1.4.b. Pendahuluan - Modul 1.4
Video
Pengantar Budaya Positif
https://www.youtube.com/watch?v=Od9s0FVYMmk
Selamat datang Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak
Sekarang
Anda berada pada modul ‘Budaya Positif’. Kami yakin Bapak/Ibu yang telah
bertahun-tahun mengajar, mendampingi murid-murid tumbuh dan berkembang,
menyadari bahwa budaya positif di sekolah sangatlah penting untuk mengembangkan
anak-anak yang memiliki karakter yang kuat, sesuai profil pelajar
Pancasila.
Kita
telah belajar bersama tentang filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara,
nilai-nilai peran guru penggerak dan visi guru penggerak. Dalam modul ini Bapak
dan Ibu akan memahami pentingnya membangun budaya positif di sekolah sesuai
dengan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara yaitu pendidikan yang berpihak
pada murid untuk membantu Bapak dan Ibu mencapai visi guru
penggerak. Bapak dan Ibu akan mempelajari bagaimana peran seorang
pemimpin pada sebuah institusi dalam menggerakkan dan memotivasi warga sekolah
agar memiliki, meyakini, dan menerapkan visi atau nilai-nilai kebajikan yang
disepakati, sehingga tercipta budaya positif yang berpihak pada murid.
Dalam
membangun budaya positif tersebut, kita akan meninjau lebih dalam tentang
strategi menumbuhkan lingkungan yang positif. Anda akan diajak melakukan
refleksi atas penerapan disiplin yang dilakukan selama ini di lingkungan Anda.
Bagaimanakah strategi Anda dalam praktik disiplin tersebut? Apakah selama
ini Anda sungguh-sungguh menjalankan disiplin, atau Anda melakukan sebuah
hukuman? Di mana kita menarik garis pembatas?
Modul
ini juga akan mengajak Anda untuk memikirkan kembali kebutuhan-kebutuhan dasar
yang sedang dibutuhkan seorang murid pada saat mereka berperilaku tidak pantas,
serta strategi apa yang perlu diterapkan yang berpihak pada murid. Selanjutnya
Anda akan mengeksplorasi suatu posisi dalam penerapan disiplin, yang dinamakan
‘Manajer’ serta bagaimana seorang ‘Manajer’ menjalankan pendekatan disiplin
yang dinamakan Restitusi. Di sini Anda akan mendalami bagaimana pendekatan
Restitusi fokus untuk mengembangkan motivasi intrinsik pada murid yang
selanjutnya dapat menumbuhkan murid-murid yang bertanggung jawab, mandiri, dan
merdeka.
Modul
1.4 ini pun selaras serta memiliki keterkaitan dengan Standar Nasional
Pendidikan khususnya di Standar Kompetensi Kelulusan, Standar Pengelolaan
Pendidikan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dan Standar Proses. Dalam
rangka menciptakan budaya positif, penerapan disiplin positif dipraktikkan
untuk menghasilkan murid-murid yang berkarakter, disiplin, santun, jujur,
peduli, dan bertanggung jawab. Dalam menjalankan tugasnya, seorang pemimpin
sekolah hendaknya berjiwa kepemimpinan serta dapat mengembangkan sekolah dengan
baik yaitu dengan menciptakan lingkungan yang positif sehingga terwujud suatu
budaya positif. Demikian juga dengan warga sekolahnya; setiap guru dan tenaga
kependidikan memiliki kompetensi standar minimal di mana mereka memiliki
kesamaan visi serta nilai-nilai kebajikan yang dituju, serta berupaya
mewujudkannya dalam pembelajaran yang aplikatif yang mengupayakan pemberdayaan
murid agar dapat menjadi pemelajar sepanjang hayat.
Pada
akhirnya modul ini diharapkan dapat menjadi suatu pembelajaran, tempat
berproses, wadah untuk berdiskusi, dan menumbuhkan semangat untuk menggali dan
mengembangkan potensi anak-anak Indonesia yang berkarakter kuat, mandiri, dan
merdeka. Teruslah menjadi penggerak bagi guru, murid, serta segenap tatanan
komponen sekolah untuk memajukan pendidikan di Indonesia.
Selamat
belajar!
Tim
Instruktur Modul 1.4.
Modul ini diharapkan berkontribusi untuk mencapai kompetensi lulusan
sebagai berikut:
o
Guru Penggerak memahami pentingnya mengetahui kebutuhan belajar dan
lingkungan yang memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat
meningkatkan kompetensinya secara aman dan nyaman.
o
Guru Penggerak mampu menggerakkan komunitas sekolah untuk bersama-sama
mengembangkan dan mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada murid dan berlandaskan
nilai-nilai kebajikan universal.
Secara umum, capaian modul ini adalah:
o
CGP mampu memahami konsep pendidikan menurut Ki Hajar
Dewantara dihubungkan dengan konsep budaya dan lingkungan positif
di sekolah yang berpihak pada murid.
o
CGP mampu melakukan evaluasi dan refleksi tentang praktik disiplin dalam
pendidikan Indonesia secara umum untuk mendapatkan pemahaman baru mengenai
konsep disiplin positif untuk menciptakan murid dengan profil pelajar
Pancasila.
o
CGP mampu memahami perannya sebagai guru untuk membangun budaya positif
dengan menerapkan konsep disiplin positif dalam berinteraksi dengan murid.
