, atau perguruan tinggi untuk
mendukung pembelajaran murid
2. Peran pemimpin
1. Pemimpin teladan
dengan komitmen yang tinggi terhadap profesionalisme dan etika guru
2. Memberdayakan orang
lain dengan memberikan kesempatan kepada murid dan rekan guru untuk mengambil
kepemimpinan dalam proyek, kegiatan, atau pengambilan keputusan
Komentar
Posting Komentar