1.4.e. Mulai Dari diri - Modul 1.4 POINT 1
Durasi: 2 JP
Jenis Kegiatan: Refleksi mandiri
Tujuan Pembelajaran khusus:
·
o
§
§
§
Mengaktifkan pengetahuan awal apa yang telah dipelajari sebelumnya tentang
konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara dihubungkan dengan konsep lingkungan dan
budaya positif di sekolah.
§
Mengamati bagaimana sistem rancangan di sekolah masing-masing dapat menciptakan
lingkungan positif serta mendukung murid menjadi pribadi yang bahagia, mandiri,
dan bertanggung jawab, sesuai dengan filosofi Ki Hadjar Dewantara.
Gunakan navigasi diatas untuk ke halaman
berikutnya!
Pengantar
Bapak dan Ibu calon guru penggerak,
Setelah mempelajari modul 1.1, 1.2, dan
1.3, tentunya saat ini Anda sudah memahami bahwa sebagai seorang guru, Anda
diibaratkan sebagai seorang petani yang memiliki peranan penting untuk
menjadikan tanamannya tumbuh subur. Anda akan memastikan bahwa tanah
tempat tumbuhnya tanaman adalah tanah yang cocok untuk ditanami. Ki Hadjar
Dewantara menyatakan bahwa,
“…kita ambil contoh perbandingannya
dengan hidup tumbuh-tumbuhan seorang petani (dalam hakikatnya sama kewajibannya
dengan seorang pendidik) yang menanam padi misalnya, hanya dapat menuntun
tumbuhnya padi, ia dapat memperbaiki kondisi tanah, memelihara tanaman padi,
memberi pupuk dan air, membasmi ulat-ulat atau jamur-jamur yang mengganggu
hidup tanaman padi dan lain sebagainya.” (Lampiran 1. Dasar-Dasar Pendidikan.
Keluarga, Th. I No.1,2,3,4., Nov, Des 1936., Jan, Febr. 1937)
Dari uraian tersebut, kita dapat
memahami bahwa sekolah diibaratkan sebagai tanah tempat bercocok tanam sehingga
guru harus mengusahakan sekolah jadi lingkungan yang menyenangkan, menjaga, dan
melindungi murid dari hal-hal yang tidak baik. Dengan demikian, karakter
murid tumbuh dengan baik. Sebagai contoh, murid yang tadinya malas menjadi
semangat, bukan kebalikannya. Murid akan mampu menerima dan menyerap suatu
pembelajaran bila lingkungan di sekelilingnya terasa aman dan nyaman. Selama
seseorang merasakan tekanan-tekanan dari lingkungannya, maka proses
pembelajaran akan sulit terjadi.Dengan demikian, salah satu tanggung jawab
seorang guru adalah bagaimana menciptakan suatu lingkungan positif yang terdiri
dari warga sekolah yang saling mendukung, saling belajar, saling bekerja sama
sehingga tercipta kebiasaan-kebiasaan baik; dari kebiasaan-kebiasaan baik akan
tumbuh menjadi karakter-karakter baik warga sekolah, dan pada akhirnya
karakter-karakter dari kebiasaan-kebiasaan baik akan membentuk sebuah budaya
positif.
Cobalah amati lingkungan sekolah Anda
sendiri saat ini, bagaimana suasananya? Bagaimana murid-murid saling
berinteraksi, bagaimana guru saling bertegur sapa, bagaimana guru menyapa
murid, bagaimana guru menyelesaikan suatu permasalahan atau konflik antar
murid? Suasana atau budaya yang berkembang di sekolah Anda saat ini, secara
tidak langsung menjadi cermin dari tujuan mulia atau nilai-nilai yang sekolah
atau institusi Anda anut dan yakini selama ini. Untuk itulah menciptakan
lingkungan positif agar terbentuk suatu budaya positif adalah suatu proses
perjalanan pendidikan yang harus kita jalani, karena ini merupakan tanggung
jawab kita sebagai seorang pendidik, sebagai seorang pemimpin pembelajaran.
Suatu lingkungan yang aman dan nyaman akan memberikan murid kesempatan dan
kebebasan untuk berproses, belajar, membuat kesalahan, belajar lagi, sehingga
mampu menerima dan menyerap suatu pembelajaran. Perlu diingat, selama seseorang
merasakan tekanan-tekanan dari lingkungannya, maka proses pembelajaran akan
sulit terjadi. Dan salah satu tanggung jawab kita sebagai pendidik adalah
menghilangkan atau ‘mencabut’ gangguan-gangguan yang menghalangi proses
pengembangan potensi murid.
Komentar
Posting Komentar