Setelah menyelesaikan modul ini, peserta diharapkan dapat menjadi guru
penggerak yang mampu:
o
Menjelaskan konsep budaya positif yang berdasarkan pada konsep perubahan
paradigma stimulus respons ke teori kontrol serta nilai-nilai kebajikan
universal yang dijabarkan penerapannya pada modul ini.
o
Menjelaskan konsep makna disiplin, keyakinan kelas, hukuman dan
penghargaan, 5 kebutuhan dasar manusia, Restitusi dengan 5 posisi kontrol guru
serta segitiga restitusi dan menerapkannya dalam ekosistem sekolah yang
aman, dan berpihak pada murid.
o
Menyusun strategi-strategi aksi nyata yang efektif dengan mewujudkan
kolaborasi beserta seluruh pemangku kepentingan sekolah agar tercipta budaya
positif yang dapat mengembangkan karakter murid.
o
Menganalisis secara reflektif dan kritis penerapan budaya positif di
sekolah dan mengembangkannya sesuai kebutuhan sosial dan murid.
o
Mulai dari Diri
o
CGP mengamati bagaimana sistem rancangan di sekolah masing-masing dapat
menciptakan lingkungan positif serta mendukung murid menjadi pribadi yang
bahagia, mandiri, dan bertanggung jawab, sesuai filosofi Ki Hadjar Dewantara.
Alur
Belajar MERDEKA
Eksplorasi Konsep
2.1 Disiplin Positif dan Nilai Kebajikan
Universal
CGP dapat menjelaskan makna ‘kontrol’ dari paparan
Teori Kontrol Dr. William Glasser serta miskonsepsi yang terjadi di kehidupan
sehari-hari, serta dapat menjelaskan perubahan paradigma stimulus respon kepada
teori kontrol. Berikutnya CGP dapat menjelaskan makna Disiplin Positif, dan
mengamati penerapannya di lingkungannya, serta kaitan Teori Kontrol. CGP juga
diharapkan dapat menjelaskan pentingnya memilih dan menentukan nilai-nilai
kebajikan yang akan diyakini dan disepakati seluruh warga sekolah, sehingga
kelak tercipta sebuah budaya positif.
2.2 Teori Motivasi, Hukuman dan
Penghargaan, Restitusi
CGP dapat menjelaskan konsep teori motivasi, hukuman
dan penghargaan, dan pendekatan restitusi. Selain itu, CGP dapat melakukan
pengamatan dan peninjauan atas praktik penerapan konsep-konsep tersebut di
lingkungannya sendiri.
2.3 Keyakinan Kelas
CGP dapat menganalisis pentingnya memiliki keyakinan
sekolah/kelas sebagai fondasi dan arah tujuan sebuah sekolah/kelas, yang akan
menjadi landasan dalam memecahkan konflik atau permasalahan di dalam sebuah
sekolah/kelas. CGP juga dapat menjelaskan proses pembentukan dari
peraturan-peraturan beralih ke keyakinan kelas.
2.4 Kebutuhan Dasar Manusia dan
Dunia Berkualitas
CGP dapat menjelaskan kebutuhan dasar yang menjadi
motif dari tindakan manusia baik murid maupun guru. Selain itu, CGP dapat
menganalisis dampak tidak terpenuhinya kebutuhan dasar terhadap pelanggaran
peraturan dan tindakan yang tidak sesuai dengan nilai kebajikan. Berikutnya CGP
dapat mengidentifikasi peran dan sekolah guru dalam upayanya menciptakan
lingkungan belajar dan pemenuhan kebutuhan anak yang beragam.
2.5 Restitusi: 5 Posisi
Kontrol
CGP dapat melakukan refleksi atas praktik disiplin
yang dijalankan selama ini dan dampaknya untuk murid-muridnya. Berikutnya CGP
dapat memahami dan menerapkan disiplin restitusi di posisi Manajer, minimal
pemantau agar dapat menghasilkan murid yang bertanggung jawab, mandiri dan
merdeka.
2. 6 Restitusi: Segitiga
Restitusi
CGP menjelaskan restitusi sebagai salah satu cara
menanamkan disiplin positif pada murid sebagai bagian dari budaya positif di
sekolah. Kemudian CGP dapat menerapkan restitusi dalam membimbing murid
berdisiplin positif agar menjadi murid merdeka. CGP juga diharapkan dapat
menganalisis dengan sikap reflektif dan kritis penerapan disiplin positif di
lingkungannya.
Ruang Kolaborasi
Dalam kelompok, CGP akan menganalisis kasus-kasus yang
tersedia dalam LMS berdasarkan konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif.
CGP akan mendiskusikan strategi-strategi agar konsep-konsep dalam
disiplin positif dapat menjadi standar tindak lanjut kasus pelanggaran disiplin
di sekolahnya. Mereka akan mempresentasikan hasil analisisnya secara sinkronus,
dan kelompok lain akan menanggapi.
Demonstrasi Kontekstual
CGP mampu melakukan praktik segitiga restitusi dengan
murid di sekolahnya.
Elaborasi Pemahaman
Setelah berdiskusi bersama instruktur, CGP
mendemonstrasikan pemahamannya secara lebih mendalam mengenai konsep-konsep
inti dalam modul Budaya Positif.
Koneksi Antar Materi
CGP membuat keterkaitan konsep budaya positif dengan
materi pada sebelumnya yaitu modul 1.1, 1.2 dan 1.3 sehingga dapat mulai
menyusun langkah dan strategi yang lebih efektif, konkret, dan realistis untuk
mewujudkan budaya positif di sekolah.
Aksi Nyata
CGP akan menyampaikan kepada para pemangku kepentingan
di sekolahnya mengenai perubahan paradigma dan penerapan strategi disiplin
positif di sekolah masing-masing agar dapat menciptakan budaya positif.
Diharapkan kegiatan ini akan membantu murid belajar dengan aman dan nyaman
sehingga dapat meraih keselamatan dan kebahagiaan, sebagaimana disampaikan oleh
Ki Hadjar Dewantara mengenai tujuan utama pendidikan.
Komentar
Posting Komentar